Malam minggu, area itu selalu ramai. Kedai-kedai di pinggir jalan kecil tampak penuh oleh mereka yang makan nasi timbel sambil menikmati prmandangan indah kota Bandung. Satu keindahan di krlam malam; hamparan kota serupa tebaran mutiara warna-warni nun jauh di bawah sana.
Dengan motornya, Yoga terus mrlaju ke tempat yang dikatakan sang ayah. Setelah melewati jajaran kedai depan area motor cross yang sangat ramai, Yoga mengambil jalan ke kiri. Gelap dan curam telah menunggunya disana.
Dari jauh, Yoga melihat zebuah mobil mewah diparkir di satu sudut gelap. Dengan curiga, Yoga pun bersembunyi di bawah pohon besar. Mencoba mencari tahu siapa orang di dalam mobil tersebut. Sayang, ia tidak bisa melihat wajah merekakarena lampu di dalam mobil dimatikan. Dalam remang-remang, ia melihat dua orang tengah bermesraan. Entahlah siapa itu. Namun, rasa penasaran membuat Yoga terus bertahan, walau hatinya mendadak berdebar-debar.
Tidak puas, Yoga kemudian melihat dari jarak lebih dekat. Dengan mengendap-endap di antara srmak belukar, ia hampiri mobil itu. Dalam jarak sekitar tiga meter, barulah ia dapat melihat jelas siapa dua orang di dalam mobil itu.
"Sialan!" seru Yoga, dongkol setengah mati.
Ternyata, perempuan itu bukan Dina. Sama sekali Yoga tidak mengenalnya. Habis-habisan ia menggaruk kepalanya. Dengan perasaan lega, Yoga menuju motornya. Baru beberapa tindak melangkah, di bibir lembah yang sangat sepi. Tanpa sengaja sudut matanya membentur pemandangan yang membuatnya seketika melirik. Di tanah datar berumput halus yang terlindungi, ia melihat dua sejoli tengah memadu kasih.
Untuk satu pemandangan itu, mata tajam Yoga seakan tak mau berkedip. Sedangkan kakinya, seperti dipaku bumi. Betapa tidak? Perbuatan sepasang kekasih itu sungguh mengotori pemandangan di sekitarnya. Dan yang membuat hatinya terbakar, perempuan itu ternyata Dina.
Untuk beberapa lama, Yoga menatapnya tajam. Pelan namun pasti, tatapannya menjadi sayu. Nanar ke arah pasangan yang tengah dimabuk asmara itu. Tidak tahan lagi, ia pun berlalu dengan membawa berjuta perih yang tak sempat terucap.
Kerinduan yang terpendam kepada sang kekasih pupus begitu saja. Rasa khawatir akan kehilangan gadis itu kini menjelma nyata, bahkan lebih menyakitkan. Sebenarnya, siapakah Dina? Dua tahun bersamanya, Yoga mengenal sekali wataknya. Lembut, penyayang, dan selalu bisa membangkitkan semangat Yoga yang terkadang kendur.
Tetapi sekarang? Ia melihat wujud indah Dina seperti melihat sosok iblis. Pesona Dina yang seakan tiada cela itu pudar sudah oleh pengkhianatannya. Dengan mata basah, Yoga pun pulang.
Belum lenyap kesedihan Yoga, ketika hendak memasukkan motor ke garasi kecil. Yoga memergoki ibunya pulang. Daryani sang ibu, diantarkan seorang lelaki bermobil mewah. Walaupun cukup jauh, Yoga masih bisa melihat dengan jelas siapa kali ini yang mengantarkan ibunya. Seorang bule setengah baya yang terlihat cukup gagah. Yoga menatapnya sayu, lantas terbungkam tanpa sepatah kata dengan hati tersayat.
"Yoga, sedang apa kamu?" tegur Daryani, setengah tergeragap saat matanya bertemu dengan tatapan anaknya.
Yoga tersentak. Ia tersadar, mobil yang mengantarkan ibunya sudah lenyap entah kemana.
"Kamu lihat ya, siapa yang nganterin ibu? Jangan curiga terus. Dia itu pemilik Caffe di tempat ibu kerja. Kebetulan teman lama ibu juga. Kalau kamu mau, ibu bisa minta pekerjaan sama dia. Kamu mau kerja disana?" lanjut Daryani ketika anaknya masih terdiam.
Yoga hanya menggeleng pelan seraya meneruskan niatnya memasukkan motor, lalu masuk ke dalam rumah. Tapi, baru saja melepas jaket dan siap merebahkan diri di kamar, ia mendengar adu mulut di kamar orangtuanya. Sebentar kemudian, terdengar suara tamparan dan pekikan keras ibunya, disusul caci maki sang ayah.
Lewat daun pintu, ia melihat apa yang dilakukan Bowo pada Daryani. Ayahnya menjambak rambut pirang ibunya disertai sumpah serapah. Daryani berusaha kabur, tetapi Bowo cepat menarik ujung gaun istrinya hingga robek.
"Dasar murahan! Aku sudah membolehkan kamu pulang diantarkan laki-laki, tapi demi Tuhan aku tidak mengizinkan tubuhmu disentuh olehnya. Demi Tuhan, aku tidan rela. Mungkin, apa yang kamu lakukan di belakangku lebih dari itu. Asal kamu tahu, aku akan segera mengurus surat perceraian kita!" Hentak Bowo.
"Dasar tidak tahu malu! Sudah dinafkahi masih tidak tahu diri! Aku..."
Plaaakkk!!!
Satu tamparan mendarat keras di wajah Daryani, hingga perempuan malang itu terjengkang dengan bibir pecah berdarah. Setengah meringkuk di lantai, Daryani menangis. Rupanya, Bowo belum puas. Lelaki kalap itu bergegas menyeret keluar sang istri. Malam yang seharusnya sepi dipecah oleh jerit kesakitan Daryani. Namun, para tetangga memilih berdiam diri di rumahnya masing-masing. Mereka sudah bosan mendengar pertengkaran pasangan suami istri itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Putri Handayani
aku suda mampir kakak jangan lupa mampir juga keceritaku cinta yang terhalang terimakasi
2021-06-24
0
Sinho
Like for u Thor..
Salam kenal...🙏
Perkenalkan karyaku "Power Of Woman" Silahkan mampir ya..
2021-05-28
0
Sis Fauzi
lima likes 👍 👍👍👍👍
lima bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
comments and favorit buat kamu Thor
2021-04-07
0