BAB 5

"Siapkan perjanjian pernikahan yang sudah aku kasih tahu sebelum ijab kabul!" Perintah Budi dengan tegas.

"Bagaimana nyonya besar tahu atas perjanjian itu?" tanya Tio.

"Jika kamu nggak bilang. Masalah ini tidak akan terdengar ke telinga mereka. Jadi aku harapkan kamu harus tutup mulut," jawab Budi. "Apa jadwalku hari ini?"

"Jadwal Tuan hari ini kosong. Anda akan Stay di kantor seharian," jawab Tio.

"Baiklah. Aku meminta laporan bulan kemarin. Setelah makan siang laporan itu harus berada di mejaku!" titah Budi.

"Baik Tuan," sahut Tio.

"Pergilah dari sini!" usir Budi yang sedang memegang pulpen.

Tio memutuskan meninggalkan Budi di ruangannya. Hatinya berdenyut hebat karena ulah sang bosnya. Diam-diam Tio sangat membenci Kanaya. Sebab Kanaya sendiri adalah seorang wanita bermuka dua.

"Andai saja bos tahu, bagaimana Kanaya sebenarnya?" ucap Tio dalam hati.

Malam pun tiba. Dinda memutuskan untuk pulang ke rumah. Di dalam perjalanan Dinda sering sekali menyetir mobil sendiri. Ia tidak pernah mempekerjakan orang menjadi sopir pribadinya. Dinda adalah seorang gadis yang sangat mandiri.

Memang, kedua orang tuanya menggembleng Dinda untuk tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun dirinya seorang pembisnis terkenal. Ia memilih untuk mengerjakan tugasnya tanpa bantuan orang lain.

Tidak sengaja Adinda melewati jalan sepi. Ia melihat ada bayangan seorang perempuan sedang duduk di bawah pohon. Dinda diam-diam menghentikan mobilnya. Ia sengaja mematikan mesin mobilnya lalu memilih untuk diam.

Untung saja tempat sepi itu masih diterangi oleh lampu penerangan. Dirinya melihat jelas wanita tersebut sedang duduk itu. Dinda mengerutkan keningnya sambil berkata, "Sedang apa wanita itu berada di sini malam-malam? Apakah wanita itu sedang menunggu Budi? Kalau menunggu Budi terserah. Budi orang yang gampang ketipu. Punya laki Kok kayak gini? Parah banget hidupku ini."

Yang dikatakan Dinda itu benar. Budi tidak tahu kalau sang kekasih itu adalah seorang penipu. Akan tetapi Dinda memilih diam ketimbang berbicara lebih jauh.

"Rasanya aku ingin menguliti orang itu. Jujur aku kasihan sama mertuaku. Bagaimana caranya aku harus mencari bukti-bukti kejahatan wanita itu? Apakah aku harus berteriak dan meminta bantuan kepada langit? Agar langit turun tangan membantuku. Rasanya itu tidak mungkin. Ya sudah deh aku tunggu di sini saja," gumam Dinda.

Dalam hitungan detik, ada sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan wanita itu. Wanita itu langsung berdiri dan tersenyum manis. Ia masuk ke dalam dan mobil itu pergi dari sana.

Sedangkan Dinda mengetahui kalau wanita itu telah pergi. Dengan senyum liciknya Dinda menebak, kalau mobil itu bukan milik Budi. Yang Dinda tahu, ia sering bermain ke rumah Andara. Bahkan Dinda sendiri sudah mengetahui banyaknya mobil mewah yang terparkir di garasi. Mobil-mobil itu sudah ada pemiliknya masing-masing. Jadi ketika melihat mobil itu, Dinda sudah mengetahui.

"Oh gitu ya. Ternyata diam-diam memakai pakaian seksi duduk di bawah pohon menunggu seseorang. Aku yakin di dalamnya itu bukan Budi. Oke, aku akan mengejarnya," ucap Dinda dengan semangat.

Sementara Budi membawa surat perjanjian pernikahan itu dengan wajah datar. Budi masuk ke dalam rumah Dinda dan melihat suasana sudah sepi. Ia langsung masuk ke dalam kamar lalu menaruhnya di atas meja.

"Ke mana itu anak? Jam segini belum pulang. Bisa-bisanya keluyuran tengah malam seperti ini," kesal Budi yang tidak melihat Dinda di dalam kamar.

Tiba-tiba saja rasa kesal itu berubah menjadi senyuman iblis. Budi langsung membuka bajunya dan melemparkan ke segala arah. Ia merasakan bebas sendirian di dalam kamar Dinda. Dirinya tidak peduli dengan apa yang dilakukannya sekarang.

"Jujur... Aku lebih menyukai gambar ini ketimbang kamarku. Kamar ini lebih bersih dan rapi. Bener apa yang dikatakan oleh Andara. Kalau Dinda adalah seorang gadis yang mandiri. Jadi aku nggak masalah soal itu. Yang penting gadis itu harus pergi dari hadapanku. Banyak perjanjian-perjanjian gila yang telah aku tulis di sana. Mudah-mudahan gadis itu meninggalkanku tanpa harus saling melukai," ucap Budi. "Dan sebentar lagi aku akan menikahi Kanaya. Membeli sebuah rumah mewah dan hidup bersamanya hingga akhir hayat."

Sorak sorai di hatinya sudah menggemuruh. Betapa bahagianya Budi sekarang ini membayangkan menikahi Kanaya. Tapi dirinya harus menunggu Dinda bercerai darinya.

Apakah mau Dinda meninggalkan Budi begitu saja? Apakah Dinda akan bekerja sama dengan asistennya dan kedua orang tuanya?

Sesampainya di hotel Dinda melihat wanita itu digandeng oleh pria bertubuh tambun. Matanya membelalak sempurna dan mulai menggigiti jari. Bukannya ketakutan Dinda semakin penasaran saja. Bukankah wanita itu sudah beristri dan memiliki seorang anak? Lalu kenapa wanita itu ingin mendekati Budi? Inilah yang menjadi pertanyaan Dinda sebenarnya.

Walaupun bukan urusannya, Dinda melihat ada sesuatu yang disembunyikan. Sesuatu itu masih dalam tanda tanya. Dinda sendiri tidak akan menyerah untuk mencari jawaban yang menyangkut sesuatu.

Kemudian Dinda memutuskan untuk keluar dari mobil. Alangkah terkejutnya wanita itu berada di hotel milik keluarganya itu.

Dengan cepat dirinya menetralisir keadaan. Agar orang yang berlalu lalang tidak melihat dirinya terkejut.

"Ini mah muda buat aku mencari informasi. Tapi kok aku terlalu mencampuri urusan orang? Lebih baik aku pulang. Jika terjadi apa-apa. Kemungkinan besar aku bisa meminta bukti-bukti CCTV yang berada di sini," batin Dinda.

Pada waktu itu juga Dinda akhirnya pulang ke rumah. Sungguh hari ini banyak pekerjaan yang menguras tenaganya. Dinda sangat beruntung karena dirinya menjaga pola makan dengan waktu yang tepat.

Ketika sampai di rumah, Dinda melihat mobil Budi. Gadis itu membuka pintu dan mengecek mobil itu. Selesai mengecek Dinda tersenyum kemenangan. Ternyata benar mobil yang dipakai Budi dan orang itu hampir sama. Namun yang dimiliki Budi lebih mewah daripada yang itu.

"Yaelah... Ternyata Budi Itu tajir juga. Beberapa mobil yang dimiliki adalah mobil mewah yang di atas satu miliar. Jadi wajar saja Kanaya kepincut sama Budi. Apakah Budi tahu kalau dirinya sedang tertipu oleh wanita ular itu? Kalaupun tahu aku tidak memperdulikannya. Soalnya dia udah tidak sopan terhadapku," ucap Dinda dalam hati.

Selesai mengamati mobil Budi, Dinda masuk ke dalam dan melihat suasana rumah sedang sepi. Ia segera melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam kamar.

Dalam hitungan detik Budi keluar dari toilet. Budi sengaja memakai handuk yang dilingkarkan di pinggangnya. Tiba-tiba saja Dinda tidak sengaja melihatnya. Dengan cepat Dinda mengambil tempat bedak di meja riasnya.

Prang!

Tempat bedak itu tidak mengenai Budi. Malahan tempat bedak itu terkena tembok dan pecah berantakan. Dinda memakai langkah seribunya pergi dari kamarnya. Jujur selama ini dirinya belum pernah melihat pria tidak memakai baju.

Bukannya tidak pernah memakai baju. Dinda adalah wanita yang sangat unik sekali. Selama ini dirinya lebih fokus ke pendidikan. Ketimbang ia melihat hal-hal yang sangat aneh sekali.

Lalu bagaimana dengan tanggapan Budi?

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
Episodes

Updated 210 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!