"Apakah kita tunggu resepsionis itu atau pergi ke tempat lain untuk melakukan investigasi lain?“ tanya detektif Keiko saat keduanya tengah duduk di sebuah cafe sambil menikmati secangkir kopi setelah keduanya keluar dari kantor tempat Reno Wiranata bekerja.
“Kita belum punya tersangka baru. Yang kita lakukan sekarang adalah mencari tahu soal komisaris itu, siapa namanya tadi?“
“Reno Wiranata,” jawab detektif Keiko.
“Nah, itu dia. Jawabannya sungguh membuat aku curiga,” lanjut detektif Egan.
“Apa menurutmu dia bisa kita masukan list sebagai tersangka?“
“Entahlah. Tapi menurutku dia hanya kaki tangan, orang yang berusaha menyembunyikan dan menyelamatkan orang lain,” jawab detektif Egan.
“Baiklah kalau begitu,” sahut rekanya.
“Bagaimana kalau kita kembali ke tempat kejadian perkara? kita cari apa pun yang kita lewatkan kemarin?“ ujar detektif Egan.
“Boleh. Kita ke sana sekarang?“ tanya detektif Keiko.
“Baiknya sekarang, siapa tahu hari ini kita bisa menyelesaikan semua invesigasi kita,” sambut detektif Egan.
keduanya masuk ke dalam mobil dinas dan detektif Egan yang kali ini menyetir. Mereka melewati beberapa rumah warga sebelum akhirnya memarikirkan mobil mereka di lahan yang telah disiapkan untuk mereka yang membawa kendaraan dan hendak naik ke bukit.
Karena masih siang, matahari masih bersinar terang cenderung agak terik mengigit kulit detektif Egan dan Keiko.
“Kalau pun kita menemukan sesuatu yang memang kita lewati kemarin, apakah kondisinya masih baik? cuaca begini terik mempercepat proses pembusukan,” ujar detektif Keiko.
“Kita coba aja dulu. Kita ngga pernah tahu apa yang ada di sana,” balas detektif Egan.
Keduanya berjalan beriringan. Kedua mata mereka pun terus menyapu setiap tempat yang mereka lewati hingga akhirnya keduanya hampir sampai di tempat kejaadian perkara.
Dari kejauhan mereka melihat seseorang tengah berdiri di tempat kejadian perkara yang sudah di batasi dengan garis polisi.
“Hai! apa yang kamu lakukan di sana?“ ujar detektif Egan meneriaki orang itu.
Laki-laki itu menolehkan kepalanya ke arah datangnya suara lalu beerkata, “saya sedang mencari jamur pak.“
“Apa kamu tidak tahu bahwa tempat ini daerah terlarang untuk dimasuki,” ujar detektif Keiko.
“Apa? bagaimana? Kenapa dilarang masuk?“ tanya orang itu.
“Karena beberapa hari lalu di sini, di tempat ini, ada sesosok mayat yang ditemukan,” jawab detektif Keiko.
“Apa?“ wajah laki-laki itu terlihat pucat setelah mendengar apa yang dikatakan oleh detektih Keiko.
“Apa anda tak mendengar berita itu? Bukankah ini tempat yang cukup kecil hingga berita lebih cepat tersebar?“ ujar detektif Egan.
“Orang itu tidak memberitahu saya. Saya juga bukan warga sini,” jawabnya.
“Orang itu?“ detektif Egan bertanya.
“Iya. Orang yang menyuruhku datang ke sini untuk berburu jamur,” jawabnya.
“Berburu jamur? di musim panas seperti ini?“ kini detektif Keiko yang bertanya.
“Entahlah. Awalnya juga saya bingung. Tapi orang itu bilang bahwa hari ini ada festival berburu jamur di bukit ini. Dia mengirimi saya surat,” jawabnya.
“Mengirimi surat? benarkah?“ ujar detektif Egan.
“Iya.“
“Bisakah anda menunjukan surat itu kepada kami?“ tanya detektif Egan.
“Untuk apa saya bawa-bawa surat seperti itu,” timpalnya.
“Siapa nama anda?“ tanya detektf Keiko.
“Untuk apa anda tahu nama saya?“
“Untuk penyelidikan,” jawab detektif Egan.
“Apa yang akan anda selidiki dari saya?“ tanyanya lagi.
“Untuk mengetahui apakah anda terlibat atau tidak dengan kasus ini,” jawab detektif Egan lagi.
“Kamu gila ya! Aku saja tak tahu kalau pernah ada mayat tergeletak di sini,” ujarnya.
“Silahkan anggap kami gila. Yang penting sebutkan saja nama anda dan tolong bisa bekerjasama dengan kami,” lanjut detektif Egan.
“Nama saya Ardana!“ jawabnya ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Alluka
Lanjut kak... makin seru... ❤
2023-03-07
4