Part 04

"Saya terima nikah dan kawinnya Rembulan binti Hermawan dengan mas kawin kalung berlian dan uang tunai 100 juta rupiah di bayar tunai,"

Dengan tarikan satu kali dan lantangnya pria yang ada di sampingnya ini sudah mengucapkan janji suci pada Tuhan, dan kini Rembulan yang berstatuskan hanya seorang gadis sekarang sudah menjadi seorang istri dari suami yang entah siapa? Rembulan hanya bisa menarik napasnya dengan perlahan lalu membuangnya juga dengan perlahan. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaan seperti ini menjadi seorang istri yang belum pernah ia kenal.

"Sah...,"

"Sah...,"

Mamah Tika tak bisa membendung air matanya lagi, kini esok dan selamanya Putri keduanya ini mulai saat bukan lagi tanggung jawabnya, Rembulan yang berpindah pada suaminya saat ini. Tangis haru melihat raut wajah putrinya yang tak pernah ceria lagi saat ia di nyatakan akan di jodohkan.

"Maafkan Mamah, sayang." batin Mamah Tika sambil menitikkan air matanya.

Selesai mengikrarkan janji pada Tuhan di hadapan orang tuanya dan para saksi setelah itu di teruskan dengan berdoa. Selesai berdoa, Rembulan berdiri untuk menghampiri orang tuanya,ia ingin meminta restu dan mendoakan pernikahan yang beberapa detik ini yang sudah mengubahnya menjadi seorang istri.

"Jangan terlalu lama dan banyak drama, aku beri kamu kesempatan untuk pamit pada orang tua mu, setelah ini kamu akan di antarkan ke rumah hadiah dari Papah." bisik pria di sampingnya yang tak lain adalah suaminya sekarang. Rembulan terdiam sesaat dan mencerna apa yang tadi barusan suaminya itu ucapkan.

Setelah mengucapkan itu, Tuan Raditya pun berdiri seolah memberi kode pada asistennya untuk mengawasi gadis yang baru beberapa detik ini ia jadikan menjadi seorang istri, lalu ia pun meninggalkan acara sederhana ini permintaannya.

"Raditya..," panggil sang Ayah yang melihat kelakuan putranya meninggalkan acara tersebut, ia begitu malu pada besannya yang sedang memandang kearah arah putranya.

Tuan Haris pun membuang napasnya dengan kasar, ia tak mengerti dengan kelakuan putranya yang selalu membantah perkataan dan tindakan membuat ia pusing.

"Maafkan Putra saya, Her. Dia mungkin ada keperluan lain." ucap Tuan Haris pada temannya yang tak enak hati, ia seolah hanya mempermainkan putrinya saja.

Papah Hermawan tak menjawab, ia terdiam harus berkata apa. Apa yang ada di pikiran sekarang adalah pikiran buruk tentang kelakuan putra dari temannya yang berbeda dengan Papahnya.

Mamah Tika tak menghiraukan ia menghampiri putrinya dan memeluknya erat.

"Maafkan kami, Nak. Maaf kan Mamah, sayang." sesal Mamah Tika yang takut jika putrinya di perlakukan tak baik oleh mantunya. Ia tak ingin putrinya merasakan apa yang tak pernah dia rasakan.

Terasa sesak saat membayangkan putrinya harus hidup dengan pria tak berperasaan itu. Papah Hermawan pun tak bisa berkata apapun lagi, lidahnya kelu. Dia sangat menyesal dan meminta pada temannya itu untuk menjaga putrinya.

"Sudahlah, Mah. Rembulan tidak apa, mungkin memang sudah nasib Ulan begini adanya, kalian harus tetap hidup bahagia dengan atau tanpa Ulan ya, Ulan sangat mencintai kalian. Ucapkan salam pada kak Maya ya Mah! Ulan belum sempat berpamitan pada kak Maya. Anggap saja ini sebagai bakti Ulan yang terakhir, Entah kapan Ulan bisa bertemu kalian lagi. Tapi, semoga Tuhan segera mempertemukan kita lagi ya, Ulan pamit ya? Papah harus jaga Mamah, dan Ulan sayang Mamah dan Papah." pesan Rembulan dan pamitnya pada orang tuanya.Ia juga merasakan jika hari terakhir bersama kedua orang tuanya saat ini, entah kehidupan apa yang akan ia jalani sebagai seorang istri dari pria yang belum ia ketahui wajahnya.

Rembulan memeluk erat Mamahnya kemudian Papah Hermawan secara bergantian. Sebenarnya ia enggan untuk melepaskannya namun tiba-tiba saja salah satu seorang asisten Pak Raditya datang dan memanggil untuk segera pergi dari ruangan yang sudah di dekor secara mewah harus di tinggalkan begitu saja setelah ijab kabul.

"Kemana bocah itu?" tanya Tuan Haris pada asisten putranya itu, ia ingin tahu kemana keberadaannya sekarang tiba-tiba meninggalkan istrinya.

"Dia ada keperluan lain, Tuan besar. Dan tak bisa di tunda lagi." jelas asisten pribadinya putranya itu

"Jangan bawa menantuku, dia akan tinggal bersama ku," cegah asisten akan membawa Rembulan ke rumah yang kini ia hadiahkan untuk pernikahannya.

"Tuan Raditya memerintahkan saya seperti itu, Tuan besar." jawab asisten Angga itu dengan tertunduk, ia takut menatap Ayah dari bosnya tersebut.

"Gak usah takut aku yang akan bertanggung jawab," ucap Tuan Haris yang memerintah seorang wanita untuk membawa mantunya pulang ke kediamannya.

Rembulan yang berjalan dengan pelan sesekali menengok ke belakang dan melihat orang tuanya yang masih menatapnya.

"Jaga diri kalian baik-baik ya, Ulan sayang kalian," teriak Rembulan dengan menitikkan air matanya yang begitu menyedihkan, siapa pun yang mendengarnya akan iba pada gadis muda ini. Dan mamah Tika pun yang mendengarnya tak kuasa menahan tangisannya ia bersimpuh karena tak kuat melihat putrinya yang sudah di bawa oleh besannya itu. Ia hanya bisa memandang punggungnya saja tanpa bisa melawan ataupun mencegahnya.

"Rembulan...," panggil Mamah Tika begitu lirih.

.

.

.

Rembulan hanya duduk merenung ia melihat kearah luar jendela mobil mewah yang tengah berjalan, ia sudah berada di dalam kendaraan yang akan membawanya ke rumah mertua yang entah berada di mana. Satu jam lebih kendaraan ini melaju dengan kecepatan sedang membuat Rembulan bertanya-tanya, dan kendaraan itu sampai di bangunan bak istana tersebut.

Rembulan tercengang dan takjub dengan bangunan yang ia lihat sekarang, ia tak memimpikan dan membayangkan akan menjadi seorang putri dan mantu di istana ini.

"Ayo turun," titah Tuan Haris pada mantunya yang ia pilih menjadi istri dari putranya itu.

Rembulan pun menganggukkan kepalanya tanda paham, ia menurut saja dan mengikuti kemana mertuanya itu mengajaknya. Hatinya masih merasakan perasaan sangat sedih saat perpisahan antara dirinya dan kedua orang tuanya.

Rembulan memperhatikan dengan seksama, jarak dari gerbang utama ke rumah cukup jauh jika di tempuh dengan berjalan kaki, Rembulan mengakui jika kediaman rumah mertuanya kini begitu mewah.

"Silahkan, Nyonya." seseorang pengawal membukakan pintu mobil untuk Rembulan.

Dengan rasa yang masih ragu Rembulan pun memberanikan kakinya melangkah masuk kedalam rumah besar tersebut, interior dan desain rumah ini benar-benar seperti dalam dongengnya.

Rembulan di sambut oleh pelayan yang sudah berbaris rapi untuk menyambutnya.

Rasa malu dan canggung pun ia rasakan saat penyambutan bagai seorang putri yang turun dari kayangan. Rembulan berusaha untuk bersikap tenang saat ini.

Mata Rembulan terfokus pada satu wanita yang menunggu di ujung barisan sebagai seorang pelayan yang tertunduk karena hormat.

Rembulan membungkuk memberi hormat pada para pelayan yang kini menyambutnya.

"Selamat datang nyonya muda," sapa para pelayan tersebut.

Wanita itu memberi kode pada seseorang, dan salah seorang pelayan maju.

"Saya adalah asisten pribadi anda mulai sekarang, Nyonya. Izinkan saya mengenalkan diri saya sendiri," ucap pelayan itu dengan sopan dan Rembulan hanya mengangguk tanda paham.

"Saya akan membantu nyonya di rumah ini," ucapnya lagi sambil membungkukkan badannya.

"Mereka yang menyambut sekarang adalah para pelayan yang akan melayani mu mulai sekarang. Dan kamu tak perlu canggung anggap saja ini rumah mu ya," ucap Tuan Haris yang menatap mantunya.

"Iya, Om." jawab Rembulan yang gugup.

"Panggil Papah mulai sekarang, kamu adalah putri ku juga," pinta Tuan Haris pada mantunya.

Rembulan mengangguk dan tersenyum, ia bahagia karena memiliki seorang mertua baik dan pengertian. Entah dimana istri dari mertuanya itu yang belum Rembulan ketahui.

"Apa Nyonya mau langsung saya antar ke kamar?" tanya pelayan pribadi Rembulan.

"Iya, aku lelah," jawab Rembulan.

Tentu saja lelah, hampir berjam-jam ia merasa lelah dengan semua yang terjadi padanya.

Dengan di bantu oleh pelayan tersebut, Rembulan melangkahkan kakinya menuju kamar yang akan menjadi tempat istirahat saat ini.

kamar yang mewah yang di tunjukkan oleh pelayan itu, lagi lagi Rembulan tercengang dan takjub dengan desain kamarnya. Rembulan melangkah dan menghampiri ranjang yang berukuran besar itu yang melambai-lambai ingin ia sentuh.

"Saya keluar dulu, nyonya muda." pamit seorang pelayan yang mengantarkannya.

Rembulan duduk di pinggir ranjang tersebut dan melihat sekeliling sudut ruangan tersebut.

.

.

.

.

.

.

Aku bermimpi apa saat dulu, kini hidup ku bagaikan seorang putri di kerajaan dongeng....

Terpopuler

Comments

Lala Kusumah

Lala Kusumah

😭😭😭😭😭

2023-06-29

1

Bzaa

Bzaa

aihhhh ternyata punya istri

2023-06-27

0

Nurwana

Nurwana

waow.... ternyata tuan raditiya banyak istrinya. ksian rembulan.

2023-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Prat 03
4 Part 04
5 Part 05
6 part 06
7 Part 07
8 part 08
9 Part 09
10 part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Prat 03
4
Part 04
5
Part 05
6
part 06
7
Part 07
8
part 08
9
Part 09
10
part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!