Ketiduran

Sore hari... Sudah pulang dari mall...

Seringai Eza tiba-tiba berubah sejak kepulangan mereka dari pusat perbelanjaan itu. Wajah tampan itu terlihat muram dan kusut sekali. Entah mengapa Alita jadi merasa bersalah, mungkin kah lelaki itu bersikap demikian karena sudah menghabiskan puluhan juta untuk membelikannya baju-baju, sepatu dan tas-tas itu?

"Aku capek, mau istirahat.. Jangan masuk ke kamar dulu yaa.." ujar Eza dengan ekspresi wajah sedih, berbeda dengan Eza yang biasanya ramah kepada Alita.

"Mau Alit pijitin A'? atau mau Alit buatin sesuatu gak?" tanya Alita sambil menatap wajah yang muram itu.

"Gak usah.." ujar Eza sambil menyimpulkan sebuah senyuman. "Aku ke atas dulu ya." tambahnya sambil mulai melangkah meninggalkan Alita sendirian.

Duh.. si Aa' kenapa yaa? pasti gara-gara barang-barang mahal itu! lagian suruh siapa belanja disitu? kalo uangnya dibawa ke kampung pasti cukup buat beli toko-tokonya juga! ____ Batin Alita.

Senja itu berwarna emas, terasa begitu indah. Namun udara sejuk itu tiba-tiba terasa berat dan menyesakkan dada bagi seorang Eza. Tanpa sadar tangan Eza mengepal penuh amarah, mempertaruhkan hati dan perasaanya.

Ditatapnya senja yang hampir pulang dan berganti malam itu, berkali-kali juga Eza menatap sebuah potret dirinya bersama Niky. Bersama bayang-bayang bagaimana Niky tertawa begitu renyah bersama seorang pria di mall tadi. Berkali-kali hatinya jadi terasa sakit, terasa tersayat, terluka dan bergemuruh karena amarah. Eza belum bisa melepaskan seorang Niky, dalam hatinya ia masih sangat mencintai dan menginginkan wanita itu.

Luka itu tidak berdarah, namun cukup kuat mengguncang hati seorang Eza yang dikenal tangguh, hebat dan berkarishma.

Hatinya bertaya kenapa dan mengapa..

Se-tega inikah Niky memperlakukan Eza? dan bagian yang paling menyakitkan adalah ketika Eza berfikir 'Sejak kapan wanita itu menjalin hubungan dengan pria itu? apakah wanita itu berubah hanya karena pria itu?'

Ternyata wanita yang sangat Eza cintai itu berbeda. Wanita itu sungguh pandai bermain peran, mempermainkan hati seorang Eza yang masih berharap kepadanya.

Luluh lantah, sakit, terbohongi.. Dan tanpa sadar satu bulir air mata mencelos dari ekor mata Eza. Betapa hatinya terasa sakit atas cintanya terhadap Niky.

Mungkin Niky juga akan merasa sakit ketika mengetahui keberadaan Alita dirumah itu, tapi kehadiran Alita hanya untuk membuktikan bahwa ia lelaki perkasa. Bukankah itu sebuah bukti yang Niky minta?

Langkah Eza dibawa masuk dari balkon yang sejak tadi menjadi tempat bagaimana ia merasai rasa sakit dihatinya. Dan tanpa berdaya lelaki itu menjatuhkan diri diatas kasur, membiarkan matanya terpejam dan mencoba meredam semua gemuruh dalam hati. Hingga tanpa sadar lelaki itu benar-benar terpejam dengan potret bersama Niky yang masih di genggamnya.

Sementara Alita...

Wanita itu masih duduk diam di sofa yang ada dilantai bawah. Bukan duduk diam, terkadang wanita itu juga merebahkan diri namun buru-buru bangkit lagi, merebahkan diri dan begitu seterusnya. Sudah berjam-jam lelaki itu pergi ke kamar dan belum juga kembali. Meskipun dirumah itu banyak memiliki kamar, namun sejak kedatangannya kerumah itu ia hanya tidur dikamar atas bersama Eza.

Sudah melewati jam makan malam, namun Eza belum juga menampakkan batang hidungnya. Meskipun Alita sudah selesai memasak, wanita itu tidak berani makan lebih dulu tanpa menunggu Eza.

"Si Aa' lagi apa ya? apa dia masih marah gara-gara belanjaan tadi? 'kudu kumaha atuh'.. " Alita jadi bingung sendiri dan karena kelamaan menunggu, wanita itu akhirnya tertidur di atas sofa.Tengah malam Eza terbangun karena merasa lapar dan juga tidak nyaman dengan pakaian yang masih belum diganti sejak kepergian nya bersama Alita ke mall tadi. Eza menggeliat dan kemudian menyadari bahwa hari sudah sangat malam. Dan kemana Alita? bukankah harusnya wanita itu tidur disampingnya? Dan kemudian Eza mengingat bahwa tadi ia meminta wanita itu untuk jangan dulu masuk kedalam kamar.

"Alita?" Eza langsung bangun dan bergegas mencari Alita. Dengan cepat lelaki itu keluar kamar dan menuju lantai bawah sambil memanggil-manggil nama Alita.

"Liiitt,, kamu dimana?" ucap Eza saat dirinya tidak juga menemukan sosok Alita dalam pandangannya. "Dimana sih dia?" tambahnya sambil terus mencari Alita.

"Yaampun Alita.." Eza segera menghampiri seseorang yang tertidur disofa. Sudah dipastikan itu pasti Aita. "Lit.." Eza menatap Alita yang tertidur dengan memeluk tangannya sendiri. Wanita itu pasti kedinginan dan bahkan belum berganti baju, sama seperti dirinya. Itu pasti karna perintah Eza yang meminta wanita itu jangan dulu masuk ke kamar tadi.

"Lit bangun.." Eza mencoba menggoyangkan tubuh Alita agar wanita itu terbangun. "Lit.."

"Hmm.." Alita bergumam dan mencoba membuka matanya. "Udah pagi ya A'.. yaampun maaf A' aku kesiangan.." wanita itu buru-buru bangkit dari posisinya.

"Enggak, ini masih tengah malem.." ucap Eza. Tiba-tiba saja Eza merasa bersalah terhadap wanita itu. "Kamu udah makan?"

"Belum A'.. aku nungguin Aa' keluar dari kamar,, tapi kalo Aa' mau makan, aku udah masak kok."

"Yaudah kita makan dulu yuk,,"

Alita kemudian langsung bergegas menuju dapur untuk menghangatkan masakan tadi yang sudah dingin, kemudian mempersiapkan kembali semuanya dimeja makan.

"Masak apa kamu?" tanya Eza yang sedang duduk menunggu dihidangkan makanan oleh Alita.

"Aku masak sayur asem A', sama goreng ikan teri, goreng tempe sama sambel. Aa' suka gak?" jawab Alita yang mulai menghidangkan masakan itu.

"Aku bakal makan apa aja yang kamu masak.. Aku laper banget!" ujar Eza sambil mengusap perutnya yang lumayan perih karena telat makan.

"Semoga enak dan Aa' suka yaa.." ujar Alita sambil menyiapkan nasi dan semua lauk pauk untuk Eza.

Detik selanjutnya Eza mulai menyantap makanan itu dan lagi-lagi Eza terperangah takjub oleh rasa masakan yang dimasak Alita. Masakan itu sangat terasa nikmat meskipun sederhana.

"Maaf ya, tadi aku ketiduran." ujar Eza sambil menatap Alita yang juga sedang makan.

"Alit yang minta maaf atuh A', kan Alit yang ketiduran."

"Gara-gara aku, kamu jadi ketiduran di sofa.."

"Gapa-pa A',"

Makan malam itu kemudian berlanjut, hening dan tanpa suara. Hingga akhirnya makan malam itu usai.

"A'... mending barang-barang tadi jual lagi aja." ucap Alita saat sudah selesai makan malam.

"Jual lagi? kenapa?" Eza mengernyitkan dahi tidak mengerti.

"Barang-barang itu terlalu mahal buat Alit,, Alit gak pantes buat nerima itu.. Lagipula Alit gak mau Aa' jadi marah gara-gara itu." ujar Alita dengan raut wajah menyesal. Alita mengira bahwa sepulang dari mall tadi Eza marah karena menghabiskan banyak uang untuk membelanja-i dirinya.

"Marah? siapa yang marah?" Eza menatap wanita itu dengan penuh tanya. "Tadi aku capek dan emang lagi pengen sendirian.. tapi kan aku bilang kalo aku ketiduran tadi." Eza mulai menarik benang merah yang Alita maksut.

"Tapi A',,,,,,,"

"Udaaaahhh.. Itu semua kan aku yang ngasih, bukan kamu yang minta.. Jadi terima aja,, gini-gini juga aku suami kamu." Eza menyela lagi ucapan Alita. "Mending sekarang kita ke atas yuk, kita belom ganti baju lho daritadi.." Eza mengalihkan dan kemudian Alita mengangguk dan mereka sama-sama pergi menuju kamar atas untuk ganti baju dan melanjutkan acara tidur yang terjeda.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

🌛Dee🌜

🌛Dee🌜

lita🥺💔

2021-07-11

0

Y.S Meliana

Y.S Meliana

duuh jadi hoyong emam masakan neng alita 😄

2020-11-04

3

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

gw bayangin yg jd alita nya si zaskia gotik 🤣🤣🤣🤣

2020-08-04

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!