Dua Ronde

Pagi hari..

Mentari sudah menampakan diri kala itu, dan semakin lama cahaya yang dipancarkan berhasil menerobos kamar Eza dan membuat lelaki itu terbangun dari tidurnya.

"Uwwgghh.." Eza mengaduh. Kepala bagian belakangnya terasa sakit sekali. Dipijatnya tengkuk itu sambil menyesuaikan diri yang baru kembali dari alam mimpi. Bukan hanya kepalanya yang sakit dan juga pening, namun seluruh tubuhnya. Tubuhnya terasa sangat letih dan remuk, mirip sehabis pulang mendaki gunung.

"Lit.." panggilnya. Ia ingin meminta bantuan kepada wanita itu untuk menghilangkan rasa sakit dikepala dengan tangan ajaibnya. "Liiitt.." panggilnya lagi. Dengan nada suara yang agak mengeras.

Eza semakin mengaduh namun Alita tidak juga menampakan diri. Kemana wanita itu? biasanya dia selalu ada. Dan saat Eza akan beranjak dari posisinya, tiba-tiba saja ia menyadari bahwa tubuhnya kini polos tanpa sehelai benang pun.

Eh.. Eza terperangah. Kenapa aku telanjang? pikirnya dalam hati.

Lalu saat Eza mendudukan diri pandanganya menemukan tubuh yang sedang meringkuk diatas sofa. Tubuh mungil itu tidak bergerak sama sekali. Apakah Alita tidur disitu sejak semalam? daaaann.. tanpa selimut?

Eza memungut celana pendek miliknya yang teronggok dilantai. Mengenakannya kemudian berjalan menghampiri Alita.

"Liitt.." panggilnya lagi. Tapi sekarang sambil mengguncang tubuh Alita pelan. "Bangun,,,," tambahnya.

"Hmm.." Alita menyahut meskipun mata itu masih terpejam.

"Kenapa tidur disofa?" tanya Eza.

"Eh?"

Alita kemudian benar-benar bangun dan saat itujuga ia merasai tubuhnya seperti remuk dan kehilangan salah satu bagian tulang dalam tubuhnya. "Aa'?" tubuh mungil Alita langsung beringsut dan membuat kedua netra mereka sama-sama bertemu. Sungguh, pandangan Alita benar-benar menyiratkan bahwa ia sedang ketakutan.

"Kamu kenapa?" Eza menatap wanita yang nampak pucat itu.

Kenapa dia bilang? apa dia lupa apa yang semalam ia lakukan?

"Alit gak papa A', maaf Alit kesiangan. Alit buatin kopi dulu yaa.." Alita memerintah dirinya sendiri untuk segera pergi darisana, jangan lupa betapa menyeramkan Eza tadi malam. Batinnya.

Namun saat Alita turun dari sofa tiba-tiba tangan kekar milik Eza menahan lengannya. "Nanti aja, sekarang kepala aku pusing. Pijitin yaa.." pinta Eza. Baru kali ini ia meminta kepada Alita, biasanya selalu Alita yang menawari.

"Eh.. hm.. Nanti Aa' kesiangan." Alita masih gugup menghadapi Eza.

"Kayaknya hari ini aku gak masuk.. yuk.. pening banget nih.." Eza menuntun lengan yang tadi ia tahan untuk mengikutinya menuju ranjang.

Tanpa aba-aba lagi Eza langsung menjatuhkan diri diatas kasur, memposisikan diri dengan tengkurap agar Alita lebih mudah menjangkau tengkuk yang sakit itu. Memejamkan mata, menanti tangan Alita yang selalu menyembuhkan.

Sementara Alita masih diam mematung. Ditatapnya ranjang yang semalam menjadi saksi bagaimana kasarnya Eza menyetubuhi dirinya. Hati Alita tiba-tiba mencelos. Sangat perih hingga rasanya ia ingin kembali menangis seperti semalam. Alita kemudian memejamkan mata, menguasai diri agar perasaanya tetap kondusif.

"Lit?" Eza memanggil lagi ketika tangan Alita belum juga menyentuhnya.

"I-iya A'.." Alita kembali membuka mata, kemudian segera duduk disamping Eza dan perlahan menyentuh lelaki itu. Perlahan memijitnya dengan pelan.

Beberpa menit kemudian..

Eza merasa kepalanya sudah lebih enak berkat pijitan Alita. Meskipun tidak hilang sepenuhnya tapi ini lebih baik daripada tadi saat ia membuka mata. "Udah, cukup." Eza meminta Alita untuk berhenti kemudian membalikan badan jadi terlentang. "Makasih yaa.." Eza memberikan senyumannya kepada Alita.

Senyuman itu, senyuman yang selalu membuat Alita juga ikut tersenyum saat melihat atau sekedar membayangkan. Apa lelaki itu sudah kembali menjadi Eza, suami kontraknya yang baik dan ramah? apaaa,, semalam itu Eza kerasukan jin? Alita tidak tahu. Namun senyuman itu selalu berhasil memabukkan dirinya. Ada debaran dijantung hati yang Alita sendiri tidak mengerti.

"Sama-sama A'.." Alita balas tersenyum.

Cupp!! Eza bangkit dan tiba-tiba saja langsung mengecup rahang milik Alita. "Yang dibawah juga minta dipijitin.." bisiknya.

Entah.. Entah mengapa libido Eza juga meningkat sekarang. Ia selalu menginginkan hal itu. Mungkin karena rasa yang diberikan Alita berbeda, hanya Eza yang menikmati tubuh Alita. Wanita itu masih bersih tanpa dijamah siapapun selain dirinya, berbeda dengan Niky yang bahkan sudah tidak perawaan saat malam pertama mereka dan bahkan kali ini Niky terang-terangan mengakui bahwa dia berselingkuh.

"Maksutnya?" Alita mengernyitkan dahi tidak mengerti.

"Ini.." tangan Eza menuntun tangan Alita menuju ke-jantan-an-nya yang sudah tegak menantang.

"Aa' iiihhh..." Alita langsung menarik tangannya dari sana, apa yang Eza lakukan berhasil membuatnya jadi merah merona.

"Yuk?" ajak Eza.

"Alit belom mandi A'.." Tidak!! Jangan Alita, jangan mau. Kamu masih ingat kan kejadian semalam?

"Gak pa-pa.." Eza menarik lengan Alita dan membuat tubuh Alita kini berada sangat dekat. Cupp!! Eza kembali memberikan kecupannya di rahang Alita. Berpindah-pindah dan menyusuri area itu hingga kini Eza sibuk mengecupi leher milik Alita.

"A'.." Alita mulai risih dengan apa yang dilakukan Eza. Setiap sentuhan yang diberikan Eza selalu berhasil mengirimkan jutaan volt yang menyerang tubuhnya. Membuat Alita mulai meremang dan merinding disco. Tapi,, lagi-lagi bayangan kejadian semalam membuat Alita berjengkit menolak sentuhan Eza. "Aa'.." Alita berusaha lepas.

"Kenapa?"

"Itu bik mumun manggil." Terpaksa. Terpaksa Alita berbohong, sungguh, ia belum bisa melupakan kejadian semalam.

"Ganggu ajasih!" Eza terlihat mendengus kesal sambil menatap pintu kamar yang padahal masih tertutup rapat.

"Nanti lagi aja yah, A'.." Alita tersenyum canggung. Maaf, aku gak bermaksud bohong atau menolak. Batin Alita sambil menatap wajah tampan yang bibirnya ditekuk. "Mending sekarang Aa' mandi.. nanti Alit buatin kopi sama sarapan dibawah. Yaaa? Aa' mau sarapan apa?" Alita mencoba memberikan penawaran yang lain. Mengalihkan keinginan Eza yang itu.

"Yaudah.. Tapi kalo bik mumun udah pulang jatahku dua ya.." Eza mengalah namun meminta syarat juga.

"Dua?"

"Dua ronde! dah sana,, aku mandi dulu."

"Hah?"

Ampun thor!! *Alita.

Terpopuler

Comments

Rafanda 2018

Rafanda 2018

td ktanya memeknya sakit ko ga ngomong,,,

2022-07-13

0

Muniroh Mumun

Muniroh Mumun

yaaah ...ternyata Alita minum pil .....trs kpn bisa buktiiin kalo Eza g mandul ....

2021-08-14

0

🌛Dee🌜

🌛Dee🌜

🤭

2021-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!