"Drrrt,,, drrrt,,!"
Ponsel Ana bergetar, perlahan digerakkan tubuhnya yang terasa remuk redam itu, kakinya tak sanggup berjalan karena sakit yang teramat diarea wanitanya, digeser tubuhnya perlahan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas.
" Hallo,,,!"
" Kamu dimana An,,,? Apa kamu baik baik saja? Kita semua panik menunggumu dari semalam gak pulang, tiap kami hubungi tak kamu jawab?" Suaranya bergetar penuh kecemasan.
" Aku baik baik saja mbak Lulu, kalian gak usah cemas, oh ya, tolong urus laundry ya, selama ku gak ada, aku sedang ada urusan mungkin besok baru bisa pulang, bang Dede sama bang Didi baik baik aja, kan mbk Lulu?"
Ana menggigit bibir bawahnya menahan isak tangisnya.
"Duo bulus itu baik baik saja An,, mereka sedang bekerja sekarang, mbak Mira juga sudah bekerja, kalau ada apa apa kabari kami ya, An,,,?"
"Iya mbak,,, Assalamualaikum,,,,?"
" Wa'alaikum salam!"
" Akh,, sakit,,,!"
Ana mencoba turun dari tempat tidur, namun sakit diarea wanitanya tak dapat ditahannya, ia meringis menahan sakitnya, hampir saja ia terjatuh namun Rey menangkapnya.
" Kamu mau kemana? Biar aku bantu, jangan sungkan padaku, ini semua salahku, biar aku membantumu, Ana,,, maafkan aku untuk deritamu ini!" Tuturnya tulus.
"Aku mau ke kamar mandi, tapi terasa sakit saat kuberdiri dan berjalan," ucapnya lirih.
Rey pun membopong tubuh Ana ke kamar mandi, dan mendudukkannya di dalam bathup, dan mengisi airnya, diberi aroma terapi yang menenangkan, setelah itu ia keluar dari kamar mandi.
Lima belas menit kemudian ia masuk lagi membawa handuk dan baju ganti untuk Ana,
Walaupun kini matanya dimanjakan dengan pemandangan yang indah, namun ditepiskannya, dibantunya Ana mandi dan berpakaian. Mulanya keduanya merasa malu namun gimana lagi keadaan yang membuatnya seperti itu.
Kini mereka sudah berada dimeja makan, tertata rapi beberapa makanan yang dipesan Rey.
" Makanlah, kamu pasti lapar!"
Mengambilkan nasi dan lauk dipiring Ana, dan mengambilkan segelas jus jeruk ditaruh dekat makanannya.
" Maaf,, aku tidak lapar,,,anda makan saja!" Biar kutemani!"Ucapnya lirih.
"Drrrt,,, drrrttt,,,!"
Bunyi getar ponsel Rey. Berdiri menjauh dari Ana.
" Hallo,,,!"
" Abang,,, kamu dimana? Sebentar lagi ada rapat penting dengan investor dari Cina, kenapa nggak ke kantor tadi, Papa nyariin Abang,,, dihubungi dari tadi gak bisa bisa!"
" Saat rapat nanti sambungkan lewat laptop, ku masih dihotel, nggak keburu ke kantor!"
" Ok,,, Abang!" Jawab Andre dan mengakhiri tlpnya.
"Ana makanlah, kumohon jangan siksa dirimu lagi, kalau mau menghukumku jangan seperti ini, kamu boleh memukul, menghina bahkan memenjarakan ku, tapi kumohon jangan siksa dirimu sendiri!" Rey memegang tangan ana.
Ana menarik tangan nya dari genggaman Rey, dan mulai makan dan meminum jusnya, lalu beranjak dari duduknya ke tempat tidur dengan tertatih tatih. Rey segera membopongnya dan merebahkan ditempat tidur.
" Istirahatlah!" Aku ada rapat, kalau butuh sesuatu panggil saja, Ok!" Seraya tersenyum dan mengecup kening Ana.
" Maaf,, kalo aku lancang,, tapi mulai sekarang aku akan menjagamu, mengejar cintamu, walaupun mustahil, entah kamu mau atau tidak, ini sudah tekat dan niatku, memperjuangkanmu dan cintamu!"
Ana hanya membelalakkan matanya tak percaya.
" Mulai semalam kamu adalah wanitaku, suka atau tidak, itu sudah keputusanku, walau aku harus berebut dengan Andre untuk mendapatkan hatimu!"
"Maaf,,, An,,,jika aku terlalu egois,, kuhanya ingin mempertanggung jawabkan perbuatanku, dan kutak ingin memberi sakit yang lebih untuk adikku! "bisik hati reyfangga.
"Dasar pria brengsek,,, sampai kapan pun ku nggak akan mencintaimu! "bisik hati Ana.
Setelah Ana memejamkan matanya, Reyfangga berjalan ke arah sofa membuka laptop dan mengikuti rapat.
Senja telah berlalu dan malam mulai menyelimuti hari, sebuah Lamborgini merah memasuki halaman parkir hotel termewah di kota itu, seorang pria muda nan tampan memasuki lift menuju lantai atas, sesampainya dilantai atas ia mengetuk kamar VVIP tempat Rey bermalam.
"Tookk,, tookk,, tookk,,,!"
Perlahan Rey membuka pintu kamarnya, pria itu langsung masuk tanpa permisi menuju tempat tidur, namun ia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Seorang wanita yang begitu ia kenal sedang tertidur pulas di tempat tidur, dengan selimut menutupi tubuhnya, sesaat ia terpaku dan mematung ditempat, tak percaya dengan apa yang dilihatnya iapun menepuk pipinya sendiri, meyakinkan bahwa itu adalah nyata.
Kakinya terasa lemah menopang tubuhnya, dengan langkah gontai didekatinya wanita itu
dan duduk di tepi ranjang.
"Ana,,!" tuturnya lirih.
Hatinya terasa tercabik cabik melihat pemandangan di depannya, terlihat jelas dileher wanita itu bekas kissmark, tangannya mengepal, matanya memerah, darahnya menjadi panas dan ia menggeram seperti singa kelaparan, dengan cepat ia berjalan kearah Rey yang duduk disofa.
" Bugh,,, bugh,,,, bugh,,," bertubi tubi Andre memukuli Rey meluapkan semua perasaannya saat ini, hingga Rey tak berdaya karena ia tak membalas Andre.
Darah mengalir dibibir dan hidung Rey, namun Andre tak berhenti seperti orang kesetanan dia ingin menghabisi abangnya itu.
" Apa yang kau lakukan, *******?" Teriaknya masih memukul Rey.
" Bunuh Abang jika itu membuat lebih baik, Abang ikhlas, ini memang salah Abang!"
"Cihh,, aku tak sudi punya Abang sepertimu!" Dasar brengsek,,,!"
Mendengar ada keributan dan barang pecah Ana terbangun dan terkejut melihat perkelahian dua orang itu.
" Mas Andre,,!"
Kemudian matanya tertuju pada Rey yang sudah babak belur tak memberikan perlawanan saat Andre menghajarnya.
"Cukup,,,! Hentikan,,!" Suaranya lantang dan berlari melerai mereka, walau selangkanya masih terasa sakit.
" Cukup mas,,, cukup,, ia kakakmu sendiri,,,jangan kotori tanganmu dengan darah mas, apa lagi darah saudaramu, hiks,, hiks,,, hiks,,,!" Ana menahan tangan Andre dan menangis.
Melihat airmata itu Andre pun luluh, dan seakan tersadar ia pun menjatuhkan dirinya ke lantai dan menjambak rambutnya sendiri, air matanya pun mengalir melihat Abang nya yang bersimbah darah.
" Maafkan Andre bang?"
Kemudian bangun dan memapah tubuh Rey ke tempat tidur dan memanggil dokter ke hotel.
Ana pun duduk ditepi ranjang membersihkan darah Rey menggunakan handuk kecil yang sudah dibasahi air, buliran bening itu tetap mengalir tanpa disuruhnya.
" Ana,, kenapa bisa jadi begini,, An?"
Andre bertanya lirih menatap sendu wanita yang dicintainya itu.
Ana mengusap buliran bening itu dan mencoba menguatkan hatinya, memandang pria yang dicintainya.
" Maafkan aku mas,,, apapun yang telah terjadi adalah cobaan yang kuasa untuk ku.
Setegar apa aku bisa melewati cobaan ini.
Jangan menyalahkan kakakmu , karena kita berdua telah dijebak seseorang, hingga hal memalukan itu terjadi.
"Kumohon jangan bicarakan ini lagi, tolong jangan buka luka hati ini, aku terlalu rapuh saat ini. Biarkan waktu yang mengobati luka hatiku!"
" Mas,,, boleh aku meminta sesuatu padamu?"
" Katakan An,, apa pun yang kamu minta akan kukabulkan!"
" Bisa tidak mulai dari sekarang jangan pernah temui aku lagi, anggap kita tidak pernah saling kenal, anggap kita asing , ku bukan Ana yang dulu mas, sekarang aku orang yang baru!"Menatap penuh harap.
" Maaf An,,, kalo untuk itu ku nggak bisa, kita jalani aja yang ada, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, kau virgin atau tidak, kau tetap Ana ku, bagaimanapun dirimu kubisa menerima semua kelebihan dan kekuranganmu, kebaikan dan keburukanmu,
tapi tolong,, jangan jauhkan ku darimu!"Titik bening keluar dari kelopak mata Andre.
" An,,, kau tau benar aku mencintaimu, lukamu lukaku, sedihmu sedihku, sakitmu sakitku, bahagiamu bahagiaku, hancurmu juga hancurku, karena hatiku milikmu dan hatimu milikku, tak kan ada yang memisah kita, hanya karena satu kesalahan yang tak disengaja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
🎀ᵀᵗᵇ'ˢ 80'™
mintalah yg lain, tp jgn minta aku melupakanmu..😢😢
2021-08-23
9
🍁⒋ⷨ͢⚤ℓιℓу🌸M⃟3💋Ꮶ͢ᮉ᳟
yg tabah ana,,
2021-01-26
0
●͜͡Kᵝ⃟ᴸ.●͜͡ᴋᴀͭᴅᷢɪʀ✍
semangat thor
2020-09-17
0