“Kamu kenapa? Kok jadi pendiem gitu?" Tanya Eza. Biasanya Alita memancarkan aura ceria dengan selalu menyisipkan senyum manisnya. Tapi kali ini gadis itu tampak murung dan sedikit menjaga jarak.
“Alit gak papa A', maaf Alit kesiangan. Alit buatin kopi dulu yaa.." Alita memerintah dirinya sendiri untuk segera pergi darisana
Jangan lupa betapa menyeramkan Eza tadi malam. Batinnya.
Namun saat Alita turun dari sofa tiba-tiba tangan kekar milik Eza menahan lengannya. "Nanti aja, sekarang kepala aku pusing. Pijitin yaa.." pinta Eza. Baru kali ini ia meminta kepada Alita, biasanya selalu Alita yang menawari.
"Eh.. hm.. Nanti Aa' kesiangan." Alita gugup menghadapi Eza. Ia terus menatap ke arah karpet di banding harus menatap Eza yang berdiri dihadapannya.
"Kayaknya hari ini aku gak masuk.. yuk.. pening banget nih.." Eza menuntun lengan yang tadi ia tahan untuk mengikutinya menuju ranjang.
Tanpa aba-aba lagi Eza langsung menjatuhkan diri diatas kasur, memposisikan diri dengan tengkurap agar Alita lebih mudah menjangkau tengkuk yang terasa sakit itu. Memejamkan mata, menanti tangan Alita yang selalu menyembuhkan.
Sementara Alita masih diam mematung. Ditatapnya ranjang yang semalam menjadi saksi bagaimana kasarnya Eza.
Hati Alita tiba-tiba mencelos. Sangat perih hingga rasanya ia ingin kembali menangis seperti semalam. Alita kemudian memejamkan mata, menguasai diri agar perasaanya tetap kondusif.
"Lit?" Eza memanggil lagi ketika tangan Alita belum juga menyentuhnya.
"I-iya A'.." Alita kembali membuka mata, kemudian segera duduk disamping Eza dan perlahan menyentuh lelaki itu. Perlahan memijitnya dengan pelan.
Beberpa menit kemudian..
Eza merasa kepalanya sudah lebih enak berkat pijitan Alita. Meskipun tidak hilang sepenuhnya tapi ini lebih baik daripada tadi saat ia membuka mata.
"Udah, cukup." Eza meminta Alita untuk berhenti kemudian membalikan badan jadi terlentang.
"Makasih yaa.." Eza memberikan senyumannya kepada Alita.
Senyuman itu, senyuman yang selalu membuat Alita juga ikut tersenyum saat melihat atau sekedar membayangkan. Apa lelaki itu sudah kembali menjadi Eza, suami kontraknya yang baik dan ramah? apaaa,, semalam itu Eza kerasukan jin? Alita tidak tahu. Namun senyuman itu selalu berhasil memabukkan dirinya. Ada debaran dijantung hati yang Alita sendiri tidak mengerti.
"Sama-sama A'.." Alita balas tersenyum.
Cupp!! Eza bangkit dan tiba-tiba saja langsung mengecup rahang milik Alita.
"Yang dibawah juga minta dipijitin.." bisiknya.
Entah.. Entah mengapa l i b i d o Eza juga meningkat sekarang. Ia selalu menginginkan hal itu. Mungkin karena rasa yang diberikan Alita berbeda, hanya Eza yang menikmati Alita. Wanita itu bersih tanpa dijamah siapapun selain dirinya, berbeda dengan Niky yang bahkan sudah tidak perawaan saat malam pertama mereka dan bahkan kali ini Niky terang-terangan mengakui bahwa dia berselingkuh.
"Maksutnya?" Alita mengernyitkan dahi tidak mengerti.
"Ini.." tangan Eza menuntun tangan Alita.
"Aa' iiihhh..." Alita langsung menarik tangannya dari sana, apa yang Eza lakukan berhasil membuatnya jadi merah merona.
"Yuk?" ajak Eza.
"Alit belom mandi A'.."
Tidak!! Jangan Alita, jangan mau. Kamu masih ingat kan kejadian semalam?
"Gak pa-pa.." Eza menarik lengan Alita dan membuat tubuh Alita kini berada sangat dekat. Cupp!! Eza kembali memberikan kecupannya di rahang Alita. Berpindah-pindah dan menyusuri area itu.
"A'.." Alita mulai risih dengan apa yang dilakukan Eza. Setiap sentuhan yang diberikan Eza selalu berhasil mengirimkan jutaan volt yang menyerang tubuhnya. Membuat Alita mulai meremang dan merinding disco.
Tapi,, lagi-lagi bayangan kejadian semalam membuat Alita berjengkit menolak sentuhan Eza. "Aa'.." Alita berusaha lepas.
"Kenapa?"
"Itu bik mumun manggil." Terpaksa. Terpaksa Alita berbohong, sungguh, ia belum bisa melupakan kejadian semalam.
"Ganggu ajasih!" Eza terlihat mendengus kesal sambil menatap pintu kamar yang padahal masih tertutup rapat.
"Nanti lagi aja yah, A'.." Alita tersenyum canggung.
Maaf, aku gak bermaksud bohong atau menolak. Batin
Alita sambil menatap wajah tampan yang bibirnya ditekuk.
"Mending sekarang Aa' mandi.. nanti Alit buatin kopi sama sarapan dibawah. Yaaa? Aa' mau sarapan apa?" Alita mencoba memberikan penawaran yang lain. Mengalihkan keinginan Eza yang itu.
"Yaudah.. Tapi kalo bik mumun udah pulang jatahku dua ya.." Eza mengalah namun meminta syarat juga.
"Dua?"
"Dua ronde! dah sana,, aku mandi dulu."
"Hah?"
Ampun thor!! *Alita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Eka oktavia
untung juga sinalit jujur jadi ketemu tuh titik nya...
2021-07-22
0
🌛Dee🌜
dasar 😌
2021-07-11
0
akhirnya jujur juga
2021-05-12
0