Penasaran

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Matahari terbit menyinari seluruh alam semesta. Tasya menggeliat kecil sambil melirik kearah jam dinding. rupanya dia kesiangan.

"Astagfirullohhaladzim, Bang.... bangun bang, kita kesiangan" ucap Tasya sambil membangunkan sang suami

"Apa sih Dek, masih ngantuk ini"kata arka sambil masuk kedalam selimut lagi.

" Abang ini sudah setengah 6 pagi, abang nggak ngajar? "tanya Tasya

" Hah.... kok tumben kamu siang baru bangunin abang? "arka yang masih ngantuk langsung bangun.

" Lha ini juga aku baru bangun abang. aku juga kesiangan. gara-gara abang semalem minta terus-terus jadi kesiangan kan kita sekarang"gerutu Tasya

"Ya... kan kamunya juga senang-senang aja Dek tak kasih enak-enak malah terus mendesah yang bikin joni makin gencar terus" ledek arka pada sang istri.

"Ihh.... kenapa jadi ngomongin itu sih. udah cepet abang mandi kita sholat subuh"usir Tasya

" Iya udah abang mandi dibawah, kalau sudah selesai mandi langsung sholat aja dulu nggak usah nungguin abang"kata arka

Tasya hanya menganggukkan kepala dan segera menuju kamar mandi.

Setelah menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Tasya segera kedapur untuk membuatkan sarapan. karena sudah siang dan tak cukup waktu untuk memasak dia hanyaembuat roti bakar. Sementara arka selesai sholat masih menyempatkan diri kesawah untuk melihat tanaman padinya. Terdengar bunyi pintu terbuka dari arah depan. Rupanya arka sudah kembali dari sawah.

arka duduk di meja makan yang sudah rersedia roti bakar dan segelas kopi hitam kesukaannya. dilahap nya sarapan pagi tersebut dengan nikmat. sementara raya clingak clinguk mencari benda yang kemarin malam sibuangnya ditempat sampah. Arka yang heran dengan tingkah istrinya pun bertanya.

"Kamu cari apa sih Dek? " tanya Arka

"Ini Bang, buntalan putih berisi batu yang kemarin malam kubuang ditempat sampah kok nggak ada? "heran Tasya sambil terus mencari didalam kotak sampah.

" Buntalan apa? "Arka mengereutkan dahi bingung

" Jadi semalam itu ada sesuatu benda jatuh dari atap, noh lihat sendiri genting kita ada yang bolong gara-gara benda tersebut. Pas aku ambil buntalan kecil itu berisi batu berukuran sedang dan dilapisi kain warna putih. Lalu karena kemarin malam aku juga, sudah mengantuk akhirnya kubuang ditempat sampah. maksudnya pagi ini ingin ku tanyakan sama abang. Kira-kira siapa yang malam-malam iseng melempari rumahnya kita dengan batu.? apa abang punya musuh? "tanya Tasya sambil duduk didepan sang suami

" Kenapa nggak bangunin abang saja semalam? "tanya Arka

" Aku lihat abang tidur pulas banget jadi nggak tega buat bangunin"jawab Tasya

"Kira-kira siapa yang berani main-main sama abang ya? perasaan abang nggak punya musuh disini" heran Arka

Tasya mengendikkan bahunya pelan tanda tidak tahu.

"Bang, selama abang tinggal disini ada nggak sih, kejadian aneh dirumah ini? " tanya Tasya pelan takut menyinggung perasaan sang suami

"Abang baru 2bulan tinggal dirumah ini dek. Dan selam ini tidak terjadi apapun" jawab Arka

"Terus siapa dong? atau abang punya musuh? " tanya Tasya

"Apalagi itu, abang ini orang baru disini jadi nggak begitu kenal dengan warga disini. tetangga kanan kiri saja sedikit yang abang kenal. " jawab Arka

"Terus siapa ya,? apa mungkin mantan pacar abang yang sudah menikah. mungkin saja tak Terima abang menikah juga? " selidik Tasya sambil memperhatikan raut wajah sang suami

"Nggak mungkin Dek. Rosie ikut suaminya dan dia tidak tinggal di kota ini" terang Arka mengusir pikiran buruk sang istri pada sang mantan kekasih

"Lha terus siapa dong? " Tasya tampak putus asa

"Ya mana Abang tahu. sudah tak usah difikirkan mungkin saja hanya orang iseng" hibur Arka pada sang istri yang tampak lesu

"Tapi ini kaya teror tau Bang? " protes Tasya

"Teror gimana? "

"Yah, masa rumah kita dilempari batu nggak tahu sebabnya. Herankan? " tanya Tasya

"Iya juga sih. tapi ya sudah nggak usah terlalu difikirkan yang ada nanti kamu sakit" bujuk Arka

Tasya menghembuakan nafas pelan dan mengatakan saja kata-kata sang suami. walaupun hatinya dongkol.

"Abang berangkat ngajar dulu. kamu baik-baik dirumah" kata Arka

"Iya Bang" jawab Tasya

Setelah mencium telapak tangan sang suami dan mengantar sang suami sampai depan rumah. Tasya kembali duduk diterapkan rumah sambil termenung. Tasya yang masih memikirkan kejadian tadi dikagetkan dengan suara kang sayur yang sedang menawarkan dagangannya. Tasya beranjak dari duduknya dan mengambil dompetnya dikamar. Dia berfikir daripada bingung memikirkan buntalan itu mending dia belanja dan memasak untuk sang suami.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!