Bertemu dengan Sari

Mentari perlahan menyinari bumi, menandakan malam telah berganti siang. Annisa masih betah dibawah selimut tebalnya. Tidak ada niat untuk menyambut mentari dengan semangat. Karena dia lagi tidak shalat, makanya dia tiduran walaupun sudah pagi. Kuliahnya juga tidak ada, jadi dia memilih tidur sampai lambung mengamuk. Sebelum lambung mengamuk, dia tidak akan beranjak dari bagian ternyaman dalam kosnya itu.

Persediaannya masih ada, sehingga dia tidak perlu repot menunggu kang sayur lewat.

Jam 9 pagi, Annisa baru beranjak dari tempat ternyaman dalam kosnya. Dia segera membersihkan diri, lalu menyiapkan sarapan untuk memanjakan lambungnya yang sudah mengamuk sejak tadi. Oseng-oseng tempe dan sambal terasi, menjadi lauk sarapannya. Sarapan? Entah itu sarapan atau makan siang, pasalnya, sudah jam 11 dia baru makan.

Setelah membereskan tempat makannya, dia melawan rasa malasnya lalu membuka laptop. Dia akan menyelesaikan minimal satu bab untuk skripsinya. Baru juga merefresh laptopnya, ponselnya berdering, pertanda chat masuk. Dia melihat ponselnya. Ada notif dari nomor baru di aplikasi hijau.

“[Assalamu’alaikum, kak Annisa, ini aku Sari. Kak Annisa apa kabar?]” tulis Sari pada Annisa.

Annisa langsung membalas chat dari Sari,

“[Waalaikumsalam, aku baik. Sari apa kabar?”]

“[Baik, kak. Kakak masih di Kendari?]”

“[Iya, masih di Kendari. Ada apa, dik?]”

“[Kirain udah pindah.]”

“[Belum.]”

“[Aku boleh main di tempat kak Annisa, gak?]”

“[Boleh, datang aja.]” Annisa mengirimkan alamat kos barunya. Dia tidak tau kalau sari ada maksud tertentu sehingga datang menemuinya.

Selain rasa rindu terhadap Annisa yang sudah dianggapnya sebagai kakak perempuannya, dia juga ingin belajar banyak hal dari Annisa. Sari memutuskan menemui Annisa di hari Minggu karena, hari itu adalah hari liburnya. Dia akan meminta Veri mengantarkannya ke tempat Annisa. Kebetulan, sang kakak sedang berkunjung ke kota Kendari. Selama kuliah, Sari tidak pernah keluar selain di kampus. Veri melarangnya untuk keluar tanpa ada dia di sisinya. Jadinya, sampai sekarang, Sari belum tau seluk beluk kota Kendari.

Pernah sekali Sari keluar tanpa sepengetahuan kakaknya, alhasil sang kakak marah besar hingga memotong uang jajannya. Sejak kejadian itu, Sari tidak pernah keluar lagi walaupun teman kuliahnya memaksa. Jalan satu-satunya agar dia bisa bebas keluar saat kak Veri tidak ada adalah dengan Annisa. Sari yakin, kakaknya tidak akan keberatan jika dia keluar dengan Annisa. Veri sudah bisa melihat perasaan kakaknya pada Annisa. Buktinya, saat dia mengutarakan maksud dan tujuannya ketika meminta nomor Annisa, Veri tidak protes.

Waktu terus berlalu, kedekatan Annisa dengan Sari sang adik dari dosennya, semakin baik. Namun, Annisa belum pernah sekalipun mengajak Sari jalan-jalan. Dia terlalu takut pada pawang Sari. Sementara Veri sibuk dengan kerjaannya mengurus perusahaan keluarga.

Veri dan Sari anak yatim piatu. Ayah dan ibunya telah meninggal saat kecelakaan mobil. Saat itu, Sari masih duduk di bangku SMP kelas 1. Beruntung, Sari selamat dari kecelakaan itu. Namun, rasa traumanya masih ada hingga dia tidak berani belajar mengendarai mobil. Dia belum bisa melawan rasa traumanya. Bayangan akan kehilangan orang tuanya selalu terlintas dikala dia hendak belajar mobil.

Hari yang melelahkan bagi Annisa yang baru saja revisi skripsi. Padahal, judul skripsi itu adalah pilihannya sendiri. Namun, dia kewalahan menyelesaikannya.

“Tuhan ...! Aku pengen nikah aja. Aku sudah lelah.” Teriaknya.

Baru saja dia teriak, ada telpon masuk di ponselnya. Tulisan malaikatku sebagai penelpon. Rasa lelahnya sedikit hilang saat sang mama menelpon. Ya, malaikatku adalah nama kontak dari mamanya. Dia langsung saja mengangkat telpon dari mamanya. Dari percakapannya, mamanya menyuruhnya untuk pulang karena ada kerjaan yang memerlukan bantuannya.

Annisa memutuskan pulang sehari setelah mamanya menelpon. Seperti biasa, dia dijemput oleh bapaknya. Kali ini, tidak ada drama pertemuannya dengan Satrio. Satrio? Mengingat Satrio, Annisa jadi penasaran dengan kabar laki-laki yang telah ditolaknya itu. Semenjak Annisa menolak lamaran Satrio, dia tidak pernah lagi bertukar kabar dengannya.

Annisa tiba di rumah saat azan Zuhur di kumandangkan. Setelah melaksanakan shalat Zuhur, Annisa merebahkan badan untuk istrahat.

.

Saat makan malam, mamanya mengutarakan maksud memanggil Annisa pulang. Ternyata, tujuan dia menyuruh anak gadisnya itu pulang, karena besok akan ada yang datang melamarnya. Annisa hampir saja tersedak. Padahal, kemarin dia hanya bercanda meminta pada Allah untuk segera dilamar. Ternyata, ucapannya itu langsung diterima oleh Allah.

“Tapi, kok gak ada persiapan, ma?” tanya Annisa penasaran. Padahal, besok waktu lamaran, tapi dia tidak melihat persiapan apapun.

“Kami sengaja, takut kamu gak terima lagi.”

Mendengar ucapan mamanya, Annisa merasa bersalah. Padahal, sebelumnya mereka sangat antusias menyambut lamaran Satrio, tetapi ditolak oleh Annisa.

Waktu lamaran telah tiba. Sama seperti sebelumnya, Annisa menunggu di kamar. Diliuar, keluarga dari calon yang akan melamarnya sudah tiba. Mereka sudah mengutarakan maksud kedatangannya di rumah Annisa. Hingga pada akhirnya, tibalah saat Annisa akan ditanya. Apakah menerima lamaran itu atau tidak. Dengan berat hati, Annisa menerima lamaran dari laki-laki itu. Setelah Annisa menerima lamaran itu, langsung saja menetapkan tanggal pernikahan. Pernikahan mereka akan dilangsungkan Minggu depan.

Annisa tidak terlalu kaget mendengar pernyataan itu, karena hal itu sudah biasa terjadi di kampungnya. Biasanya satu minggu setelah lamaran resmi, akan dilangsungkan akad nikah.

Sebenarnya, Annisa tidak sepenuhnya menerima lamaran itu. Dalam hati kecilnya menolak karena ada orang lain yang lebih dulu mengisi hatinya. Akan tetapi, melihat senyum bahagia dari orang-orang tercintanya dia tidak ada alasan untuk menolak. Lagi pula, jika dia menolak lamaran itu maka akan membuat orang tua bahkan keluarganya malu untuk yang kedua kalinya.

‘Ya Allah, semoga tindakanku ini sudah benar.’ Annisa membatin.

“Kak, maafin aku yang tidak bisa menunggumu pulang.” Satu tetes air mata Annisa berhasil lolos. Namun segera dihapusnya sebelum dilihat.

Saat Annisa bersedih, Veri justru sangat bahagia karena di terima oleh gadis pujaannya. Sepanjang perjalanan menuju hotel, dia tidak berhenti senyum. Ya, Veri dan keluarga menginap di hotel sampai hari pernikahannya tiba.

Satu hari menjelang akad nikahnya, di rumah Annisa sudah disibukkan dengan banyak hal. Mulai dari pembuatan pelaminan hingga konsumsi, semua dikerjakan di rumahnya. Ya, karena acaranya di kampung jadi tidak ada yang namanya catering. Saat persiapan ini, sesekali Veri datang membantu.

Tepat pukul 22.23, semua persiapan telah selesai. Semua penghuni rumah masuk untuk istirahat sementara Annisa lebih dulu disuruh untuk istrahat. Namun, bukannya istrahat dia malah chattingan dengan Sarah. Dia tidak bisa tidur dan terus saja mengganggu Sarah. Dia menceritakan banyak hal pada sahabatnya itu, padahal besok juga ketemu. Ya, Sarah dalam perjalanan menuju kampung halaman Annisa.

“Masyallah! Anak mama cantik benar.” Ucap mama Annisa memasuki kamar Annisa.

“Ma ....” Seketika mata Annisa memerah, dia tidak menyangka hari ini adalah hari terakhirnya menjadi gadis bebas. Dia akan menyandang status istri dan tidak akan sebebas dulu.

“Kenapa sayang?” Seketika mama Ima memeluk putrinya.

Saat Annisa bermanja-manja pada mamanya, Veri telah menjabat tangan pak Amin untuk mengucapkan ijab kabul.

“Saya terima nikah dan kawinnya Annisa Salsabila binti Amin Abdullah dengan mas kawin tersebut tunai!.” Satu tarikan nafas Veri berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar.

Setelah mendengar semua saksi mengatakan sah, kakak pertama Annisa meneteskan air mata bahagia.

Annisa keluar dituntun oleh mama dan sahabatnya. Melihat Annisa yang mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan make up yang menghias wajahnya, Veri terpesona bagaikan melihat bidadari turun dari langit. Sebelumnya Veri belum pernah melihat Annisa yang kini menjadi istrinya itu memakai make up.

Seharian Annisa dan Veri melayani para tamu yang datang mengucapkan selamat kepada mereka. Mulai dari keluarga, tetangga, teman SD, SMP, SMA bahkan teman kuliahnya yang sengaja datang untuk menyaksikan pernikahannya. Juga tidak lupa para kerabat dan keluarga Veri.

“Selamat ya, sepertinya ada yang bakal sibuk, nih.” Ucap salah satu teman kuliah Annisa.

“Apaan sih. Yang ada kamu tuh yang bakalan sibuk memikirkan cara untuk ngelamar Sarah.” Balas Annisa pada Anto teman kuliahnya.

Saat para tamu telah sepi, acara terakhir adalah sesi foto bersama. Teman-teman Annisa sangat antusias mengabadikan momen penting teman mereka. Mulai dari foto alay hingga selfi mereka lakukan.

Seharian melayani para tamu, Annisa dan Veri diserang lelah dari berbagai arah. Annisa lebih dulu masuk di kamarnya untuk mengganti pakaian serta menghapus make up yang membuat dia tidak nyaman seharian. Saat hendak menutup pintu, Veri menahannya dan langsung masuk. Seketika Annisa gugup, namun berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

“Maaf pak, kamar aku kecil tidak sebanding dengan kamar bapak di kota.” Ucap Annisa membuka percakapan.

“Tidak masalah kok, yang penting bisa ditempati.” Veri melihat tepat dimata Annisa.

Annisa langsung menundukkan pandangan karena malu.

“Maaf pak, aku mau ganti baju. Apa bapak boleh keluar sebentar?” usir Annisa pelan. Namun yang diusirnya malah senyum.

“Kok keluar, emang tidak boleh ya lihat istri sendiri saat gentian?” goda Veri.

“Tapi pak ….”

“Kenapa? Oh iya apa kamu tetap mau panggil aku bapak?” tanya Veri memotong perkataan Annisa.

“Maksud bapak?” Annisa bingung.

Tanpa menjawab pertanyaan Annisa, Veri malah memeluk tubuh gadis yang telah lama dia puja itu. Veri sangat menantikan saat ini, saat dia hidup bersama gadis pujaannya. Saat Veri memeluk dengan segenap rasa sayangnya, yang dipeluk malah diam saja. Hingga malam terlewatkan begitu saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!