Part 05

Belum puas Rembulan mengamati pemandangan di sekeliling kamarnya ini, pelayan pribadinya yang di tunjuk untuknya datang menghampirinya.

"Nyonya muda, saya sudah siapkan air hangat untuk nyonya mandi setelah ini akan makan siang bersama Tuan besar," ucap pelayan itu yang menghampiri majikannya yang sedang melamun.

"Ah, iya, aku juga ingin segera mandi rasanya gerah sekali." ucap Rembulan yang masih memakai gaun pengantin yang begitu pas di tubuhnya yang tinggi sepadan.

"Namaku Rembulan, bukan Nyonya muda yang kau panggil itu.," ucap Rembulan lagi, ia tak ingin di panggil seperti itu.

"Saya tahu, nyonya muda. Tapi rasanya tak sopan jika memanggil nama saja, saya juga takut pada Tuan besar jika melanggar peraturan yang ada di rumah ini." jelas pelayan itu sambil tertunduk, ia yang baru mendapatkan seorang majikan yang terlihat baik ini.

"Terserah kau saja, aku sudah lelah dan tidak ingin berdebat," balas Rembulan yang malas menyahut perkataan pelayan itu.

Rembulan segera menuju ke kamar mandi yang di tunjukkan pelayan itu.

"Kenapa kau masuk?" tanya Rembulan yang kaget karena pelayan itu terus mengikutinya sampai kedalam kamar mandi.

"Tentu saja membantu Nyonya mandi," jawab pelayan dengan tenang.

"Kau mau apa?" ucap Rembulan lagi.

"Membantu, Nyonya muda. Mandi." sahut pelayan itu dengan santainya. Di kediaman ini semua majikan akan diperlakukan seperti putri atau pun ratu di rumah ini.

"Apa!! Aku bisa mandi sendiri tak perlu kau bantu. Aku malu." jawab Rembulan yang kaget, ia tak pernah di perlakukan seperti ini di rumahnya sendiri.

"Tidak bisa, Nyonya muda. Ini sudah menjadi kewajiban saya sebagai pelayan Nyonya," balas pelayan itu yang masih kekeh ingin melakukan tugasnya sebagai pelayan pribadinya Nyonya mudanya.

"Enggak!! Aku tidak akan membiarkan melakukan itu, aku malu. Kamu dengar tidak sih," bentak Rembulan yang merasa malu harus memperlihatkan bagian pribadi pada seorang yang asing bagi Rembulan.

"Tapi saya takut Nyonya muda. Jika Tuan besar tahu kalau saya tak melayani Nyonya muda dengan baik." jawab pelayan itu.

"Aku tak akan melaporkan itu pada Papah mertua ku, kamu tenang saja." ucap Rembulan yang enggan untuk di bantu soal mandinya.

"Baiklah, saya menunggu di luar saja, nyonya muda. Jika butuh bantuan bisa panggil saya." ucap pelayan itu sambil berlalu meninggalkan Rembulan seorang diri di dalam kamar mandi.

Setelah perginya pelayan itu Rembulan membuang napasnya dengan kasar, ia tak bisa membayangkan jika dirinya di mandikan seperti bayi yang baru lahir tanpa bisa apa-apa.

"Malu banget gue harus memperlihatkan bagian sensitif gue," gurutu Rembulan yang membayangkan hal itu terjadi. Ia pun bergegas membuka pakaiannya yang masih melekat di tubuhnya. Satu persatu pakaian itu ia buka dan menaruh di sembarang tempat, Rembulan yang masuk di bathtub dan merendamkan tubuhnya dengan meneteskan aroma terapi yang menenangkan. Ia butuh ini untuk menenangkan pikiran dan tubuh dengan kejadian yang tak terduga di hari ini.

Satu jam sudah, Rembulan merendamkan tubuhnya. Ia merasa lebih baik dari sebelumnya dan bangun setelah itu membersihkan tubuhnya di guyuran air shower yang berada di sebelahnya.

"Segar banget," ucap Rembulan begitu segar setelah mandi. Ia keluar dengan wajah segar.

"Nyonya muda sudah selesai, mari saya bantu." titah pelayan yang tak ada tolakan dari Rembulan dengan pasrah nya.

Dengan cekatan pelayan itu membantu nyonya muda itu memakai dan mendandani seperti yang di inginkan Rembulan.

"Siapa namamu?" tanya Rembulan untuk memecahkan keheningan.

"Tata, Nyonya," sahut pelayan yang bernama Tata.

"Usia?" tanya Rembulan lagi.

"25 tahun, Nyonya,"

"Benarkah? Berarti aku lebih muda dari kamu, jadi kau tidak perlu memanggil ku Nyonya lagi, oke,"

"Tidak bisa, Nyonya. Ini sudah peraturannya," ucap pelayan Tata yang masih merapihkan tataan rambut Rembulan.

"Kau ini," Rembulan cukup kesal saat ucapan pelayan itu terus membantahnya.

"Kamu tahu kan dengan suamiku itu," tanya Rembulan ingin tahu sosok suami di rumah ini.

"Maksudnya Tuan muda Raditya?" ucap pelayan itu yang bernama Tata.

"Iya, siapa lagi, hah. Emang di sini anak Papah mertua ku ada lagi." jawab Rembulan yang ketus, ia habis pikir dengan pertanyaan dari pelayan itu.

"Dia orangnya tegas, dingin dan jarang tinggal di sini, nyonya muda. Setelah kepergian nyonya besar." jelas Tata yang tahu jika Tuan muda jarang sekali untuk pulang hanya sesekali saja untuk mengecek kondisi Papahnya saja.

"Maksudnya?" tanya Rembulan tak mengerti.

"Setelah kepergian nyonya besar Tuan muda jarang pulang dan menghabiskan waktunya di luar sana." jelasnya lagi, ia memberikan kisah kehidupan Tuan besarnya.

"Kasihan juga ya, tapi orang kaya gimana ya? Soalnya pas dia menikahi ku dia pakai topeng untuk menutupi wajahnya." ucap Rembulan yang penasaran dengan wajah suaminya itu.

"Tuan muda orangnya baik kok, di hangat saat nyonya besar masih ada tapi setelah kepergian Nyonya besar kelakuannya berbeda dari sebelumnya. Dingin, dan tertutup.

"Kok aku jadi penasaran ya dengan sosok suami ku itu," gumam Rembulan yang penasaran.

"Kapan dia ke sini?" tanya Rembulan, ia ingin melihat secara langsung wajah dan karakter suaminya itu.

"Entah, nyonya muda. Saya rasa setelah menikah semoga saja Tuan muda kembali lagi seperti dulu. Dan nyonya muda bisa mengembalikan warna dalam hidupnya yang begitu gelap tanpa warna." ucap Tata yang berharap lebih di dalam pernikahan Tuan mudanya. Ia begitu kasihan pada Tuan besar yang tinggal sendiri di rumah sebesar ini.

"Sudah selesai, nyonya muda. Apa nyonya menyukai dandanan seperti ini?" tanya Tata yang takut jika majikannya tak suka dengan model dan gaya yang ia berikan.

"Aku tak suka yang berlebihan cukup natural saja, tolong bisa di ubah?" pinta Rembulan, rasanya ini terlalu berlebihan jika ia berdandan setiap hari seperti ini. Yang ia inginkan hanya biasa saja dengan makeup natural.

"Baik, nyonya muda." ucap Tata yang patuh dengan keinginan majikannya. Ia ingin melayani dengan baik tanpa ada protes dan mendapatkan hukuman dari Tuan besar jika ia tak bisa melayani majikannya dengan benar.

"Kamu mau kan menjadi teman ku?" pinta Rembulan lagi, ia yang tak tahu di kediaman ini di tambah ia tak ada seorang pun yang akan menemani hari-harinya di rumah asing ini.

Pelayan itu pun mengangguk tanda setuju dan setelah itu menggelengkan takut jika dirinya adalah seorang pelayan.

"Kamu kenapa sih? Tadi setuju kok sekarang malah menolak." tanya Rembulan yang aneh dengan sikap pelayan itu yang plin-plan.

.

.

.

.

Setelah selesai mendandani majikannya sedang makeup natural, Tata pun mempersilahkan majikannya untuk keluar dari kamarnya untuk menuju tempat dimana ruang makan berada.

"Kamu temenin aku ya," pinta Rembulan yang masih merasa asing di rumah mertuanya ini, ia takut salah arah di rumah yang luas ini.

"Baik, nyonya muda. Saya akan mengantarkan sampai ruang makan." sahut Tata yang mempersilahkan majikannya lebih dulu jalan ia di belakang sambil mengarahkan ke ruang makan.

Sampai di ruang makan, ada dua orang pria yang berbeda usia itu. Rembulan menduga jika itu adalah Raditya suaminya itu.

"Ayo duduk, Ulan. Kita akan makan siang bersama." titah Tuan Haris pada menantunya yang lagi bengong menatap kearah meja makan.

"Ah, iya, Pah." ucap Rembulan dengan gugup. Rasanya baru melihat dengan jelas seorang Raditya yang tadi mengikrarkan janji sucinya tadi pagi.

"Layani suami ya," suruh Tuan Haris pada menantunya agar Raditya bisa menerima dan tinggal di rumah ini lagi.

Raditya hanya terdiam dengan wajah dinginnya yang di ceritakan oleh pelayan itu, Rembulan merasa gugup dan takut jika melayani suaminya itu.

Rembulan menatap kearah mertuanya dan mertuanya pun mengangguk tanda ia harus melakukan tugas pertama seorang istri.

Dengan langkah pelan Rembulan mendekat ke arah pria yang dingin ini, ia pun menaruh nasi dah beberapa laut tanpa bertanya lagi.

"Mau apa lagi?" tanya Rembulan, ia yang tak tahu dengan selera pria ini hanya bisa menaruh yang ada di atas meja makan.

"Sudah cukup," cegah pria yang bernama Raditya itu.

Makan siang dengan keheningan hanya suara sendok dan garpu beradu membuat Rembulan melirik kearah suaminya itu yang masih fokus pada makanannya.

"Aku sudah selesai, Pah." sahut Raditya yang sudah selesai.

"Aku akan membawa istri ku, Pah. Aku akan mandiri," ucapnya lagi yang datang ke rumah ini untuk menjemput istrinya yang di bawa oleh Papahnya.

"Kenapa gak tinggal di sini, Dit. Biar Papah ada temannya." Timpal Tuan Haris yang ingin putra dan mantunya tetap tinggal di rumah ini.

"Aku hanya ingin kami saling mengenal saja, Pah. beri waktu Adit untuk mengenal lebih dekat lagi dengan istri ku," ucap Raditya beralasan seperti itu, ia tak ingin Papah mengawasi dirinya.

Papah Haris membuang nafasnya dengan kasar dan melirik kearah Rembulan yang masih terdiam dan tertunduk. "Apa kamu mau Ulan?" tanya Tuan Haris pada menantunya.

"Saya terserah Mas Adit saja, Pah." jawab Rembulan dengan pasrah. Kini hidupnya sudah tanggung jawab suaminya.

Tuan Haris pun setujui permintaan putranya, ia biarkan pengantin baru itu saling mengenal satu sama lain.

"Baiklah, tapi kalian sesekali main ke sini ya," pinta Papah Haris pada putra dan mantunya itu. Setelah itu ia bangun dan bergegas pergi ke kamarnya.

Raditya tahu dan melihat tingkah istrinya itu yang lagi mencuri pandang dengannya saat ini.

"Kenapa?" tanya Raditya.

"Apa?" tanya Rembulan yang tak tahu jika dirinya ketahuan oleh pemiliknya.

"Kenapa memandang ku seperti tadi." tanya Raditya lagi, ia ingin tahu apa yang di lakukan oleh istri kecilnya itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hanya ingin memandang ciptaan Tuhan yang begitu sempurna ini, kamu ternyata ganteng ya...

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

serasa benar2 di istana ya LAN,,😉

2023-06-27

1

Harlina Mami

Harlina Mami

visualx dong thor

2023-06-27

0

Nasiati

Nasiati

keren ulan

2023-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Prat 03
4 Part 04
5 Part 05
6 part 06
7 Part 07
8 part 08
9 Part 09
10 part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Prat 03
4
Part 04
5
Part 05
6
part 06
7
Part 07
8
part 08
9
Part 09
10
part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!