Bab 17

Lucian dew 17

Malam itu Dew, Lucian, dan Luca tidur bersama di atas ranjang milik Lucian yang super besar.

Luca berada di tengah - tengah di antara Dew dan Lucian. Dew mengangkat selimut tebal itu ke tubuh mereka bertiga.

"Apakah kalian dulu bertengkar lalu berpisah?" tanya Luca ketika mereka berada di atas ranjang.

Dew menoleh ke arah Lucian seakan mengatakan bahwa dirinya tak bisa menjawab pertanyaan itu.

"Daddy tahu kau pasti akan mengerti apa pun yang terjadi pada kami di masa lalu. Dan Daddy ingin kita tak membahas hal ini, Boy. Kau tak keberatan dengan hal ini, kan?" sahut Lucian.

Luca menoleh ke arah Lucian dan mencium hidungnya lalu tersenyum.

"I love you, Daddy. Jangan tinggalkan kami apa pun yang terjadi," ucap Luca yang benar benar menyentuh perasaan Lucian.

Lucian kemudian memeluk Luca dan menciumi wajahnya.

"Tentu saja tidak. Daddy akan selalu bersamamu," sahut Lucian.

"Dan Mommy juga." Luca mengoreksi ucapan Lucian.

"Ya, dan Mommy juga," jawab Lucian tersenyum.

"Mommy, kemarilah, kita saling berpelukan," kata Luca menarik tangan sang Mommy agar memeluk dirinya dan Lucian.

Dew tak bisa menolak keinginan Luca dan hanya mengikuti perintah meskipun kini tangannya menyetuh kulit pinggang Lucian yang membuatnya sedikit meremang.

Tangan Lucian pun memegang pinggangnya. Hanya saja itu masih lumayan karena pinggangnya tertutup piyama tidur.

"Mommy tak menyanyi lagu pengantar tidur?" tanya Luca.

"Bukankah kau bilang tadi sudah besar dan tak butuh Mommy?" tanya Dew balik dan membuat Luca tertawa kecil.

"Aku hanya inign Daddy tahu kalau suara Mommy sangat merdu," sahut Luca.

"Benarkah? Kalau begitu menyanyilah, aku juga butuh ketenangan dari suara merdumu, Honey," jawab Lucian dan sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Dew.

"Come on, Mom. Please ..." Luca memohon.

"Oke, sekarang tutup mata kalian dan hanya dengarkan saja lagunya," kata Dew.

"Oke," sahut Luca dan menutup mata Lucian dengan tangannya.

Lalu Dew pun mulai menyanyi salah satu lagu yang biasa dia nyanyikan pada Luca sewaktu tidur.

It started out as a feeling

(Semua ini bermula dari perasaan.)

Which then grew into a hope

(Yang kemudian tumbuh menjadi harapan)

Which then turned into a quiet thought

(Yang lalu berubah menjadi pikiran tak terucap)

Which then turned into a quiet word

(Yang lalu berubah menjadi kata kata tak terucap)

And then that word grew louder and louder

(Dan lalu kata kata itu semakin keras)

Till was a battle cry

(Hingga menjadi tangisan)

I'll come back

(Aku akan kembali)

When you call me

(Saat kau memanggilku)

No need to say goodbye

(Tak perlu ucapkan selamat tinggal)

Just because everything's changing

(Hanya karena segalanya berubah)

Doesn't mean it's never been this way before

(Tak berarti semuanya tak pernah begini sebelumnya)

Kemudian Dew menghentikan nyanyiannya dan tak ingin melanjutkannya karena sebenarnya itu adalah lagu sedih tentang perpisahan.

Dew melihat ke arah Luca yang tampak sudah tertidur di dalam pelukan Lucian. Lucian melihat ke arah Dew.

"Mengapa tak kau teruskan?" tanya Lucian berbisik.

"Aku salah menyanyikan lagu. Seharusnya aku menyanyikan lagu yang sedikit gembira," jawab Dew pelan dan memiringkan kepalanya hingga akhirnya menghadap ke arah Lucian.

"Sorry," ucap Lucian lirih.

"Ini bukan salahmu," jawab Dew yang kemudian terdiam kembali.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Lucian.

"Apakah kau punya anak lain selain Luca? Karena aku takut kau juga menghamili wanita lain selain aku," ucap Dew.

"Oh my ... Aku tak semurahan itu, Honey," sahut Lucian.

"Lalu mengapa aku bisa hamil dan kau mengeluarkannya sembarangan?" tanya Dew pelan.

Lucian otomatis menutup telinga Luca karena takut ucapan Dew terdengar oleh putranya.

"Bisakah kita membahas ini di luar saja dan tak didekat Luca?" sahut Lucian berbisik.

"Tidak, tak perlu kau jelaskan. Kau hanya cukup tahu, bahwa kau adalah ayah Luca dan kau tak boleh meninggalkannya apa pun yang terjadi termasuk jika ada wanita yang mengaku sedang hamil anakmu," jawab Dew dan mulai menutup matanya.

"Aku memang playboy tapi aku tak sembarangan melakukan hal itu dengan banyak wanita," bisik Lucian.

Dew kembali membuka matanya.

"Termasuk dengan Nancy?" tanya Dew memandang tajam Lucian.

"Kami baru sebentar berpacaran dan kami belum melakukan hal itu," jawab Lucian menjelaskan.

"Akan kupegang kata- katamu, Tuan Playboy," sahut Dew.

"Bagaimana jika kau pegang yang lain saja?" tanya Lucian yang membuat mata Dew terbelalak karena ia tahu maksud dari kata - kata Lucian yang pastinya mengandung unsur mesum di dalamnya.

Terpopuler

Comments

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

2024-04-23

0

fitriani

fitriani

hadeh sa ae si lucian ngarep bgt dew mau pegang tongkat saktinya😂😂😂😂🤭🤭🤭🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2024-03-12

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabsr

2024-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!