Eza sudah berangkat bekerja dan kini dirumah itu hanya ada Alita dan bik mumun, seorang ART yang bekerja paruh waktu dari pagi sampai sore. Namun meskipun ada seorang ART, Alita sering ikut andil dalam melakukan pekerjaan rumah. Apalagi jika urusan memasak dan membereskan kamar utama.
"Bik, baju kotor si Aa' udah banyak nih, nyuci nya dimana ya?" tanya Alita sambil membawa setumpuk pakaian kotor di dalam keranjang.
"Taro situ aja, non.. nanti bibik yang nyuci." jawab bik mumun yang sedang sibuk dengan lap dan kemoceng ditangannya.
"Biar Alit yang nyuci aja, bik.."
"Jangan non.. nanti masak kan enon juga yang ngerjain, terus saya kerja apa kalo enon yang kerjain semuanya?" bik mumun menatap majikan muda nya itu, wanita yang selalu ramah dan tidak gengsi untuk ikut berkutik didapur. Wanita itu sungguh jauh berbeda dengan mantan istri majikannya yang lebih sayang kuku hasil medipedi daripada bergelut dengan tugas rumah.
"Gak pa-pa atuh bik, si Aa' kan pulangnya nanti sore. Jadi Alit masaknya bisa nanti agak siang.." Alita masih kukuh dengan keinginannya.
"Tapi non?"
"Cuma nyuci aja kok, bik.. masa gak boleh?"
"Yasudah kalo enon maksa, laundry room nya ada dibelakang sana." tunjuk bik munun pada salah satu pintu belakang.
"Oke.."
Alita kemudian menuju ruangan yang tadi ditunjuk oleh bik mumun, namun saat sampai disana tiba-tiba saja Alita merasa kebingungan melihat benda-benda yang ada disana.
"Mana sikat sama embernya?" ujar Alita sambil mengedarkan pandangan diruangan itu. Sebagai wanita yang tinggal dikampung, Alita terbiasa mencuci pakaian dengan sikat dan juga sabun colek di sungai atau kamar mandi umum.
Lalu Alita kembali menemui bik mumun, bermaksut untuk menanyakan apa yang sedang ia cari.
"Yaampun non, nyuci nya dimesin aja.. itu kan ada mesin cuci." Bik mumun tidak habis pikir dengan majikan muda nya itu.
"Alit gak tau cara pakeknya, bik.."
"Yaudah bibik kasih lihat cara pakainya yuk.." ujar bik mumun, mereka berjalan menuju laundry room bersama-sama.
"Ini isi dulu airnya, terus kasih deterjen, habis itu masukan baju-bajunya dan tinggal puter gini aja non.. Nanti bajunya langsung bersih dan kering." ujar bik mumun sambil mempraktekan bagaimana cara mencuci pakaian dimesin cuci.
"Waahh keren banget bik, tapi beneran langsung bersih tanpa dikucek-kucek?" Alita kembali terperangah mendapati lagi satu alat modern nan canggih dirumah itu.
"Iya non, gak usah dijemur juga langsung kering." jawab bik mumun sambil menyimpulkan senyuman.
"Nah yang ini namanya laundry folding machine, nanti kalo bajunya udah selesai dicuci tinggal taro sini.. jadi bajunya langsung rapih dan gak perlu disetrika manual." ujar bik mumun sambil mendeskripsikan mesin pe-lipat pakaian yang ada dilaundry room itu.
"Canggih-canggih banget yaa, bik.. Kalo dikampung Alit nyucinya pake tangan, Cuciannya direndem dulu terus disikat sama dikucek-kucek dulu satu-satu.. Harus dibilas dulu habis itu di peras sampai airnya habis.. Teru dijemur dulu sampe kering. Dan kadang harus nunggu besoknya lagi baru bisa disetrika.. belom lagi kalo musim hujan, pasti lama banget kalo ngurusin pakaian.."
"Inikan zaman modern, non. Udah gak zaman nyuci pake tangan kalo noda nya gak bandel-bandel amat." bik mumun lagi-lagi heran dengan penuturan Alita yang menceritakan bahwa ia sangat dusun sekali. "Yaudah biar bibik aja yang selese-in non."
"Alit pengen liat bajunya dilipet sama mesin."
Yassalamm!!
* A few hours later...
Sudah memasuki jam pulang kerja tapi Eza belum juga menampakan batang hidungnya dirumah itu. Oleh karena itu Alita jadi mondar-mandir sendirian dirumah itu.
"Si Aa' kok belum pulang ya?" Alita menatap jam dinding dirumah itu. Dan ini sudah melewati dua jam dari jam biasanya lelaki itu pulang.
Alita pergi menuju kamar utama, memilih untuk menunggu lelaki itu disana. Alita tidak berdaya untuk sekedar menanyakan dimana keberadaan lelaki itu sekarang karena Alita tidak punya alat komunikasi. Alhasil— Alita hanya bisa menunggu entah sampai kapan Eza akan pulang.
Alita berjalan-jalan dikamar itu untuk mengusir rasa bosan karena menunggu ke pulangan Eza. Ia menyusuri kamar itu sambil mengedarkan pandangannya. Dan saat wanita itu berjalan, tiba-tiba pandanganya menemukan sebuah bingkai foto yang tersimpan disudut ruangan. Dengan refleks tangan Alita mengambil potret itu untuk melihatnya lebih jelas.
"A' Eza..... sama siapa ini? apa ini istrinya A Eza ya?" ujar Alita saat melihat potret Niky bersama Eza. "Apa aku ini jadi istri kedua?"
Ya memangnya kenapa kalo istri kedua? kamu gak boleh sakit hati Alita!! lagipula kamu dinikahi hanya sebatas kontrak!!
Alita terdiam,, kemudian ingatannya memutar kembali kejadian saat dirinya sedang di j a m a h oleh Eza. Mengingat bagaimana lelaki itu men c u m b u dan me nye t u b u h i dirinya, mengingat bagaimana mata Eza memandangnya, mengingat bagaimana deruan nafas lembut yang terhembus mengenai kulitnya, mengingat bagaimanaaaa—
Stop Alita!!! Dia hanya suami kontrak kamu!! dalam pekerjaan ini, kamu dilarang untuk melibatkan hati. Usir jauh-jauh pikiran itu.
Alita kembali menaruh bingkai foto itu ke tempat semula, membulatkan bola matanya dan melarang dirinya sendiri untuk menitikan air mata.
Kamu dilarang sakit hati..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rafanda 2018
najis
2022-07-13
0
Ivo
kenapa alita minum pil kb..bukannya suruh hamil ya..bukankah ga di suruh sama suami juga bwt minum kb..aneh ini mah
2022-04-11
0
Heri Mahesa
kok pul lagi ,gmn,siii😚😚😚
2021-03-18
0