BAB 3

Andara menggelengkan kepalanya. Lalu Andara menatap sang Ibu sambil menceritakan sesuatu, "Andara lupa Bu memberitahukan Adinda bagaimana? Selama ini Ibu tahu kalau Adinda itu adalah gadis yang manis. Tapi kenyataannya tidak."

"Maksud kamu apaan?" tanya Kamila yang sangat penasaran sekali dengan cerita Adinda.

"Sebenarnya Adinda itu adalah gadis barbar. Dia adalah gadis yang sangat pemberontak sekali. Dia juga tidak mudah ditindas seperti gadis-gadis lainnya. Makanya aku sengaja meminta ibu untuk melamar Adinda untuk kakakku," jawab Andara yang berhati-hati sekali memberitahukan sifat Adinda.

Gelak tawa Kamila pun akhirnya pecah. Kamila membayangkan Bagaimana putranya itu terkena tindas oleh Adinda. Bahkan Kamila akan mendukung, apa yang akan dilakukan oleh menantunya itu.

Dari arah kiri seorang pria paruh baya mendekatinya. Pria itu menghempaskan bokongnya di samping Kamila. Lalu ia melihat Kamila yang masih tertawa.

"Kenapa ibumu? Kok tiba-tiba saja tertawa seperti itu? Apakah ibumu kesambet setan pasar?" tanya Kartolo nama Pria paruh baya itu.

Seketika Kamila menghentikan tawanya dan menatap wajah suaminya. Ia tidak bisa membayangkan kejadian demi kejadian yang akan dialami putranya itu.

"Aku tidak kesambet setan pasar. Ayah tahu nggak kalau kita memberikan istri yang tepat buat Budiman?" tanya Kamila.

"Ayah nggak tahu soal itu. Ayah sedang memikirkan Perusahaan kita yang sedang dipegang oleh Budiman. Cepat atau lambat Budiman akan memberikan perusahaan itu kepada Kanaya," jawab Kartolo yang merasakan ada yang tidak beres dengan Budiman.

"Oh Tenang saja Ayah... Ibu tidak salah kok mencari menantu buat Budiman," sela Andara yang meyakinkan ayahnya untuk tidak terlalu khawatir.

"Maksud kamu apa? Apa hubungannya menantu dengan perusahaan ayah?" tanya Kartolo yang bingung dengan pernyataan Andara.

"Begini... Andara belum pernah bilang sama sekali sama ayah dan juga Ibu. Adinda itu teman solid Andara sejak SMP. Aku sering main ke rumahnya dan orang tuanya welcome banget. Terus orang tua Adinda memiliki perusahaan makanan kaleng. Makanan kaleng itu sudah terkenal beberapa puluh tahun yang lalu. Kita juga sering mengkonsumsinya. Dan sekarang perusahaan itu sudah jatuh ke tangan Adinda. Dia sekarang adalah CEO sangat terkenal di negara ini. Bahkan Adinda memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tapi Adinda memiliki jiwa barbar. Yang di mana jiwa itu tidak bisa diatur oleh siapapun. Aku yakin Kak Budiman tidak akan pernah bisa mengatur Adinda," jelas Andara.

"Maksud kamu apa? Kok Adinda nggak bisa diatur?" tanya Kartolo yang tidak paham juga dengan penjelasan Andara.

"Bukankah Ayah menginginkan Kanaya meninggalkan Budiman? Kita bisa mengajak Adinda bekerja sama," jawab Kamila.

"Apakah Adinda tahu soal itu?" tanya Kartolo.

Andara menggelengkan kepalanya karena tidak tahu. Memang sebelum terjadi pernikahan itu, Andara tidak cerita ke Adinda.

"Nah.... Ini kesempatan buat kita untuk meminta bantuan kepada Adinda. Kita bisa memberikan misi untuk Adinda. Misi itu adalah mengusir Kanaya dari hidup Budiman. Aku harap misi ini berhasil," jelas Kamila yang membuat mereka menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu Ibu saja yang mengaturnya. Aku tidak yakin menantu kita bisa mengusir Kanaya dari hidup Budiman. Ibu tahu kan kalau Budiman itu adalah kulkas berjalan. Yang ke mana-mana selalu dingin terhadap wanita," ucap Kartolo yang menyerah pada keadaannya.

"Kapan-kapan kamu ajak gih Adinda ke sini. Ibu ingin berbicara sebentar. Semoga saja menantu kita bisa diajak kerjasama," pinta Kamila kepada Andara.

Andara langsung menganggukkan kepalanya tanda setuju. Sementara itu Andara akan mencari celah untuk mengajak Adinda bertemu dengan sang ibu.

***

Suasana di rumah Adinda, meskipun waktu sudah menunjukkan jam sembilan pagi, Adinda masih terlelap tidur. Ia tidak memperdulikan kehadiran Budiman di kamarnya itu.

Sinar matahari sudah masuk ke dalam kamar. Sang pemilik kamar itu masih meringkuk di atas sofa. Tiba-tiba saja ponsel Adinda berdering dengan keras. Dengan terpaksa Adinda bangun dan melihat siapa yang menghubunginya.

Lalu Adinda keluar dari kamarnya dan mengangkat telepon itu. Hanya sebentar saja Adinda mengangkat telepon itu. Kemudian masuk ke dalam sambil melihat Budiman yang masih tidur.

Diam-diam Adinda mendekatinya dan memandang wajah Budiman. Namun dirinya tidak memuji sang suami. Melainkan memaki Budiman di dalam hatinya.

"Awas aja kamu berbuat kurang ajar sama aku. Aku tidak akan membiarkan kamu hidup bahagia bersama kekasih kuntilanak mu itu. Jangan harap kamu bisa menyentuhku dan memegang kendali atas hidupku. Camkan itu Budiman!" Adinda sangat geram sekali kepada Budiman.

Meskipun wajah Budiman sangat tampan sekali bak artis Korea, namun Adinda tidak tertarik sama sekali. Jujur Adinda memiliki prinsip. Kalau wajah Budiman itu adalah wajah pasaran.

"Cih... Pasaran sekali mukanya. Beneran deh aku nggak suka cowok seperti ini. Rata-rata pemilik wajah seperti Budiman itu wajah Playboy. Jadi aku tidak akan tertarik sama wajah Playboy ini," ucap Adinda dalam hati.

Setelah itu Adinda memutuskan untuk membersihkan tubuhnya. Ia lebih memilih mandi dengan cepat. Karena sebentar lagi dirinya akan pergi ke kantor.

Di bawah orang tua Adinda sudah berkumpul. Mereka sedang menikmati waktu bersantainya. Lalu Tia pun berkata, "Ayah."

Pria paruh baya itu pun langsung menoleh dan menatap wajah sang istri. Pria itu mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Ada apa?"

"Sepertinya aku tidak yakin dengan pernikahan ini. Kita tahu Budiman itu adalah seorang pria brengsek. Yang di mana Budiman memiliki kekasih bernama Kanaya," jawab Tia.

"Sepertinya Ayah merasakan hal yang sama. Mudah-mudahan Ayah berharap masalah ini akan cepat selesai. Sebenarnya aku tidak mengizinkan Adinda menikah dengan Budiman. Namun apa daya, Pak Kartolo adalah teman sekolahku zaman SD SMP dan SMA. Kami sering bermain-main bersama," jelas Malik nama pria itu.

"Jika ayah nggak suka. Kenapa ayah tidak menolaknya pas waktu lamaran kemarin?" tanya Tia yang tidak tega dengan nasib putrinya itu.

"Nanti deh kalau Dinda sudah bangun. Ayah akan ngomong sama Dinda bagaimana enaknya," jawab Malik.

Malik pun menganggukkan kepalanya. Malik tidak yakin kalau Sang Putri akan bahagia di pernikahannya ini. Inilah yang menjadi masalah besar buat dirinya. Ia tidak mau melihat Sang Putri kecewa atas pernikahannya. Mau tidak mau Malik menunggu kedatangan Adinda di dapur.

Tak lama Adinda turun lalu melihat kedua orang tuanya sedang santai. Dengan cepat Adinda mendekati Malik sambil berkata, "Ayah... Aku sayang sama ayah."

Sang ayah pun tersenyum sumringah sambil membalasnya, "Ayah juga nak."

Selesai memeluk Malik, Adinda memeluk sang ibu sambil mengucapkan hal yang sama. Memang mereka adalah keluarga yang sangat harmonis sekali. Mereka sangat kompak di berbagai acara manapun. Tapi ada yang kurang dari keluarga itu.

Ada satu anggota yang tidak hadir dalam pernikahan itu. Dia adalah Faris kakak kandung Adinda. Penyebabnya adalah Faris memegang manajer pemasaran untuk wilayah Eropa.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
Episodes

Updated 210 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!