Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama

  Dengan setengah diseret, akhinya Abqari masuk ke dalam ruang introgasi yang sudah dipersiapkan oleh tim penyidik.

Kini Abqari duduk di sebuah kursi dimana di sebrang meja duduk pula detektif Egan dan Keiko yang sudah siap dengan segala pertanyaan mereka terkait kasus kali ini.

“Kita mulai saja ya,” ujar detektif Keiko membuka sesi introgasi kali ini.

“Anda ada dimana saat malam kejadian itu?“ tanya detektif Egan.

“Maksud anda?“ Balas Abqari.

“Ayolah Abqari. Kita tahu alasan kita bertiga duduk di ruangan ini,” ujar detektif Egan.

“Oh, maksud anda malam pembunuhan si Tania bodoh itu,” ujar Abqari dengan nada merendahkan.

“Kenapa anda menyebut korban dengan kata bodoh?“ tanya detektif Keiko.

“Tentu aja dia itu sangat bodoh. Bagaimana mungkin seorang wanita bayaran macam dia meminta saya untuk menikahinya, bahkan dia mengancam akan melaporkan apa yang kami lakukan kepada istri saya,” ujar Abqari penuh emosi.

  "Bagaimana kamu bisa memanggil orang lain bodoh. Sementara kamu melakukan hal itu bersamaan dengan orangn yang kamu sebut bodoh," ujar detektif Keiko penuh emosi mendengar seorang perempuan direndahkan.

     "Kenapa anda begitu marah?" timpal Abqari dengan nada meledek.

    "Tolong hargai rekan saya. Karena saya juga bisa marah," ujar detektif Egan sambil menarik kerah baju Abqari setelah mencondongkan tubuhnya melintasi meja diantara dirinya dan Abqari.

    "Kita kembali ke pertanyaan kami yang paling pertama tadi, dimana anda saat kejadian malam itu?" ujar detektif Keiko berusaha melerai detektif Egan dan Abqari.

    "Saat itu saya sedang di rumah. Nonton film kesukaan saya yang saya putar hampir tiap minggi," jawab Abqari sambil merapikan bajunya yang acak-acakan karena diserang detektif Egan tadi.

    "Apa saat itu anda sedang bersama dengan istri anda?" tanya detektif Keiko.

    "Sayang sekali tidak. Malam itu saya nonton sendirian dan istri saya sedang pergi bersama taman-temannya karena ada yang ulang tahun hari itu," jawab Abqari dengan santai.

     "Sungguh sangat sayang sekali. Kami tak bisa mencoret anda dari daftar tersangka kami pak Abqari," timpal detektif Egan sambil menyeringai.

    "Saya tak perduli. Karena saya yakin tidak terlibat dengan kasus ini. Saya tidak melakukan hal itu kepada perempuan bodoh itu," jawab Abqari masih dengan gaya santainya.

    "Kalau begitu, dengan segala rasa hormat kami minta sample DNA dari anda," ujar detektif Keiko sambil meletakan satu kantong berisi catton bud untuk mengambil sampel DNA.

    Dengan santai Abqari mengambil kantong itu, membuka dan mengeluarkan cutton bud itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya, mengambil beberapa sampel.

“Ada lagi yang saya perlu ambil untuk kalian tes DNA nya?“ tanya Abqari sambil meletakan cutton bud itu di atas meja.

    "Sepertinya anda sudah sangat mahir dalam mengerjakan hal ini," ujar detektif Egan sambil merapikan sampel yang sudah diambil.

    "Apa itu sebuah masalah besar untuk anda?" tanya Abqari.

    "Sepertinya anda memang suka berselisih dengan kami ya," detektif Egan kembali bereaksi.

    Karena sudah menyelesaikan interogasi mereka dan Abqari masih berstatus sebagai tersangka maka mereka tidak bisa menahan Abqari lebih lama.

“Jadi, ada lagi yang saya bisa bantu?“ tanya Abqari dengan nada mencela.

“Untuk saat ini tidak ada lagi. Kami ucapkan banyak terima kasih,” balas detektif Egan tak kalah sengit dan seakan meremehkan.

    Abqari lalu keluar dari ruang interogasi dengan sombong karena tahu bahwa para detektif tidak bisa menahannya.

    "Gemes banget gue lihat gayanya si Abqari," gerutu detektif Egan.

    "Sama gue juga. Tapi apa kamu harus tahan emosi kamu itu. Kamu bisa bikin penyelidikan kita bermasalah," ujar detektif Keiko berusaha mengingatkan rekannya itu.

    "Gue yakin dia pelakunya," ujar detektif Egan penuh kemarahan.

    "Mana bisa begitu. Kita harus meneliti dengan baik dulu baru kita putuskan siapa yang benar-benar bersalah," ujar detektif Keiko berusaha netral walau pun dia juga tidak suka dengan sikap Abqari.

    "Yang penting, sekarang kita bawa sampel DNA ini ke Birdella buat dia teliti," detektif Egan penuh semangat.

    "Ini coba lo cek," ujar detektif Egan menyerahkan kantong sampel DNA dari Abqari.

    "Punya siapa ini?" tanya Birdella.

    "Pelaku kita nomer satu," jawab detektif Keiko.

    "Siapa namanya?"

    "Abqari, mantan atasan korban kita," jawab detektif Egan.

    "Oke. Aku bakal periksa sampel ini dengan cepat. Semoga segera keluar hasilnya," ujar Birdella dan mulai memisahkan alat-alat pengambilan sample.

    "Kalau ada hasilnya, mohon kabarin kita secepetnya," pinta detektif Keiko.

    "Pasti," jawab Birdella.

    Kedua detektif itu pun meninggalkan ruangan Birdella.

Episodes
1 Bab 1. Penemuan Mayat
2 Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3 3. Memulai penyelidikan
4 Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5 bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6 bab 6. memulai investigasi
7 bab 7. Romeo
8 Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9 Bab 9. Dua tersangka baru
10 Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11 bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12 Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13 Bab 13. Menemukan Barang bukti
14 Bab 14. Hilda yang shock
15 Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16 Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17 Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18 bab 18. Menemukan satu barang bukti
19 Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20 Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21 21. Berlian, tersangka baru
22 Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23 Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24 Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25 Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26 Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27 Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28 Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29 Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30 Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31 Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32 Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33 Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34 Bab 34. Menemui Ardana
35 Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36 Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37 Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38 Bab 38. Mendapat tersangka baru
39 Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40 Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41 Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42 Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43 Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44 Bab 44. Penangkapan Ivan
45 Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46 Bab 46. Pengakuan Ivan
47 KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Penemuan Mayat
2
Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3
3. Memulai penyelidikan
4
Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5
bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6
bab 6. memulai investigasi
7
bab 7. Romeo
8
Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9
Bab 9. Dua tersangka baru
10
Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11
bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12
Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13
Bab 13. Menemukan Barang bukti
14
Bab 14. Hilda yang shock
15
Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16
Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17
Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18
bab 18. Menemukan satu barang bukti
19
Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20
Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21
21. Berlian, tersangka baru
22
Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23
Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24
Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25
Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26
Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27
Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28
Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29
Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30
Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31
Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32
Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33
Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34
Bab 34. Menemui Ardana
35
Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36
Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37
Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38
Bab 38. Mendapat tersangka baru
39
Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40
Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41
Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42
Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43
Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44
Bab 44. Penangkapan Ivan
45
Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46
Bab 46. Pengakuan Ivan
47
KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!