Episode 3 (Apa benar?)

"Aku tidak tahu apotek mana yang menyediakan obat patah hati. Tapi satu yang ku tahu. Apotek tempat obat yang kau cari itu ada di masjid." ujar Toto.

Yoga bergeming, bibirnya terkatup rapat hingga tak satu kata meluncur. Pandangannya kian tajam pada matahari yang tersisa setengahnya saja, hingga semburat kemerahan begitu indah mencipta gradasi emas menakjubkan pada awan. Hari pun mulai redup, tak sepanas sebelumnya. Tetapi, hati Yoga masih panas. Malam yang sebentar lagi datang mungkin tak akan sanggup mendinginkannya.

"Yog, kilas balik. Kamu tahu sendiri, dulu aku sesakit apa saat dikecewakan Hanum. Lebih sakit darimu, Yog. Ketika sebulan aku mau tunangan dengannya, ku dengar si Hanum sudah dihamili orang lain. Nyaris gila aku waktu itu! Sedangkan kamu... Kamu itu belum jelas patah hatinya. Belum jelas, apakah Dina akan meninggalkanmu ataukah tidak. Lalu, kenapa kamu jadi down banget? Kalah sebelum bertanding kamu, Yog!" tegas Toto.

"Sakit hati itu sama saja, To. Sama perihnya, sama nggak enaknya." sahut Yoga.

"Tidak. Menurutku, sakitmu belum beralasan. Kamu terlalu mrncintai Dina. Dengar, sobat. Janganlah kau membenci sesuatu dengan kebencian yang teramat besar, karena suatu saat kau mungkin akan mencintainya. Jangan pula kau mencintai sesuatu dengan sangat mendalam, karena satu waktu nanti mungkin kau akan membencinya. Kamu termasuk yang kedua. Yog, tahukah kamu benci itu apa? Setitik api neraka dalam hati yang bisa membesar atau mengecil, tergantung pribadi orang yang bersangkutan.." nasihat Toto, serius dan panjang lebar.

Yoga menoleh dan menatap Toto. " Tumben, kamu mendadak bijak?" tanyanya.

"Aku serius, Yog." balasnya.

Yoga tertawa pelan. "Nasihatmu sangat berarti. Tapi, kalau hati sedang kacau. Aku belum bisa mencernanya." ujarnya.

"Hanya orang kurang beriman yang mengatakan demikian. Justru sebaliknya, jika hati sedang kacau, ia pasti butuh pencerahan." tegas Toto.

Sekali, Yoga menggaruk kepala. Tanpa bicara, ia berdiri dan melangkah menuju motornya di bawah pohon rambutan.

"Hei, hei! Mau kemana kamu?" Toto cepat mengikuti langkah Yoga.

"Aku mau pulang. Mau merenungi ucapanmu itu." jawabnya.

Toto tercenung sebentar, namun krmudian tersenyum. "Seharusnya memang itulah yang kamu lakukan sejak kemarin, Sobat!" seru Toto seraya naik motor menyusul Yoga, meninggalkan area Bukit.

Pukul sepuluh di malam itu, Yoga keluar kamar. Rupanya, ia hendak pergi. Di ruang tamu, ditatapnya sekilas sang ayah yang terlelap dengan mulut berbau alkohol. Rumah masih saja dicekam sepi, seakan tak ada kehidupan yang menggeliat. Sungguh suasana yang tidak mengherankan. Maklum, ibunya memang belum pulang.

"Mau kemana, Yog?" tegur Bowo tiba-tiba, dengan suara berat.

Yoga menoleh agak malas. "Aku tidak betah lagi di rumah. Sepi, kayak kuburan." ujarnya.

"Memang, kau mau kemana, hah?" sekali lagi sang ayah bertanya, lantas duduk. Sesekali, lelaki pengangguran itu bersendawa. Aroma menyengat alkohol menyebar seketika, benar-benar mengaduk-aduk isi perut.

"Entahlah. Selama kalian belum bisa akur, aku akan terus keluyuran." tegasnya.

Bowo tertawa berat. "Bukannya dari dulu kamu paling doyan keluyuran, hah?" ujarnya.

"Ya. Tapi, tidak seperti ayah dan ibu." balasnya.

"Salah. Ayah diam-diam suka cari kerjaan juga. Tapi, gara-gara ijazah sarjana ayah hilang, ayah kesulitan cari kerja." jelas ayahnya.

Yoga tersenyum kecut, sebab ia tahu pasti bahwa ayahnya membual.

Bowo tertawa geli. "Ayah tahu kenapa kamu jadi galak begitu. Karena si Dina minggat, kan? Perempuan itu banyak, Yog. Yang lebih cantik daripada Dina dan yang suka sama kamu itu banyak. Kamu punya tampang keren seperti ayah. Pasti kamu mudah dapatkan perempuan secantik apapun. Buktinya, ibumu dulu tergila-gila sama ayah." tukasnya.

"Tapi, sekarang bukan dulu lagi, yah. Kalau ibu tergila-gila sama ayah, mana mungkin tiap pagi nyap-nyap?" sahut Yoga seakan tak percaya lagi kepada ayahnya.

Bukannya marah, Bowo malah tertawa. "Aku senang bicara denganmu, Yog. Kamu seperti ayah waktu masih muda. Cerdas dan sangat kritis. Tapi, ada satu kelemabanmu yang tidak ayah miliki. Gara-gara cinta, kamu jadi sentimen sama semua orang. Termasuk sama orangtuamu sendiri. Sudahlah, lupakan Dina. Ayah kasih tahu satu hal. Tadi, sebelum ayah pulang dari warung si Mahdi, ayah lihat Dina sama laki-laki bermobil mewah. Sumpah!" seru ayahnya.

Yoga melirik cepat. "Dimana?" tanyanya.

"Di belokan sepi belakang area motor cross. Dekat poskamling. Kalau kamu beruntung, mungkin dia masih ada..." kata Bowo, antara sadar dan tidak sadar, lalu tertawa keras.

"Dina sedang di Jakarta." sahut Yoga.

"Papi tahu itu. Tapi, cobalah kamu tengok dulu ke sana. Siapa tahu masih ada." ucap ayahnya.

Yoga menggaruk sekali kepalanya, lantas bergegas keluar rumah. Sebentar kemudian, suara motor sport-nya terdengar membahana. Yang membuat Bowo berteriak protes.

Terpopuler

Comments

Nailil Ilma

Nailil Ilma

hai kak semangat up

Salam dari Cinta Anak Pesantren

2021-05-11

0

Sis Fauzi

Sis Fauzi

mantap 👍 semangat up Thor ❤️

2021-04-07

0

Hamidah Skp

Hamidah Skp

mampir

2021-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Episode 1 (Aku keberatan...)
3 Episode 2 (Galau)
4 Episode 3 (Apa benar?)
5 Episode 4 (Hancur Hatiku...)
6 Episode 5 (Lagi-lagi ribut...)
7 Episode 6 (Ambil Keputusan...)
8 Episode 7 (Menyesal?)
9 Episode 8 (Galau 2)
10 Episode 9 (Tidak tertarik)
11 Episode 10 (Awal Pertemuan)
12 Episode 11 (Jalan-jalan)
13 Episode 12 (Pengobat Hati)
14 Episode 13 (Semangat kembali bangkit..)
15 Episode 14 (Memperkenalkannya..)
16 Episode 15 (Mengenal Lebih Dalam)
17 Episode 16 (Fakta yang terungkap..)
18 Episode 17 (Tawaran tak terduga..)
19 Episode 18 (Apa arti mimpi itu?)
20 Episode 19 (Sebuah Momen..)
21 Episode 20 (Keributan yang terjadi lagi..)
22 Episode 21 (Nyonya Baik Hati)
23 Episode 22 (Maaf, Nyonya...)
24 Episode 23 (Mulai Merindu...)
25 Episode 24 (Dua ibu yang berbeda..)
26 Episode 25 (Aku terlalu mengabaikannya..)
27 Episode 26 (Kebohongan ibu...)
28 Episode 27 (Astagfirullah...)
29 Eposode 28 (Kutukan Tuhan...)
30 Episode 29 (Terpuruk)
31 Episode 30 (Ungkapan isi hati...)
32 Episode 31 (Kebencian...)
33 Episode 32 (Sebuah harapan..)
34 Episode 33 (Akhirnya ketemu ayah...)
35 Episode 34 (Alhamdulillah...)
36 Episode 35 (Hancur hatiku dan ragaku)
37 Episode 36 (Apa Ibu sudah puas?)
38 Episode 37 (Mengapa Tuhan hanya diam?)
39 Episode 38 (Pembelaan yang sia-sia)
40 Episode 39 (Takut pada sumpah ibu..)
41 Episode 40 (Hufftt...)
42 Episode 41 (Mengapa Ayah putus asa?)
43 Episode 42 (SIDANG!)
44 Episode 43 (Hilang arah...)
45 Episode 44 (Malaikat penolong...)
46 Episode 45 (Seperti hidup kembali...)
47 Episode 46 (Dilema...)
48 Episode 47 (Apa yang harus kulakukan?)
49 Episode 48 (Sebuah hadiah penyejuk hati...)
50 Episode 49 (Flashback...)
51 Episode 50 (Sebuah kebenaran yang mengejutkan...)
52 Episode 51 (Apakah ini nyata?)
53 Episode 52 (Kegalauan Dua Sejoli...)
54 Episode 53 (Keysa, mohon Tante...)
55 Episode 54 (Kepasrahan...)
56 Episode 55 (Apakah ini tangisan kejujuranmu, Bu?)
57 Episode 56 (Tolong jelaskan penyakit itu...)
58 Episode 57 (Akhirnya, keinginanku terwujud...)
59 Episode 58 (Seseorang yang tiba-tiba datang...)
60 Episode 59 (Masa lalu yang tiba-tiba datang...)
61 Episode 60 (Sebuah surat darinya...)
62 Episode 61 (Apakah pertemuan ini takdir?)
63 Episode 62 (Kata maaf untuk ketiga kalinya...)
64 Episode 63 (Prayoga, Si pencuri cinta...)
65 Episode 64 (Perjuanganku menggapai cinta...)
66 Episode 65 (Apa...?)
67 Episode 66 (Cemburu...)
68 Episode 67 (Upaya mendapatkan mahar...)
69 Episode 68 (Happy Ending... )
70 Episode 69 (Yang Datang dan Yang Pergi... )
71 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 71 Episodes

1
PROLOG
2
Episode 1 (Aku keberatan...)
3
Episode 2 (Galau)
4
Episode 3 (Apa benar?)
5
Episode 4 (Hancur Hatiku...)
6
Episode 5 (Lagi-lagi ribut...)
7
Episode 6 (Ambil Keputusan...)
8
Episode 7 (Menyesal?)
9
Episode 8 (Galau 2)
10
Episode 9 (Tidak tertarik)
11
Episode 10 (Awal Pertemuan)
12
Episode 11 (Jalan-jalan)
13
Episode 12 (Pengobat Hati)
14
Episode 13 (Semangat kembali bangkit..)
15
Episode 14 (Memperkenalkannya..)
16
Episode 15 (Mengenal Lebih Dalam)
17
Episode 16 (Fakta yang terungkap..)
18
Episode 17 (Tawaran tak terduga..)
19
Episode 18 (Apa arti mimpi itu?)
20
Episode 19 (Sebuah Momen..)
21
Episode 20 (Keributan yang terjadi lagi..)
22
Episode 21 (Nyonya Baik Hati)
23
Episode 22 (Maaf, Nyonya...)
24
Episode 23 (Mulai Merindu...)
25
Episode 24 (Dua ibu yang berbeda..)
26
Episode 25 (Aku terlalu mengabaikannya..)
27
Episode 26 (Kebohongan ibu...)
28
Episode 27 (Astagfirullah...)
29
Eposode 28 (Kutukan Tuhan...)
30
Episode 29 (Terpuruk)
31
Episode 30 (Ungkapan isi hati...)
32
Episode 31 (Kebencian...)
33
Episode 32 (Sebuah harapan..)
34
Episode 33 (Akhirnya ketemu ayah...)
35
Episode 34 (Alhamdulillah...)
36
Episode 35 (Hancur hatiku dan ragaku)
37
Episode 36 (Apa Ibu sudah puas?)
38
Episode 37 (Mengapa Tuhan hanya diam?)
39
Episode 38 (Pembelaan yang sia-sia)
40
Episode 39 (Takut pada sumpah ibu..)
41
Episode 40 (Hufftt...)
42
Episode 41 (Mengapa Ayah putus asa?)
43
Episode 42 (SIDANG!)
44
Episode 43 (Hilang arah...)
45
Episode 44 (Malaikat penolong...)
46
Episode 45 (Seperti hidup kembali...)
47
Episode 46 (Dilema...)
48
Episode 47 (Apa yang harus kulakukan?)
49
Episode 48 (Sebuah hadiah penyejuk hati...)
50
Episode 49 (Flashback...)
51
Episode 50 (Sebuah kebenaran yang mengejutkan...)
52
Episode 51 (Apakah ini nyata?)
53
Episode 52 (Kegalauan Dua Sejoli...)
54
Episode 53 (Keysa, mohon Tante...)
55
Episode 54 (Kepasrahan...)
56
Episode 55 (Apakah ini tangisan kejujuranmu, Bu?)
57
Episode 56 (Tolong jelaskan penyakit itu...)
58
Episode 57 (Akhirnya, keinginanku terwujud...)
59
Episode 58 (Seseorang yang tiba-tiba datang...)
60
Episode 59 (Masa lalu yang tiba-tiba datang...)
61
Episode 60 (Sebuah surat darinya...)
62
Episode 61 (Apakah pertemuan ini takdir?)
63
Episode 62 (Kata maaf untuk ketiga kalinya...)
64
Episode 63 (Prayoga, Si pencuri cinta...)
65
Episode 64 (Perjuanganku menggapai cinta...)
66
Episode 65 (Apa...?)
67
Episode 66 (Cemburu...)
68
Episode 67 (Upaya mendapatkan mahar...)
69
Episode 68 (Happy Ending... )
70
Episode 69 (Yang Datang dan Yang Pergi... )
71
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!