Teror

Prang...

Erza melempar gelas ke arah Markus, hampir saja gelas itu mengenai wajah Markus. Beruntung gelas yang di lempar Erza mendarat ke dinding di samping Markus.

"Anj*nng... ! Brengsek! Siapa orang yang berani menantangku? Apa dia tidak tau siapa itu Erza Brandon?" Malam ini Erza tiada hentinya mengumpat, dia telah mengalami banyak kerugian. Padahal dia butuh waktu satu bulan untuk bisa menculik para korban.

Sebagai seorang anak buah, Markus hanya bisa memilih diam, dia membiarkan sang bos meluapkan emosinya.

Kemudian datang salah satu anak buah Erza, dia masuk ke dalam markas sambil berlari. "Bos, kami sudah menemukan Amar, tangannya terluka cukup parah."

"Dimana dia?" tanya Erza kepada anak buahnya itu.

"Dia sedang diobati di markas dua."

...****************...

Erza dan Markus mendapatkan sebuah kejutan malam ini, begitu dia membaca sebuah tulisan di punggung Amar. Padahal hanya satu kata tapi membuat mereka semua tercengang.

...MARVIN...

Marvin hanya menuliskan namanya di punggung Amar.

"Siapa yang menulis nama itu di punggung kamu?" tanya Erza dengan nada tinggi pada Amar.

"Aku juga tidak tau, bos. Wajahnya ditutup masker, aku gak bisa mengingat wajahnya." Amar mengatakannya sambil meringis memegang tangannya yang sudah di perban.

"Marvin?" Erza membaca kembali tulisan di punggung Amar, "Padahal aksi pembunuhan itu hanya kita yang tau, tapi kenapa seolah-olah dia tau kita pernah membunuh anak itu? Mengapa orang itu harus menulis Marvin?"

"Apa mungkin sebenarnya Marvin masih hidup? Apa mungkin orang yang mengacaukan bisnis kita itu Marvin?" Amar mencoba menebak.

Markus nampak mematung, berbagai pertanyaan muncul di benaknya. Benarkah Marvin masih hidup? Karena selama ini dia gagal menemukan mayat Marvin. Jika Marvin masih hidup tapi kenapa dia baru muncul sekarang?

Erza menatap Markus dengan tajam, seakan sedang menginterogasinya. "Markus, 18 tahun yang lalu kamu yakin sudah membunuh Marvin?"

Markus menelan ludah, tamat sudah riwayatnya jika sampai ketahuan kalau anak yang dulu dia bakar itu bukanlah mayat Marvin. Dia terpaksa berbohong, "Tentu saja, aku yakin. Aku yang membunuhnya dengan tanganku sendiri."

"Lalu mengapa pria misterius itu memberikan peringatan pada kita dengan menulis nama Marvin?" Erza sama sekali tidak mengerti dengan maksud tulisan di punggung Amar itu.

"Mungkin saja ada informasi yang bocor di gang kita, dia hanya ingin meneror kita saja. Bagaimana mungkin mayat yang sudah aku bakar bisa hidup kembali hahaha..." Markus pura-pura tertawa.

Erza nampak kebingungan, dia memegang kepalanya yang pening. "Arrrggghhh... hari ini aku benar-benar kesal, aku pasti akan menemukan pria misterius itu, akan aku bunuh dan cabik-cabik badannya menjadi sepuluh bagian."

Semua orang yang ada disana memilih diam jika Erza sudah marah, pria itu sangat mengerikan.

"Markus, kau harus cari tau siapa orang itu? Bawa dia hidup-hidup kehadapanku, biar aku yang membunuhnya sendiri." titah Erza kepada Markus.

Markus menganggukkan kepala, "Baik, bos."

...****************...

"Apa? Pria misterius itu menulis nama Marvin di punggung anak buah kamu?" Sonya sangat terkejut saat mendengar kabar buruk dari Erza, lewat sebuah panggilan telepon.

"Iya, aku juga gak paham maksudnya apa? Mengapa seolah-olah dia tau kita sudah membunuh Marvin?" Erza berkata sambil menciumi wanita panggilan yang sudah bisa sedikit meredakan emosinya, dengan melepaskan semua hasratnya sampai puas.

Lalu wanita itu menggoda Erza dengan memainkan senjatanya, dan memasukannya ke dalam mulut wanita itu.

"Mmhh... " Erza menahan sekuat tenaga agar dia tidak mend-esah takut Sonya mendengarnya.

"Kamu kenapa?"

"Ah tidak, aku hanya lagi kesal saja. Pria itu membuat aku rugi besar." Erza berkata begitu sambil menekan kepala wanita yang sedang asik mengu-lum lolipop. "Kira-kira kapan kamu ingin aku melenyapkan suami kamu itu?"

"Sebentar lagi, setelah Nadine menikah, si tua bangka akan menyerahkan semua hartanya atas nama Nadine."

Sonya mendengar suara langkah suaminya, dia harus segera mematikan telepon. "Sudah dulu ya sayang, si tua bangka sudah datang. Love you."

"Love you too mmhh..."

Klik!

Setelah mematikan telepon Erza langsung menggempur wanita yang sudah dia sewa itu.

Sementara di kediaman Tuan Rama, Sonya pura-pura tersenyum manis menatap suaminya yang baru masuk ke dalam kamar.

Tuan Rama terlihat sedikit muram, mungkin karena seminggu lagi Nadine akan menikah dengan Damar, sebagai seorang ayah dia pasti sangat mengkhawatirkan putri tercintanya.

"Nadine belum pulang?" tanya Tuan Rama kepada istrinya.

"Belum, Mas. Biarin aja, dia kan lagi bersama Damar. Jadi dong ya nanti setelah Nadine menikah semua aset Mas Rama diserahkan pada putri kesayangan kita?"

"Tentu saja, Nadine satu-satunya putriku."

Sonya sudah tak sabar menantikannya dimana semua harta itu menjadi milik Nadine, setelah Tuan Rama mati baru lah dia akan menyuruh Erza untuk membunuh Nadine. Hingga akhirnya dia lah satu-satunya pemilik Leon Grup. Membayangkannya saja membuat dia seakan sedang menari-nari di udara.

Namun ada satu hal yang membuatnya tidak tenang, mengapa tiba-tiba nama Marvin muncul kembali setelah kedelapan belas tahun kematiannya. Siapa sebenarnya pria yang mencoba meneror mereka?

...****************...

Markus merasa kesal karena begitu dia pulang ke rumah, dia melihat istrinya masih terbaring di atas kasur.

"Aline, kamu gak masak?" bentaknya, padahal dia sangat lapar sekali.

"Ba-badan aku sakit, Mas." lirih Aline. Tubuhnya terasa panas, dia masih menggigil.

Badan wanita itu nampak kurus kering, bahkan di tubuhnya banyak luka lebam.

Markus sangat kesal, dia menendang kursi kayu dihadapannya.

Brakk...

Membuat Aline terkejut.

"Manja sekali kamu heuh. Istri tak berguna." Markus memaksa Aline untuk bangun, "Cepat bangun! Kamu harus masak untukku!"

"Tapi mas, badan aku..."

Aline tak diberikan kesempatan untuk bicara, karena Markus mendorong Aline sampai dia terjatuh ke lantai. "Akkhh..." Aline meringis kesakitan.

Aline terpaksa berdiri, dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan pria biadab itu. Dia berjalan sempoyongan sambil berpegangan ke dinding menuju dapur.

Kemudian Aline memasak sambil menangis, entah sampai kapan penderitaannya akan berakhir. Dia hanya berharap sebelum dia meninggal, dia di berikan kesempatan untuk memeluk Nadine dan mengatakan nak, aku ibumu, sekali saja.

Di dalam kamar, Markus memegang kepalanya sambil berpikir, dia takut pria misterius yang meneror gang The Bloods itu Marvin, bagaimana kalau ternyata Marvin masih hidup?

"Aku harus memastikan sendiri siapa pria misterius itu? Jika ternyata Marvin masih hidup, aku akan membunuhnya, kali ini aku gak akan gagal. Aku pasti akan menghabisinya. Berani sekali dia menantangku." Markus mengepalkan tangannya.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto

Imam Sutoto

mantap gan lanjutkan

2024-03-01

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

kasian skli nasibmu aline

2024-02-22

0

Lisa Halik

Lisa Halik

nadine kapan di tau bukannya anak rama,theo nadine itu anak kamu sama aline

2024-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Diusir
2 Hidup Miskin
3 Mendapatkan Hinaan
4 Ibu Dibunuh
5 Seperti Bukan Ibu Kandung
6 Tak Ada Pertolongan
7 Merayakan Kemenangan
8 Flashback Marvin
9 Ganti Identitas
10 Menaklukkan Musuh
11 Nadine Leonardo
12 Tolong Aku!
13 About Miss A
14 A Dangerous Man
15 Pria Misterius Tampan
16 Adam Alvarez?
17 Dewa Penolong
18 Kita Bertemu Lagi
19 Teror
20 Masuk Perangkap
21 Keberadaan Nadine
22 Bingkisan Untuk Ayah
23 Menghancurkan Rencana
24 Gara-gara Kecoa
25 Perasaan Aneh
26 Tamu Terhormat Mempesona
27 Berikan Putrimu Padaku!
28 Tersiksa
29 Menanti Kabar
30 Olahraga Malam
31 Jangan!
32 Merenggutnya
33 Tubuhmu Tidak Menarik
34 Siapa Miss A?
35 Akan Melenyapkan Kelemahan Itu
36 Sang Mangsa Datang Sendiri
37 Pembalasan Untuk Markus
38 Ingin Memakanmu
39 Dimana Markus?
40 Taruhan
41 Sampai Pagi
42 Mata-mata
43 Kecurigaan Belum Pasti
44 Bertahanlah
45 Pertarungan Menyelamatkan Miss A
46 Perasaan Apa Ini?
47 Pria Berhati Dingin
48 Pertemuan Mengharukan
49 Akan Melepaskannya
50 Mengirim Markus Ke Neraka
51 Mencari Latar Belakang Markus
52 Berkencan Dalam Satu Hari
53 Mirip Seseorang
54 Pergi
55 Siapa Dirimu
56 Bertarung Pedang
57 Bertemu Aline
58 Diambang Kehancuran
59 Hacker Handal
60 Penembakan
61 Target Utama
62 Mengikuti Permainan Sang Mafia
63 Dicurigai Polisi
64 Pahlawan Misterius
65 Musuh Dalam Selimut
66 Pilihan Sulit
67 Kecurigaan Sang SPY
68 Kenyataan Tentang Nadine
69 Malam Indah
70 Kejutan Di Pagi Hari
71 Bukan Dalam Daftar Misi
72 Kenyataan Menyakitkan
73 Tamparan Keras
74 Bukan Lawan Yang Mudah
75 Membunuhnya Sampai Mati
76 Menyelamatkan Anak-anak
77 Semakin Hancur
78 Tidak Bisa Melarikan Diri
79 Pertempuran Sengit
80 Bom
81 Mencengkam
82 Akhir Peperangan
83 Pergi Tanpa Pamit
84 Pertemuan Terakhir
85 Ending
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Diusir
2
Hidup Miskin
3
Mendapatkan Hinaan
4
Ibu Dibunuh
5
Seperti Bukan Ibu Kandung
6
Tak Ada Pertolongan
7
Merayakan Kemenangan
8
Flashback Marvin
9
Ganti Identitas
10
Menaklukkan Musuh
11
Nadine Leonardo
12
Tolong Aku!
13
About Miss A
14
A Dangerous Man
15
Pria Misterius Tampan
16
Adam Alvarez?
17
Dewa Penolong
18
Kita Bertemu Lagi
19
Teror
20
Masuk Perangkap
21
Keberadaan Nadine
22
Bingkisan Untuk Ayah
23
Menghancurkan Rencana
24
Gara-gara Kecoa
25
Perasaan Aneh
26
Tamu Terhormat Mempesona
27
Berikan Putrimu Padaku!
28
Tersiksa
29
Menanti Kabar
30
Olahraga Malam
31
Jangan!
32
Merenggutnya
33
Tubuhmu Tidak Menarik
34
Siapa Miss A?
35
Akan Melenyapkan Kelemahan Itu
36
Sang Mangsa Datang Sendiri
37
Pembalasan Untuk Markus
38
Ingin Memakanmu
39
Dimana Markus?
40
Taruhan
41
Sampai Pagi
42
Mata-mata
43
Kecurigaan Belum Pasti
44
Bertahanlah
45
Pertarungan Menyelamatkan Miss A
46
Perasaan Apa Ini?
47
Pria Berhati Dingin
48
Pertemuan Mengharukan
49
Akan Melepaskannya
50
Mengirim Markus Ke Neraka
51
Mencari Latar Belakang Markus
52
Berkencan Dalam Satu Hari
53
Mirip Seseorang
54
Pergi
55
Siapa Dirimu
56
Bertarung Pedang
57
Bertemu Aline
58
Diambang Kehancuran
59
Hacker Handal
60
Penembakan
61
Target Utama
62
Mengikuti Permainan Sang Mafia
63
Dicurigai Polisi
64
Pahlawan Misterius
65
Musuh Dalam Selimut
66
Pilihan Sulit
67
Kecurigaan Sang SPY
68
Kenyataan Tentang Nadine
69
Malam Indah
70
Kejutan Di Pagi Hari
71
Bukan Dalam Daftar Misi
72
Kenyataan Menyakitkan
73
Tamparan Keras
74
Bukan Lawan Yang Mudah
75
Membunuhnya Sampai Mati
76
Menyelamatkan Anak-anak
77
Semakin Hancur
78
Tidak Bisa Melarikan Diri
79
Pertempuran Sengit
80
Bom
81
Mencengkam
82
Akhir Peperangan
83
Pergi Tanpa Pamit
84
Pertemuan Terakhir
85
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!