Hai,,, hai,,,hai,,,
Masih semangat mengikuti cerita ini kan,,,
Lanjut lagi yuk
Happy Reading
🩷 🧡 ❤ 💛 💚
Hari ini adalah hari pertama Nadine kembali masuk kerja setelah ijin selama lima hari yang kemudian dipotong menjadi empat hari berakhir. Sebenarnya ia mengajukan cuti selama satu minggu namun permohonan cutinya tidak dikabulkan dengan alasan tidak boleh mengajukan cuti secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Dengan langkah perlahan Nadine memasuki ruang IGD karena hari ini ia bertugas menjadi dokter jaga disana sebagai konsekuensi karena permohonanan ijinnya yang mendadak.
"Ijin lima harinya kamu pake buat apa Din,,,?" Tanya Elsa teman seprofesinya, ia juga merupakan dokter bedah.
"Pulang kampung" Jawab Nadine singkat.
"Ngapain kamu pulang kampung,,,? Tumben. Mau dikawini ya,,,?" Canda Elsa.
Nadine menggeratkan penganggan pulpen ditangannya, entah mengapa kata- kata Elsa terdengar seperti sedang menyindirnya.
"Iya, emang kenapa,,,? Bukan urusan kamu jugakan" Nadine melempar pulpen ditangannya asal dan meninggalkan Elsa begitu saja.
"Its,,, gitu aja marah dasar preman berkedok dokter, naluri pemberontakan masih aja melekat ama tuh anak. Heran, dokter biang onar kayak gitu masih aja dipertahanin di rumah sakit ini. Kayak nggak ada dokter bedah yang lain, ya nggak,,,!" Elsa meminta persetujuan dari perawat yang berada disana.
Para perawat itu hanya tersenyum kilas tidak ingin menanggapi lebih lanjut.
Sebernarnya tidak ada masalah dalam hubungan Nadine dengan Elsa, mereka bukan musuh namun juga bukanlah teman akrab, sikap dan perkataan Elsalah yang sering kali membuat Nadine kesal kepadanya. Tenang,,, Elsa sebenarnya orang baik kok, dia bukanlah Elsa ( tante frozen) yang jahat seperti di TV- TV itu. Hanya saja ia sedikit kepo dengan urusan semua orang apalagi orang- orang yang menurutnya cukup berpengaruh disekitarnya ya salah satunya ialah kehidupan dr Nadine.
Didalam lingkungan rumah sakit ini tidak ada berita yang tidak Elsa ketahui, baik itu berita besar ataupun berita kecil semua tidak luput darinya. Setiap kabar berita yang sampai ditelinganya pasti akan langsung viral hanya dalam hitungan detik, wawww,,, emezhingg bukan, ia bisa mengalahkan lembu turah yang terkenal itu.
Nadine memeriksa salah satu pasien yang datang tiga jam yang lalu dengan keluhan sakit dibagian perutnya.
"Hai ibu, bagaimana keadaannya sekarang,,,? Apa yang ibu rasakan,,,?" Tanya Nadine pada pasien ibu- ibu muda itu.
"Sudah lebih baik dokter, perihnya sudah mulai menghilang" Jawab ibu itu.
"Syukurlah kalau begitu, berarti tinggal tunggu hasil lab nya keluar sekalian nunggu botol infus ini kosong ya. Baru habis itu kita observasi lagi nantinya" Jelas Nadine.
"Baik dok, terima kasih,,,?".
"Sama- sama, lekas sembuh ya".
Nadine pamit meninggalkan pasien itu bersamaan dengan kedatangan seorang perawat yang menghampirinya.
"Dokter,,,!" Panggil perawat Dian.
"Ada pasien kecelakaan lalu lintas dengan luka yang cukup parah dibagian kepalanya, kesadaran pasien menurun akibat kehilangan banyak darah".
"Dimana pasien,,,?" Tanya Nadine.
"Ranjang no 3 dok" Jawab Dian.
Nadine mengangguk pelan seraya terus melangkah menuju keranjang pasien yang diikuti oleh Dian.
Seorang pasien usia dewasa tampak tidak sadarkan diri dengan berbagai peralatan yang sudah menempel ditubuhnya. Nadine memeriksa tanda vital pasien, tingkat kesadaran dan luka cidera dikepala.
"Pasien kehilangan banyak darah karena cidera yang cukup parah di kepala, pendarahannya harus segera dihentikan sebelum pasien Anfal" Diagnosa Nadine.
"Suster Dian hubungi ruang OK minta mereka bersiap, suster Nina periksa golongan darah pasien dan siapkan stok darahnya" Perintah Nadine.
Suster Dian dan Nina langsung melakukan tugas mereka sesuai intruksi dr Nadine.
"Bagaimana dengan identitas pasien, dimana keluarganya,,,?" Tanya Nadine pada perawat Ilham.
"Pasien datang sendiri dok, Keluarga pasien tidak bisa dihubungi" Jawab Ilham.
"Shittt,,,,!" Umpat Nadine. Situasi seperti ini yang paling ia benci dalam hidupnya.
"Coba kamu hubungi terus keluarga pasien ini, kita harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat" Perintah Nadine yang diangguki Ilham.
"Ada apa ini,,," Tanya dr Reza, dokter umum senior yang bertugas di IGD.
"Pasien dengan pendarahan otak yang harus segera dilakukan tindakan tapi tidak ada wali yang mendampingi serta tidak ada keluarga yang bisa dihubungi" Jelas Risma salah satu tenaga Administrasi di rumah sakit Cipta Kusuma.
Dokter Reza menekan tengkuknya yang tiba- tiba pusing.
Memang sudah menjadi peraturan baku di rumah sakit tersebut jika seorang pasien yang memerlukan dilakukannya tindakan operasi harus dengan izin dari wali pasien yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa prosedur dan surat pernyataan persetujuan yang harus ditandatangani oleh keluarga pasien untuk dilakukannya tindakan operasi bagi pasien tersebut.
Jika tidak ada surat persetujuan dari keluarga maka dokter tidak diperbolehkan untuk melakukan prosedur operasi pada pasien tersebut. Maka dari sebab itulah para dokter merasa kesal karena mereka tidak bisa dan diperbolehkan untuk melakukan tindakan apapun sebelum ijin dari keluarga didapatkan.
"Terus bagaimana ini dok, kondisi pasien terus menurun. Tindakan apa yang harus kita lakukan sekarang,,,?" Tanya perawat Ilham panik.
"Bagaimana apanya Ilham, untuk apa kamu bertanya, apa kamu tidak tahu apa tugasmu,,,?" Jawab Nadine
"Bawa pasien ini keruang OK sekarang" Perintahnya kembali.
Ilham, Dina dan Nina saling berpandangan, mereka bingung dengan tindakan apa yang harus mereka lakukan.
"Tunggu apa lagi, cepat bawa pasien ini keruang operasi. Kalian mau pasien ini mati disini,,,!" Perintah Nadine dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Tunggu dulu dr Nadine, kita tidak bisa melakukannya. Kamu tahu persis apa akibatnya nanti" Ucap Dr Reza.
"Apalagi yang harus kita tunggu dr Reza. Dokter bisa lihat sendirikan bagaimana kondisi pasien saat ini. Dia sedang sekarat" Nadine mulai tersulut emosi.
"Tapi kita tetap tidak bisa melakukan tindakan apapun sebelum ada wali pasien yang datang kesini. Kita harus mendapatkan persetujuan dari pasien ataupun keluarganya terlebih dahulu baru setelah itu kita bisa mengambil tindakan. Kita terikat kode etik dr Nadine" Ucap Dr Reza.
"Iya, kode etik yang akan membuat nyawa pasien ini melayang"
Nadine melangkah menghampiri Risma
"Mana surat pernyataannya" Tanya Nadine.
Risma menunjukan surat pernyataan tersebut kepada dr Nadine.
Dengan cepat Nadine meraih surat itu dan langsung membubuhkan tanda tangannya disana setelah itu mengembalikannya kepada Risma kembali.
"Tolong kamu urus semua Ris, saat ini aku wali dari pasien ini sehingga aku berhak memberi izin terhadap tindakan medis yang harus dilakukan padanya" Tegas Nadine.
Dokter Reza dan yang lainnya tercengang melihat tindakan yang dilakukan Nadine, mereka tidak menyangka kalau dr Nadine akan melakukan hal itu.
"Tunggu apa lagi, cepat bawa pasien ini ke ruang OK. Aku yang bertanggung jawab atas pasien ini".
Tanpa menunda waktu lebih lama lagi, pasien yang sedang terluka parah itu langsung dibawa ke ruang operasi.
"Tindakanmu kali ini bisa membahayakan posisimu sendiri dr Nadine" Ucap dr Reza.
"Setidaknya tindakanku bisa menyelamatkan sebuah nyawa" Jawab Nadine sambil berlalu pergi.
Dokter Reza hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Semoga saja tidak ada hal buruk yang menimpamu nanti dr Nadine" Bisik hatinya.
Operasi akhirnya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan, nyawa pasien terselamatkan berkah kenekatan yang dilakukan dokter Nadine. Sebuah sikap nekat yang pada suatu hari nanti menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Tak lama setelah operasi selesai akhirnya salah satu anggota keluarga pasien tiba di rumah sakit. Nadine bersyukur karena mereka tidak keberatan atad semua tindakan yang Nadine lakukan sebelumnya. Justru mereka sangat berterima kasih karena berkat usah Nadine anggota keluarga mereka selamat.
Good Job dr Nadine
👏👏👏
Bersambung
...~☆○○○☆~...
Lanjut next eps
Nantikan up selanjutnya.
Please tinggalkan jejak kalian yang banyak- banyak jika kalian menyukai kisah ini
Thanks for u all
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Haida Royana
Bagus dr Nadien
2024-08-01
0