"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Setiap manusia itu sudah ada takdir untuk memiliki pasangan. Lagi pula, kamu masih bocah dan memang belum waktunya untuk memikirkan tentang pasangan, sih." Nabila menatap bocah itu sesekali, sambil sibuk membersihkan luka.
"Aku sudah bukan bocah lagi, aku ini berusia tujuh tahun. Jadi, jangan panggil aku bocah," katanya ketus.
Nabila mengerutkan kening, untuk bocah seusianya, sepertinya anak itu sudah dewasa soal berbicara.
"Sudah selesai, 'kan? Kalau begtitu aku harus kembali sebelum Kak Hanum tahu, terima kasih banyak atas bantuannya." Bocah itu kembali memakai jaketnya dan hendak keluar dari mobil.
"Tunggu dulu." Nabila menahan lengan bocah itu yang sudah membuka mobil dan bersiap hendak keluar.
"Kenapa?" tanyanya mulai kesal.
"Em ... apa kamu salah satu anak panti? Atau kamu adik dari wanita itu, maksudku Kak Hanum itu." Nabila benar-benar kepo.
"Semenjak ayah dan ibuku memilih merantau, aku sudah resmi menjadi anak panti karena mereka meninggalkanku di panti," jawabnya. Membuat kedua mata Nabila sontak terbuka lebar.
"Bagaimana bisa mereka tidak mengajakmu?"
"Orang bilang aku ini hanyalah anak haram hasil perselingkuhan. Jadi, tidak ada yang mengakui keberadaanku selain Kak Hanum." Bocah itu langsung pergi tanpa berbicara apa pun lagi.
Nabila terpaku. Ia tidak mampu lagi berbicara apa pun ketika mendengar ucapan bocah itu. Dalam hati ada getaran rasa sakit ketika membayangkan betapa sakit hatinya bocah itu. Pantas saja ia terlihat dewasa, itu karena keadaanlah yang memaksanya.
Air mata Nabila hampir saja luruh ketika dirinya ikut merasakan sakit. Walaupun bersikap cuek dan biasa saja, tetapi Nabila yakin kalau bocah itu sedang menutupi luka yang teramat dalam.
Setelah mengusap wajah dan memastikan tidak ada air mata yang mengalir, Nabila berniat hendak turun, tetapi gerakannya terhenti ketika mendengar bunyi ponsel. Gadis itu mendengkus ketika melihat nama Bisulan tertera di layar.
"Nabila! Lu di mana, astaga!"
Bentakan Sultan begitu melengking hingga membuat Nabila terpaksa menjauhkan ponselnya sebelum gendang telinganya pecah.
"Gue di mobil," sahut Nabila malas.
"Ya Tuhan. Bisakah lu jangan seperti maling. Pergi gitu aja."
"Habisnya lu sangat sibuk dengan wanita cantik itu. Jadi, mendingan tidur di mobil daripada gue ngerasain cemburu dan itu tidak baik untuk kesehatan mental gue," kata Nabila santai.
"Bodoh! Seharusnya lu bantuin bukannya malah tidur. Emang lu kagak seperti Hanum ...."
"Ya. Gue emang enggak kayak wanita idaman lu itu, Sul." Nabila membalas cepat. Sementara Sultan terbungkam beberapa saat karena ia merasa tersentil mendengar ucapan Nabila. Ia merasa tidak enak hati sendiri.
"Ma-maksud gue—"
"Udahlah, Sul. Gue emang cuma bikin repot aja. Kalau gitu, gue mau pulang pakai taksi aja. Lagian, semua udah kelar 'kan?"
"Jangan naik taksi. Lu bawa mobil gue dan ikut di belakang minibus."
"Lalu lu gimana, Sul? Lu mau jalan kaki?"
"Ogah! Tentu saja tidak, Bodoh! Gue bakal ikut minibus ini untuk menemani Hanum. Jadi, lu langsung ikut biar gue enggak perlu nunggu jemputan lagi," terang Sultan.
"Oh begitu. Baiklah." Nabila langsung mematikan panggilan tersebut.
Ia menaruh ponsel dengan kasar dan mengembuskan napas panjang. Hatinya sakit, tetapi ia berusaha meyakinkan hatinya agar tetap tenang.
Setelah melihat minibus itu mulai berjalan perlahan, Nabila pun dengan gegas berpindah ke kursi sopir dan melajukan mobil tersebut. Nabila terus mengikut di belakang sesuai dengan perintah Sultan. Ia berusaha untuk fokus menyetir meskipun hatinya terus saja gelisah karena merasa cemburu.
"Awas aja, gue bakal bikin lu jatuh cinta sama gue, Sul. Kalau emang lu kagak bisa dan terus-terusan milih wanita itu, ya gue kagak bakal menyerah. Hahaha." Nabila tertawa sumbang. "Yaelah, gue murahan amat ya, kayak kagak ada laki-laki lain aja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
nurcahaya
salut bil sama kamu yg smngat 45, slma masih bisa dan yakin maka teruskan.
jika sdah lelah dan mnyerah mending lambaikan tangan aja ntar ya bil🤣🤣🤣🤣.
wes pkok mundur alon2
2023-02-27
1
Marlina Ryn
kasihan banget si kamu nabila mencintai tanpa dicintai,,sunggu sakit banget...
tapi kamu wanita yg kuat semoga aja kebahagiaan menantimu dan semoga aja si sultan menyesal dengan sikapnya dan setelah nabila menyerah disitu baru sultan merasa kehilangan
2023-02-27
1
titissusilo
lek q yo wegah Nabila,kliatan murahan emang sih...drpd sakit hati mnding cari yg lain smbil nguji sebrp peka nya si bisulan...
2023-02-27
1