Ana terkulai lemah, kakinya tak dapat menopang tubuhnya lagi hingga iapun ambruk jatuh dalam posisi bersandar di dinding lift, nafasnya mulai sesak dan matanya pun nampak kabur lalu gelap dan ia tak sadarkan diri.
Melihat gadis itu pingsan pria ini mencoba menyadarkannya, diambil dan dibukanya tas ana mencari sesuatu, ternyata ada parfum, dibuka dan diletakkan parfum itu di hidung ana biar dia sadar, namun ia tak sadar juga, diraihnya ponsel ana karena ponselnya lowbat, lalu menekan nomor dan terhubung.
"Hallo,,,aku terjebak di lift, selesaikan dalam 5 menit!"
"Baik, tuan muda."
Dimasukkan lagi ponsel itu ke dalam tas, ia mencoba memberi nafas buatan dan bersamaan gadis itu membuka matanya, mereka beradu pandang dalam posisi bibir mereka bertemu, keduanya sama sama terkejut dan membelalakkan mata mereka, refleks ana mendorong tubuh pria itu hingga jatuh di sampingnya, ia pun berdiri dan menendang kaki pria itu.
" Brengsek, dasar mesum!" Makinya sambil mengelap bibirnya.
Pria itu berdiri dan mendekatkan tubuhnya, ana melangkah mundur sambil menutup bibirnya, hingga tak ada jarak diantara mereka, karena tubuhnya kini sudah bersandar didinding dan dalam Kungkungan pria itu, matanya tajam menatap gadis di depannya itu, sedang ana membuang mukanya menatap kesamping, dicengkeramnya dagu gadis itu dengan kuat, mengarahkan ke wajahnya hingga tatapan mereka beradu.
" Kamu bilang apa?" Nadanya menggeram marah, masih posisi yang sama.
" Kenapa? Kamu marah? Kenyataannya memang kamu brengsek dan mesum, mau mengelak lagi!" Ucapnya sinis.
Mata pria itu sudah memerah menahan marah, baru pertama kali ia dihina dan parahnya oleh seorang gadis yang lemah lagi.
Ia pun tersenyum licik.
" Baiklah sayang,,, karena aku mesum gimana kalo kita bersenang senang dulu, aku sudah tak tahan dengan tubuhmu yang menggoda ini!" Bisiknya di telinga ana, begitu dekat hingga ia bisa merasakan hangat nafas pria ini.
" A,,apa maksudmu!" Tubuh ana mulai bergetar, dadanya berdetak cepat, jantungnya terasa mau copot mendengar ucapan pria di depannya itu, sekuat tenaga ia berusaha lepas dari kungkungannya namun sia sia.
Dengan cepat pria itu mencium bibirnya dengan kasar dan merapatkan tubuh mereka ke dinding lift, ana berontak namun pria itu semakin memperdalam ciumannya, dipukul pukulnya lengan yang mencengkeram dagunya namun nihil, tak bisa terlepas, iapun menggigit bibir pria itu sampai berdarah, hingga ciuman itu terlepas, pria itu mengusap bibirnya kasar dengan punggung tangannya.
" Plaaakkk!"
Ana menampar pipi pria itu sambil berlinang air mata, tepat lift terbuka, iapun berlari keluar lift dengan menangis, tanpa sadar ia menabrak seseorang di depan lift.
"Ana?"
Andre membantu ana karena terjatuh saat mereka bertabrakan tadi.
"Kamu kenapa nangis? Apa kamu baik baik saja? Apa kamu sakit?" Tanyanya beruntun khawatir dengan keadaan gadis yang dicintainya itu.
Perlahan diusapnya airmata yang membasahi pipi ana, lalu membawa keruang kerjanya, tanpa mereka sadari ada pasang mata yang menyaksikan adegan itu.
"Ayo masuk!" Andre membuka pintu ruangan itu.
Sesaat Ana kagum dengan ruang kerja Andre,
" Ruang kerjamu bagus banget mas,,,." Tuturnya seraya tersenyum menatap Andre.
Andre pun membalas senyuman nya.
"Ayo duduk, dan jelaskan padaku apa yang terjadi!"
Andre mendudukkan Ana disofa lalu duduk disampingnya sambil menatap gadis itu.
Ana mulai menceritakan semuanya, buliran bening pun jatuh membasahi pipinya, tangan Andre mengepal menahan amarahnya.
" Kamu tau siapa pria itu, An?"
" Tidak mas, aku tidak tau baru pertama kali aku bertemu dengannya, dan kuharap ini yang terakhir juga aku bertemu dengannya!"
Ucapnya lirih dan menghapus air matanya.
"Aku benci dia mas karena mengambil ciuman pertamaku, yang seharusnya kuberikan padamu!" Bisik hati ana.
"An,,, andai kau tau, aku benar benar cemburu dan marah An, beraninya dia menyentuhmu, ingin kubunuh saja orang itu!" Bisik hati Andre.
Andre bangkit dari duduknya menuju meja kerjanya dan mengambil berkas berkas perjanjian kontrak kerja, lalu menelpon sekretarisnya menyuruh membawa dua porsi makan siang ke ruang kerjanya. Lalu melangkah ke sofa dan duduk disebelah Ana.
" Gimana An,, kamu mau bekerja sama dengan kami, ini kontrak kerjanya, kamu pelajari aja dulu!" Terus menatap wajah ana tanpa berkedip, seakan enggan untuk jauh dari gadis yang dicintainya itu.
Ana pun membaca perjanjian kontrak itu.
" Mas,, ini maksudnya apa, jika salah satu mengakhiri kontrak kerja akan kena denda 500 juta sebagai kompensasi, Ana mengernyitkan dahinya menatap ke Andre.
" Oh,, itu hanya kebijakan saja, kan gak mungkin juga kamu lepas kontrak sebelum waktunya, inikan ladang rejekimu juga, kalau pihak hotel yang memutuskan kontrak denganmu sebelum waktunya, kan kamu yang untung juga, jika mereka gak puas dengan layananmu, betul tidak!" Andre tersenyum penuh arti.
" Selamanya kamu akan terikat denganku, ana! Tak akan kubiarkan kau jauh dariku," bisik hati Andre.
"Bener juga ya mas, baiklah aku setuju dengan kontrak ini!" Senyuman tipis muncul dibibirnya.
Sekretaris Andre ( Lisa) datang membawa makan siang, masuk setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk, menaruh makan siang dimeja depan sofa, sekilas ia melirik ke arah Ana.
" Gadis kampung,,, berani beraninya kamu dekat dekat dengan pak Andre!" Menatap sinis kearah ana.
" Saya permisi dulu, pak!"
Kemudian mengangguk memberi hormat dan keluar dari ruangan itu.
" Ayo An,, makan siang dulu, ntar loe sakit gimana, siapa yang akan urus loundry!" mengambilkan makanan dipiring dan diberikan ke Ana.
" Aku gak lapar mas,, aku lagi malas makan!" Ucapnya manja.
" Mau aku suapi,,, atau makan sendiri?" Andre mengedipkan sebelah matanya menggoda Ana.
"Mas Andre genit ah,,, iya,,, iya,,, aku makan!" Bibirnya monyong ke depan.
Akhirnya mereka pun makan berdua, terkadang Ana menggoda Andre dengan nyuapi Andre namun saat ia membuka mulut malah dimakan Ana sendiri. Andre jengkel dan mencubit pipi bakpao Ana, mereka tertawa bersama.
Setelah selesai makan siang, Ana menandatangani kontrak, lalu pamit mau pulang, tapi pintu diketuk dan seorang pria masuk.
" Kau?""
Mereka berdua kompak teriak bersama,
"Kalian saling kenal?" Tanya Andre pada ke duanya.
Pria itu dengan santai duduk disofa tanpa menghiraukan pertanyaan Andre.
Ana diam seribu bahasa, pikirannya mulai kalut menebak nebak siapa pria itu sebenarnya, dan ada hubungan apa Andre dengannya.
Sedang Andre bingung dengan sikap keduanya.Sebenarnya apa yang terjadi, mungkin itu fikirnya.
" Mas Andre,, aku pulang dulu ya, besok mulai aku ambil loundry nya, makasih untuk semuanya!" Ana menunjukkan senyum termanisnya, tanpa menghiraukan pria itu.
"An,, kamu kesini bawa motor kan? Biar kuantar pulang, sekalian ada meeting diluar dan nunjukin hotel dan memperkenalkanmu pada manager disana!" Ucap Andre sambil mengambil kunci mobilnya.
'Kamu mau kemana, Ndre? Habis ini ada rapat pemegang saham, kamu mau kena marah papa?" Ucapnya dingin dengan muka datarnya.
Mendengar ucapan pria itu ana terkejut,
" Apa,,? Papa????
Seperti tersambar petir disiang bolong ia saat ini, hanya bisa mematung dengan pikirannya yang tak karuan.
Apa nasib sedang mempermainkannya,,,???
jangan lupa like, komentar dan vote nya
thx
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
B-M
Saudaranya ternyata..😣
2021-08-23
8
🍁⒋ⷨ͢⚤ℓιℓу🌸M⃟3💋Ꮶ͢ᮉ᳟
wah,, bakal rame🤭
2021-01-25
2
●͜͡Kᵝ⃟ᴸ.●͜͡ᴋᴀͭᴅᷢɪʀ✍
🤓
2020-09-12
0