Sangat Cinta

Eza adalah seorang pebisnis muda yang bergerak di bidang properti yang lumayan sukses. Eza sudah menggeluti beberapa properti yang saat ini sedang populer di dunia yang berupa tempat tinggal, seperti perumahan, apartemen atau rumah susun hingga hotel dan villa yang sudah tersebar dibeberapa kota. Karir yang cukup gemilang diusianya yang baru menginjak 31 tahun.

Namun kehidupan pribadi Eza tidak se-gemilang karirnya itu. Saat ini, saat pernikahannya bersama Niky yang menginjak usia tujuh tahun, mereka masih menantikan buah hati yang hadir ditengah-tengah mereka. Tapi meskipun begitu, Eza sangat mencintai istrinya dan selalu sabar menantikan waktu dimana mereka akan menimang anak.

Eza sebetulnya tidak mempermasalahkan apapun, termasuk hadirnya seorang anak. Bagi Eza anak itu adalah anugerah dan titipan dari tuhan jika memang ia dipercaya. Karena, alasannya dulu mempersunting Niky adalah dirinya mencintai wanita itu. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

"Sayang.. kenapa?" Eza merangkul Niky yang sedang memeluk lututnya sambil terisak dipinggir ranjang, wanita itu menangis se-begitu pilunya. Niky tidak menjawab, ia hanya membiarkan tubuhnya didekap oleh Eza.

"Hiks.." Niky masih menangis didalam pelukan Eza.

"Sayang.. jangan nangiiisss.." Eza mengusap punggung Niky. "Kalo nangis terus nanti kamu malah stress, banyak pikiran dan ujung-ujungnya sakit.." Eza melepas pelukan itu, menangkup wajah Niky yang bercucuran air mata. "Liat tuh mata kamu sampe bengkak kaya gitu.." ujar Eza lagi sambil mengusap bongkahan cairan bening yang sejak tadi mengalir deras.

"Kak.. ini udah tujuh tahun dan kita belum juga punya anak! Aku bener-bener udah muak apa lagi kalo Mama kamu terus-terusan nyindir aku. Mama kamu selalu secara gamblang menyatakan kalo aku tuh gak pantes buat kamu." Nikita berujar lirih namun berapi-api juga. Ia melepas pelukan Eza dan mendongakkan wajahnya. Kesal jika Mama mertuanya itu selalu menyindir soal keturunan, bagi Niky Mama Eza terlalu ikut campur. "Aku maluuuu... aku takut kamu kecewa."

Aku hanya belum siap\~

Eza kemudian membawa wanita itu untuk duduk, masih mengelus dan menenangkan sebelum berbicara lagi. Eza menyodorkan segelas air kemudian duduk di samping Niky.

“Maafin Mama yaa, mungkin mama emang pengen banget punya cucu. Anak mama kan cuma aku doang, jadi yaaa dia gak bisa minta ke orang lain." Eza selalu ikut bersedih jika melihat keadaan Niky yang seperti itu, tapi Eza selalu berusaha tampil tegar dan selalu menyemangati istrinya itu. Apa jadinya jika mereka sama-sama terpuruk dan tidak ada yang menguatkan.

"Kak.. untuk kesekian kalinya aku bilang ini, Mending kamu nikah lagi deh. Cari cewek yang bisa hamil dan ngandung anak kamu, biar kamu sama mama kamu bisa bahagia." Entahlah. Wanita macam apa Nikita ini. Padahal jika ia berhenti tentang alat kontrasepsi itu, ia juga bisa mengandung anak untuk Eza.

"Untuk kesekian kali juga aku bilang ini, jangan pernah bahas soal kamu mau aku nikah lagi dan bilang pengen liat aku bahagia, aku udah bahagia sama kamu!" Eza menangkup wajah Niky, membuat tatapan keduanya bertemu. "Aku bahagia sejak aku mencintai kamu.." Cuupp!! Eza mengecup kedua mata Niky yang sembab.

"Tapi kak..."

"Sssttt... udah yaa, pokoknya aku gak mau liat kamu kaya gini lagi. Aku gak mau liat kamu nangis-nangisan gini.." Eza mendekap Niky lagi.

Pelukan itu.. pelukan yang tidak pernah bosan Eza berikan untuk Niky saat wanita itu down. Entah sampai kapan keadaan ini berlangsung, Niky sudah hilang akal sehatnya. Maksud hati hanya menunda kehamilan di tahun pertama dan kedua, tapi kenyataan membuatnya terus berambisi mencapai puncak karir. Wanita itu seakan lupa bahwa dia hanya berlari untuk hal kosong, wanita itu seakan lupa bahwa kebahagiaan dia yang sesungguhnya adalah pria yang kini sedang mendekapnya dengan erat.

”Aku gak mau tau kamu harus buat mama nggak pernah bahas ini lagi, aku capek kak!”

“Iya, iya.. Sekarang kamu tenang yaa.”

Dan lebih jauh lagi, Niky malah semakin gila. Tekanan dari lingkungan luar tidak bisa sependapat dengan suaminya itu. Termasuk para orang tua yang selalu menuntut untuk segera menghadirkan cucu. Tidak ada yang mendukung Niky selain suaminya. Niky malah merasa dirinya menjadi korban, padahal dirinya lah dalang dari kerumitan selama bertahun-tahun.  Wanita itu bahkan selalu mencetuskan kalimat 'rela dimadu'. Membiarkan lelaki yang sangat mencintainya i tu untuk menikah lagi. Padahal entah bagaimana jadinya jika hal itu benar-benar terjadi.

*"Gue gak bisa terus hidup kayak gini*! Mungkin gue harus lepasin Eza buat dapetin cita-cita gue tanpa ada beban setiap harinya!"

Terpopuler

Comments

Muniroh Mumun

Muniroh Mumun

lhah ....banyak wanita yg pingin bisa hamil sejak menikah ...ini kok malah g mau hamil gegara egonya ..,...tujuan nikah buat nambah keturunan bukan buat di sindir atau di cemooh org ......utk nutupin omongan org kan bisa tuh ....punya anak dulu kek satu .....trs ijin menggapai cita" ....ini malah rela di hina org ...sampe mertuanya sendiri jd g suka ......susah di bikin sendiri dong namanya ...he he

2021-08-08

0

🐝 Kim Jihan 🦋

🐝 Kim Jihan 🦋

emg ada ya perempuan kyk gitu, rela dimadu demi ambisinya.. bodoh atau dungu ya tuh org

2021-07-28

0

Susi Andriani

Susi Andriani

satu kata untuk niki bodoh!!

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!