Pujian Rembulan dengan entengnya pada seorang pria yang kini berstatuskan sebagai suaminya. Ia tak tahu jika wajah suaminya itu begitu tampan dengan tubuh yang profesional bagai model di majalah yang pernah ia lihat punya Mamahnya.
"Ayo siap-siap sebentar lagi kita akan pergi," titah Raditya yang tak menganggap omongan istri kecil itu, ia ingin segera pulang ke rumahnya sendiri hadiah pernikahan dengan Rembulan.
"Sekarang?" tanya Rembulan yang begitu polos, ia yang sudah mendengar pembahasan tentang ia akan mengikuti dimana suaminya berada.
"Menurut mu?" tanya Raditya lagi, ia pun bangun dan memerintahkan pelayan itu untuk memberitahukan apa yang ia katakan.
"Dasar pria aneh dan dingin, di tanya malah pergi." gurutu Rembulan yang kesal, ia pun bangun mencari pelayan pribadinya itu.
"Nyonya sekarang kita ganti pakaian sebentar lagi nyonya akan ikut dengan Tuan muda." ucap Tata yang di perintahkan Tuannya untuk mempersiapkan semuanya termasuk ia akan ikut ke rumah Tuan muda untuk menemani nyonya mudanya.
"Emang sekarang?" tanya Rembulan, ia yang baru datang di rumah mertuanya harus pindah lagi ke tempat suaminya berada.
"Baiklah," pasrah Rembulan, ia pun bergegas bangun dan berjalan menuju kamarnya yang tadi sempat ia tempati.
Sorenya Rembulan bersama Tata pelayan itu pergi menggunakan mobil yang berbeda dengan Tuan muda Raditya, ia di antar oleh supir yang ada di rumah mertuanya hanya bisa mengikuti apa pun yang akan terjadi pada dirinya setelah ini.
Sampai di bangunan yang terpencil dari kota tempat tinggal mertuanya itu, Rembulan mengamati sekeliling bangunan dan tempat di mana rumah suaminya berada. Kenapa rumah mewah ini terletak jauh kesan dari kota, pikirnya.
"Ayo turun nyonya muda. Kita sudah sampai." titah Tata yang membuyarkan lamunan Rembulan.
"Ah, iya, sudah sampai ya," ucap Rembulan yang melihat bangunan mewah sudah ada di depan matanya.
Rembulan turun bersama dengan Tata, ia pun menelusuri bangunan rumah yang begitu asri banyak pohon di sekitarnya dan tanaman bunga yang begitu indah.
"Sejuk ya, Ta. Mas Raditya kayanya suka dengan tanaman." tebak Rembulan pada suaminya itu, ia yang melihat sekeliling rumah ini.
Tidak dengan Tata, ia menjadi pelayan sudah lama di tempat Tuan besarnya itu sudah tahu kesukaan Tuan muda sejak kecil. Ini bukan hobinya tapi Tata begitu heran dengan semuanya.
Masuk ke dalam rumah yang sudah di sambut beberapa pelayan yang ada di rumah ini, Rembulan pun tersenyum setelah pelayan itu menyapa dan menyambutnya.
Suara langkah alas kaki membuat semua orang menoleh pada suara tersebut, datang seorang wanita yang begitu cantik dan elegan yang tersenyum begitu aneh padanya.
"Selamat datang di rumah ini," sapa seorang wanita cantik itu.
Rembulan menyenggol lengan Tata, ia ingin tahu siapa perempuan yang kini sedang menyapanya. Tata menggelengkan kepalanya tanda jika dirinya juga tak tahu.
Perempuan itu tahu jika istri dari suaminya itu begitu heran dan bertanya-tanya tentang dirinya berada di rumah ini.
"Perkenalkan saya Siska istri pertamanya Mas Raditya," ucap perempuan itu sambil menjulurkan tangannya, dengan entengnya perempuan itu memperkenalkan dirinya sebagai istri pertamanya dan nyonya di rumah ini.
Rembulan dan Tata pun begitu kaget dan tak mungkin Tuan mudanya itu sudah menikah sebelum dengan Rembulan.
"Istri." ucap keduanya yang merasa jika dirinya tak salah mengucapkan huruf 'ISTRI'.
Perempuan itu pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum kearah Rembulan dan Tata.
"Saya istrinya, kamu jangan kurang ajar ya, aku yang di nikahi oleh Mas Raditya." ucap Rembulan, ia tak percaya dengan semua ini jika perempuan itu benar istri dari suami itu.
"Sebelum menikah dengan mu dia sudah menikah dengan ku, dan kamu hanya sebagai madunya saja, paham." jelas perempuan itu tak mau kalah, ia sebagai seorang istri pertama tak ingin kalah dengan istri kedua dari suaminya itu.
"Aku tak percaya," balas Rembulan, sebelum Raditya yang berbicara langsung padanya ia tak akan percaya pada siapapun.
Suara langkah kaki yang mereka dengar adalah Tuan muda Raditya yang menghampiri perdebatan antara istrinya.
"Ada apa?" tanya Tuan muda Raditya pada mereka yang menatapnya.
"Dia siapa, Mas Raditya?" tanya Rembulan dengan langsung, ia tak ingin bertele-tele ketika ingin memastikan kebenarannya.
"Maksud mu Siska? Dia istriku," jawab Tuan muda Raditya yang memberikan jawaban begitu membuat Tata dan Rembulan tak percaya.
"Dia istrimu juga?" tanya satu kali lagi, ia ingin memastikan jika kebenaran itu salah.
"Iya, memang kenapa? Aku menikahi mu karena perjodohan kan, sedangkan dengan Siska dia pacarku." jelas Tuan muda Raditya yang memperjelas jika perempuan yang ada di samping suaminya itu benar-benar istri pertamanya.
Hancurlah sudah, semua yang Rembulan rasakan sejak tadi ia datang ke rumah mertuanya yang begitu baik dengannya dan memperlakukannya seperti putri dari dongeng. Tapi, kenyataan yang ia lihat dan dengar membuat Rembulan seolah tak sanggup lagi hidup di dunia dongeng ini.
"Jadi kamu menikah dengan ku kamu sudah punya istri?" tanya Rembulan begitu berani memanggil suaminya dengan kata 'Kamu' ia seolah menantang seorang Tuan muda Raditya.
Tanya yang mendengar kabar tersebut begitu kaget, ia tak mengira jika Tuannya sudah mempunyai seorang istri.
"Kamu tega jadikan aku sebagai madu ya? Kenapa tak bilang sejak awal, hah," teriak Rembulan yang tak terima karena kebohongan pria yang sudah mempunyai seorang istri.
"Apa ada yang salah? Aku hanya tak ingin kehilangan kekasih ku," jawab Tuan muda Raditya dengan entengnya. Ia tahu jika Rembulan begitu sakit hati saat pengakuan itu.
Memang, ia belum ada cinta tapi ia sakit hati karena di bohongi dan menjadi seorang istri kedua.
Tata pun mencegah majikannya agar tak marah dan bertindak terlalu berani pada Tuan mudanya yang begitu dingin, ia ingin jika Rembulan akan mendapatkan hukuman.
"Kita ke kamar ya," ajak Tata yang menarik tangan majikannya yang masih marah-marah dan tak terima, Rembulan yang begitu sedih sampai menitikkan air matanya.
"Ngapain kamu mengajak ku ke sini, hah. Aku belum puas untuk memarahi mereka yang telah berbohong padaku." bentak Rembulan yang tak terima, ia ingin pulang dan kembali pada kedua orang tuanya saat ini.
.
.
.
Pagi harinya Rembulan keluar dengan mata sembabnya, ia semalaman menangis karena telah di bohongi, semalam hanya di temani oleh Tata di malam pertama sebagai seorang pengantin baru.
Rembulan berjalan dengan pelan menghirup udara segar di pagi hari dengan suasana yang sejuk ini, ia begitu merindukan kedua orang tuanya dan ingin pulang.
Melihat kolam hias yang menarik untuk di datangi Rembulan pun menghampiri ingin melihat ikan hias yang begitu lucu.
"Cantik-cantik ya, dia berenang begitu bebas dan bahagia." lirih Rembulan yang duduk di sisi kolam ikan tersebut.
"Sedang apa kamu?" tanya seorang pria yang tak lain adalah suaminya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ingin membunuh ikan itu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Niar Lampung
hee
2023-07-01
1
Bzaa
😆
2023-06-27
0
Supartini
jatuh pas dipelukan suami kan ya
2023-05-26
0