Mr. Budiman Is My Husband
Sah!
Sah!
Sah!
Sah!
Teriakan sah menggema pada rumah kecil mungil yang berada di tepi kota. Seorang wanita berumur dipaksa menikah karena jomblo seumur hidup.
Wanita itu tidak pernah berpacaran sama sekali. Bahkan mengenal cowok pun ia tidak pernah. Sekarang wanita itu harus dihadapan pernikahan konyol yang dibuat oleh orang tuanya.
Setelah mendengar kata sah dari para wali nikah, wanita itu bukannya bahagia malah mencebik bibirnya. Wajahnya juga tidak memasang wajah bahagia atau sumringah. Akan tetapi wanita itu malah memasang aura permusuhan di antara sang suami itu.
"Lihat saja nanti! Lu Sudah berani nikahin gue! Gue nggak akan melepas lo sampai nangis darah! Camkan itu Budiman!" geram wanita itu.
Bagaimana tidak? Seharusnya hari ini wanita itu pergi ke Amerika untuk mengambil S3 nya. Malahan sang ibu menyuruhnya menikah dengan pria dingin sedingin salju. Meskipun dirinya mengenal pria itu. Wanita itu tidak akrab sama sekali. Ia sering dicuekin bila bertemu dengannya. Di sinilah wanita itu membuka aura permusuhan.
Sebenarnya Wanita itu sangat baik sekali. Ia adalah seorang CEO dari perusahaan SM Company yang cukup terkenal di Indonesia. Banyak orang-orang yang tahu tentang dirinya. Ditambah lagi dirinya menjadi seorang artis dadakan. Karena wajahnya sangat imut dan menggemaskan. Namun siapa sangka wanita itu memiliki sifat barbar yang tanpa diketahui oleh seluruh orang.
Wanita itu bernama Adinda Susanto yang berusia dua puluh lima tahun. Di usianya itu Dinda nama panggilan akrabnya sudah memiliki prestasi yang tidak diragukan lagi. Dengan otak cerdasnya, Dinda berhasil membawa SM Company ke Asia. Bahkan Dinda sendiri akan membangun dua kantor lagi di negara Jepang dan Bangkok. Kemungkinan besar Dinda bisa mengepakkan sayapnya dengan membawa perusahaannya ke dunia luas.
Sedangkan mempelai pria bernama Budiman Wijaya. Pria yang sering dipanggil Budi Itu adalah pria dingin sedingin salju. Budi adalah seorang pria yang jarang sekali berbicara. Sekalinya berbicara ujung-ujungnya menjadi petaka untuk semua orang. Istilahnya perkataannya bisa membuat orang sakit hati.
Bagaimana dengan Dinda yang mengetahui si Budi seperti itu? Dinda tidak ambil pusing dengan kelakuan Budi seperti itu. Maka dari itu Dinda akan membentuk sebuah benteng. Yang di mana benteng itu tidak akan pernah disentuh oleh Budi.
Bagaimana dengan Budi yang mengetahui si istri kecilnya itu pemberontak? Budi hanya bisa menyerahkan sebuah map yang berisikan perjanjian pernikahan. Menurutnya perjanjian pernikahan itu sangat menguntungkan baginya. Namun sebaliknya perjanjian pernikahan itu akan merugikan Dinda supaya bisa pergi dari hidupnya.
Setelah para wali mengucapkan kata sah, mereka ditakdirkan untuk menjadi suami istri. Namun dalam hati mereka sudah mengibarkan bendera peperangan. Apalagi Dinda yang sangat mencolok sekali dengan aura permusuhan itu. Ia tidak mau ditindas seenaknya oleh si Budi Itu.
Memang Budi harus menghadapi istrinya yang memiliki jiwa barbar seperti itu. Begitu juga dengan Dinda, Dinda juga harus menghadapi pria seperti itu. Yang menurut mereka pernikahan ini tidak sama sekali diharapkan.
Untung saja kedua orang tuanya tidak membuat resepsi besar-besaran. Mereka sebagai pasangan suami istri sangat aman sekali. Jujur meskipun tidak bertemu mereka memiliki pemikiran yang sama. Yaitu pernikahannya tidak boleh diketahui oleh semua orang.
Sore yang cerah, setelah melakukan akad nikah, mereka berdua sangat cuek sekali. Mereka memang berada di dalam kamar yang sama. Mereka sangat sibuk dengan benda pipih yang berada di tangannya.
Dinda sangat sibuk sekali memantau laporan divisi pemasaran. Ia sedang membuat strategi untuk memasarkan produk barunya itu. Perusahaan yang sedang dipegang oleh Dinda mengarah ke sektor makanan kaleng. Makanan paling tersebut sudah mulai mendunia ke Asia. Maka dari itu Dinda harus pintar-pintar untuk melihat strategi pasar.
"Sepertinya begini aku harus mencobanya. Bisa nggak makanan kalengku yang rasa sambalado dari level nol hingga level sepuluh bisa laku di pasaran?" tanya Dinda dalam hati.
Dengan penuh kepercayaan dirinya, Dinda mulai mengeksekusi produk tersebut. Ia tidak peduli atas kehadiran Budi.malah yang paling parah Dinda menganggap Budi sebagai patung untuk menghias kamarnya itu. Bener-bener deh Itu Dinda membuat keonaran untuk pertama kalinya di hari pernikahannya sendiri.
Bagaimana dengan Budi? Tiada hari tanpa bekerja, Budi memang seorang penggila kerja. Iya juga tidak memperdulikan atas kehadiran istrinya itu. Semenjak detik-detik pernikahan, Budi memang memilih untuk diam dan tidak bersuara sama sekali. Budi hanya mengeluarkan suaranya ketika pembacaan ijab Kabul. Setelah itu Budi tidak pernah berbicara sedikitpun.
Memang parah si Budi Itu. Cepat atau lambat si Budi akan menikmati hasilnya. Ia tidak akan mendapatkan kehangatan setelah pernikahan. Menurut logika Dinda, ia tidak mungkin menikah dengan pria seperti itu. Namun apa daya dirinya harus menuruti keinginan orang tuanya. Mau tidak mau Dinda menikah dengan Budi.
"Bener-bener deh gue... Nikah sama balok es seperti itu. Andaikan aku memiliki kekuatan akan gue lakukan. Jujur gue mau nendang dia kembali ke negara asalnya. Yaitu ke kutub selatan. Gue memang orangnya cuek. Tapi nggak secuek ini. Tapi ini orang sangat parah sekali. Pokoknya gue nggak pernah peduli lagi sama orang ini. Jangan pernah meminta tolong sama gue. Meskipun gue adalah istri lo!" kesal Dinda dalam hati.
Akhirnya Dinda memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Dengan mulut yang dimajukan beberapa senti, Dinda mencari keberadaan Andara. Andara adalah seorang gadis barbar yang memiliki talenta luar biasa. Andara sendiri seorang adik kandungnya si Budiman. Kedua Kakak adik itu tidak pernah cocok sama sekali. Mereka selalu saja membuat aura permusuhan.
Namun diam-diam Budi sangat menyayangi sang adiknya itu. Akan tetapi cara yang diberikan salah total. Karena diamnya itu Andara menjadi pemberontak. Jadi wajar jika Andara sendiri memulai permusuhan tersebut.
Andara dan Dinda memiliki jiwa yang sama. Mereka kalau sedang berkumpul langsung membicarakan cowok-cowok tampan. Karena kedua orang itu masih normal untuk menyukai seorang pria.
"Lho, kamu meninggalkan Budi di dalam?" tanya Tia sambil membawakan buah-buahan untuk Malik ayah dari Adinda.
"Siapa itu Budi Bu?" tanya Dinda balik yang tidak merubah wajahnya sama sekali.
"Masa kamu nggak tahu siapa itu Budi? Bukankah kamu sudah melakukan ijab kabul bersama Budi?" tanya Tia yang salah berbicara kepada sang putri.
Mata Dinda langsung melotot sempurna. Bagaimana tidak dirinya yang melakukan ijab Kabul? Dinda langsung menggelengkan dan protes ke sang ibu sambil mengatakan, "Aku tidak melakukan ijab kabul Bu. Yang melakukan ijab kabul itu adalah kulkas berjalan. Di mana-mana pengucapan ijab Kabul adalah pihak pria."
Tia akhirnya menganggukkan kepalanya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Adinda. Kalau yang mengucapkan ijab kabul itu adalah kulkas berjalan.
"Dinda," panggil Tia dan menatap wajah sang putri sedang mengibarkan bendera peperangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Zaenab Usman 💓
seru, lanjut kak
2023-02-06
3
Hafira
lah... lebih tepatnya mempelai pria buk 😂 si ibu ikut-ikutan deh bilang mantunya kulkas berjalan
2023-02-06
7
Hafira
wah...malah akrab sama adeknya. si kakak dinginnya kelewatan
2023-02-06
5