Prat 03

Dua kedua yang sedang duduk di meja yang sama, ada kecanggungan di antara mereka terutama Rembulan yang tertunduk karena malu di perhatikan oleh Tuan Haris Bagaskara tersebut.

"Terimakasih sudah datang dan membawa calon mantuku," ucap Tuan Haris Bagaskara yang tersenyum, ia hanya datang seorang diri tak bersama dengan putra semata wayangnya yang selalu sibuk di dunia bisnisnya.

"Nak Raditya tak datang?" tanya Papah Hermawan yang melihat temannya itu hanya seorang diri.

Tuan Haris tersenyum, ia sudah menebaknya jika putranya akan di tanyakan oleh calon mertuanya itu.

"Biasalah dia selalu sibuk saja tak sempat meluangkan waktunya untuk menemui calon istrinya yang cantik ini." puji Tuan Haris pada calon mantunya itu.

Rembulan begitu salah tingkah saat Tuan Haris mengatakan itu, ia pun memalingkan wajahnya agar terhindar saat Tuan Haris memandangnya.

"Gimana kabar mu, Ulan. Om senang sekali kamu datang ke sini, Nak." ucap Tuan Haris Bagaskara yang senang dengan kedatangan putri dari temannya itu, ia yang menagih janji pada temannya itu yang sudah memberikan permintaan apapun termasuk yang ia inginkan. Ia ingin putra semata wayangnya yang sibuk dengan perusahaannya ingin melihat Raditya menikah dengan gadis polos yang akan mengurus putranya dengan baik, ia yang seolah duda beranak satu hanya bisa berharap agar kehidupan putranya lebih baik setelah ia memiliki seorang istri.

"Ayo, makan." titah Tuan Haris yang mempersilahkan calon besan itu untuk makan, ia ingin mengobrol lebih banyak lagi mengenai pernikahan putra dan putri itu. Ingin segera cepat menghalalkan untuk putranya itu.

Setelah selesai makan, Tuan Haris mengobrol ke intinya ia pun meminta Rembulan menjadi istri dari putranya dan menjadi mantunya.

"Tidak usah khawatir, Hermawan. Semua biaya dan kehidupan putrimu akan baik-baik saja, dan kamu hanya perlu mendoakan mereka saja." pinta Tuan Haris pada temannya itu yang akan menyerahkan putri keduanya pada putranya itu.

"Saya percaya padamu, Har. Aku hanya ingin menitipkan putri ku saja, jaga dia baik-baik ya? Jangan pernah sakiti dia, dia begitu berarti bagi kami." balas Papah Hermawan yang percaya dengan temannya itu, ia sudah mengenal lebih lama sampai sekarang.

"Nak Rembulan ingin apa? Apa yang ingin Nak Rembulan katakan?" tanya Tuan Haris yang memandang Rembulan hanya terdiam menjadi pendengar yang baik atas perbincangan tentang perjodohan ini.

Rembulan yang tak tahu dengan sosok bernama Raditya itu, ia hanya fokus pada dirinya tak tahu dengan sosok pengusaha muda yang terkenal itu.

"Tidak, Om. Saya tak ingin sesuatu," sahut Rembulan, ia hanya ingin segera pulang dan merebahkan tubuhnya yang sejak semalam tak tidur karena memikirkan tentang ini.

.

.

.

Selesai memperbincangkan masalah pernikahan, Rembulan yang sudah ada di atas ranjangnya menatap langit-langit kamarnya. Ia tak percaya dengan takdirnya saat ini akan menemukan jodohnya dengan cepat. Baru memejamkan kedua matanya suara ponselnya berbunyi dan Rembulan pun mengalihkan pandangannya pada benda pipih tersebut.

"Kak Maya," gumam Rembulan.

"Halo, kak. Ada apa?" tanya Rembulan secara langsung, ia yang masih kecewa pada keluarga yang telah memilih dirinya sebagai calon istri untuk pria itu.

"Dengar-dengar Kamu mau menikah, Dek?" tanya kak Maya yang tahu dari Papahnya, ia yang tak ingin menikah di saat ia merintis karir di kota lain.

"Udah tahu nanya lagi, kenapa gak Kaka saja sih, kenapa harus aku," ucap Rembulan dengan nada protes, ia yang ingin merasakan indahnya masa di mana ia masih ingin merasakan indahnya sebagai seorang gadis di umurnya yang masih belasan tahun.

"Mungkin itu jodoh kamu, Dek. Terima saja ya, Kaka hanya akan mendoakan yang terbaik untuk mu," ucap Kak Maya yang punya alasan lain dan ia tak ingin sang adik tahu.

"Kalian menyebalkan, apa kalian tak sayang lagi dengan ku hingga mengusir ku dengan cara halus seperti ini." rengek Rembulan seolah ia adalah orang yang teraniaya.

"Bukan gitu, Dek. Tapi Kaka tak bisa menggantikan mu di saat karir Kaka mulai naik. Kamu ngerti ya," pinta Kak Maya setelah itu ia mengakhiri panggilan setelah banyak membicarakan sesuatu terutama rasa rindunya pada adiknya.

Selesai mengobrol lewat panggilan Rembulan merasakan jika Kakak beda dengan yang lain ada suara yang ia dengar begitu sedih.

"Kak Maya kenapa ya? Kok beda banget ya," gumam Rembulan yang berpikir bahwa sang kakak menyembunyikan sesuatu pada dirinya yang entah itu apa.

"Minggu depan status ku beda dong, aku gak bisa bayangkan satu atap dengan pria yang tak ku kenal itu, dan sampai sekarang pun aku tak pernah lihat sosok itu. Bagai pria misterius." ucapnya lagi sambil bergidik ngeri membayangkan itu semua.

Di dalam kamar Papah Hermawan, sang istri membawa secangkir kopi buatannya dan menaruh di atas meja di mana sang suami sedang duduk di sofa kamar.

"Gimana keadaan Maya, Pah. Apa dia baik-baik saja?" tanya seorang ibu pada putri pertamanya yang jauh di sana, ia ingin mendampingi putrinya yang sedang terkena masalah.

"Dia akan baik-baik saja, Mah. Cukup fokus pada Rembulan saja." pinta Papah Hermawan yang sudah mengirimkan seseorang untuk menemani putrinya di sana dalam keadaan membutuhkan seseorang.

"Tapi, Pah. Mamah merasa kasihan dengan kedua putri kita, Pah. Rembulan yang terimbas dari perjodohan yang tak kita rencanakan dan Maya--," belum melanjutkan perkataannya, Mamah Tika di tarik masuk ke dalam dekapannya dan menenangkan sang istri.

"Mamah tenang saja ya, semua akan baik-baik saja terutama Rembulan, dia adalah gadis kecil kita yang ceria dan tangguh." ucap Papah Hermawan yang menenangkan sang istri agar perasaan lebih tenang.

"Tuan Haris sudah menentukan harinya, Mah. Kita tinggal me sana sama-sama ya," ucap Papah Hermawan yang memberitahukan soal rencana hari pernikahan putri kedua dengan cepat sesuai keinginan temannya itu.

"Cepat sekali, Pah. Kita belum memberitahukan keluarga yang lain agar bisa menyaksikan Rembulan menikah." Mamah Tika tak percaya dengan hari yang begitu cepat yang di berikan oleh Tuan Haris.

"Tak usah, Mah. Di adakan hanya privat saja, Mah. Tak boleh banyak yang tahu," tolak Papah Hermawan sesuai keinginan temannya itu.

"Tapi kenapa, Pah?" tanya Mamah Tika yang heran, ia ingin melihat dan menyaksikan putrinya menikah banyak orang yang menyaksikan.

"Turuti saja, Mah. Papah tak bisa berbuat apapun kecuali Tuan Haris lah yang mengubah semuanya." ucap lirih seolah pria berstatuskan sebagai kepala rumah tangga yang akan bertanggung jawab atas keluarga itu.

Mamah Tika pun mengangguk dengan pasrah, ia tak bisa berbuat apapun termasuk mencegah semua yang telah terjadi pada kedua putrinya itu. Ingin sekali membelah dirinya dan menjadi sandaran untuk kedua putrinya yang berbeda tempat.

"Pah," ucap Mamah Tika yang takut dengan perasaan ini.

"Ada apa?" tanya Papah Hermawan.

"Apa Rembulan akan baik-baik bersama dengan anak temannya Papah itu?" tanya Mamah Tika yang menghawatirkan anaknya setelah pernikahan itu tiba.

"Percaya saja ya, Mah. Kita doakan saja kedua putri kita," balas Papah yang tak kalah khawatir, ia sebagai seorang ayah dan cinta pertamanya untuk kedua putrinya merasa sedih harus berpisah dengan putri keduanya setelah putri pertamanya di kota lain.

.

.

.

Hari yang selalu di hindari Rembulan pun tiba, ia di bangunkan di pagi buta tersebut untuk pergi ke sebuah gedung yang sudah di dekor secara elegan namun mewah. Hari di mana Rembulan akan menggantikan statusnya sebagai seorang gadis akan menjadi seorang istri.

"Sudah selesai kan?" tanya Mamah Tika memastikan jika keperluan putrinya sudah selesai dan tak ketinggalan lagi.

"Sudah, Mah." jawab Rembulan dengan lirih, siap tak siap ia harus menerima semua dengan keadaan seperti ini. Mungkin ini sudah takdirnya menikah di usia mudanya.

Rembulan menjadi anak yang penurut kali ini dan tidak banyak mengeluh maupun berkomentar. Dia hanya bisa menahan sesak di dadanya seorang diri.

Mamah Tika yang menyadari kegelisahan putrinya juga hanya bisa memberinya semangat moril saja.

Rembulan dan kedua orang tuanya berhenti di sebuah hotel mewah tempat yang mereka beri tahu, takut memang, namun ini adalah bagian masa depan yang harus Rembulan jalani. Saat ia melangkah maju maka tidak tersedia lagi jalan untuknya mundur.

.

.

.

.

Dalam sekejap Rembulan sudah di sulap menjadi pengantin yang cantik, berbalut kebaya putih sederhana namun cantik, Rembulan terlihat begitu mempesona. Bahkan Papah dan Mamahnya menitikkan air matanya terharu melihat putrinya yang begitu cantik, senyum yang di paksakan dan langkah kaki yang berseok, Rembulan sebenarnya begitu enggan untuk duduk di kursi pelaminan itu. Sebuah kursi yang akan mengubah segalanya

Rembulan meremas kebaya nya dengan erat, dia begitu gugup untuk melewati semua ini. Namun sudah tidak ada pilihan kedua untuknya saat ini, mau tidak mau itu yang harus ia jalani.

Tuan Haris beserta Pak penghulu dan kedua saksi sudah datang dan duduk dengan rapi, Rembulan semakin gugup, keringat dingin sudah membasahi keningnya.

Seorang pria berjas putih datang, dengan di iringi kedua asisten pribadinya dan beberapa bodyguard nya dengan langkah tegap berjalan ke meja di mana sudah duduk menunggunya. Namun yang menarik perhatian dari pria yang akan menjadi suaminya itu memakai topeng untuk menutupi wajahnya yang Rembulan tak tahu.

Kedua netra mereka bertemu, bola mata kecoklatan itu benar-benar misterius bagi Rembulan. Orang yang akan menjadi suaminya itu sama sekali tak tersentuh padanya. Hanya duduk dan meminta untuk segera memulai acaranya.

.

.

.

.

.

.

Saya terima nikah dan kawinnya Rembulan binti Hermawan dengan mas kawin kalung berlian dan uang tunai 100 juta rupiah di bayar tunai....

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

semoga pria baik

2023-06-27

0

Novi Putri

Novi Putri

bismilah semoga ganteng sholeh heheee

2023-06-27

2

Supartini

Supartini

gantengnya kabanyakan ya kok dirutup segala

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Prat 03
4 Part 04
5 Part 05
6 part 06
7 Part 07
8 part 08
9 Part 09
10 part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Prat 03
4
Part 04
5
Part 05
6
part 06
7
Part 07
8
part 08
9
Part 09
10
part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!