“Boleh kita bicara soal Tania Akbar?“ tanya detektif Egan kepada resepsionis yang melaporkan kehilangan Tania Akbar, teman satu profesinya.
Namun sebelum resepsionis itu menjawab pertanyaan detektif Egan, matanya tertuju pada belakang kedua detektif itu.
Detektif Egan dan Keiko menoleh ke arah kedua mata resepsionis itu terpaku. Seorang laki-laki dengan pakaian rapih dan rambut kelimis tertata rapilah ternyata orang yang sedari dipandangi resepsionis itu perhatikan mulai dari masuk melalui pintu masuk lobbi.
“Maaf, tapi saya sedang bekerja sekarang. Kalau nanti saat jam kerja saya sudah berakhir, saya bisa ngobrol dengan kalian tentunya,” jawab resepsionis itu dengan cepat.
“Yang tadi lewat itu, siapa?“ tanya detektif Keiko.
“Itu bapak Reno Wiranata, salah satu dari tiga komisaris di sini,” jawab resepsionis itu.
“Berarti kita bisa tanyakan dia sekarang,” ujar detektif Egan ke rekannya lalu disambut anggukan kepala oleh rekannya itu.
“Lebih baik jangan pak—” belum juga resepsionis itu menyelesaikan kalimatnya itu namun kedua detektif itu sudah berjalan cepat menghampiri Reno Wiranata.
“Selamat siang Pak Reno Wiranata,” ujar detektif Egan saat mereka bertiga sudah berjalan sejajar.
“Siang!“ balas Reno tanpa menoleh.
“Bisa minta waktunya sebentar pak?“ tanya detektif Keiko.
“Soal apa?“ tanya Reno masih terus melangkah.
“Kami hanya ingin konfirmasi soal kehadiran bapak Romeo Soeratno dalam rapat komisaris perusahaan ini beberapa hari lalu,” kali ini detektif Keiko yang menjawab.
“Kenapa kalian bertanya soal itu?“ tanya Reno
“Kami dari kepolisian pak. Sedang melakukan penyelidikan.“
Jawaban detektif Egan itu ternyata mampu membuat langkan Reno terhenti lalu untuk pertama kalinya Reno menolehkan wajahnya ke arah detektif Egan yang kini sedang melemparkan senyum ke arah Reno.
“Penyelidikan?“ tanyanya dengan ekspresi kaget.
“Iya pak. Penyelidikan pembunuhan,” balas detektif Egan masih tersenyum.
“Saya tidak tahu apa-apa,” ujar Reno.
“Anda tidak tahu soal apa?“ tanya detektif Keiko berusaha mengorek keterangan dari Reno.
“Soal apa pun yang akan kalian tanyakan kepada saya,” jawab Reno mulai kelihatan kikuk.
“Tapi kami hanya akan bertanya soal kehadian Romeo Soeratman saat rapat komisaris beberapa hari lalu. Apakah andqa tidak tahu? Tidak bisa mengkonfirmasi alibi yang pak Romeo Soeratman berikan kepada kami?” ujar detektif Egan setengah mencecar.
“Emm… emm… saya rasa saat itu dia memang hadir ke rapat tahunan kami,” Reno semakin terlihat kikuk.
“Apakah anda yakin akan hal itu?“ detektif Egan mendesak.
“Em… ya saya cukup yakin.“
“Seberapa yakin anda akan hal itu?“ kini detektif Keiko yang desak.
“Maaf, saya ada pekerjaan penting yang harus saya lakukan saat ini, yang tidak bisa saya tunda penyelesaiannya. Jika ada hal yang akan kalian tanyakan lagi kepada saya, silahkan kalian bawa surat perintah.“
“Sepertinya anda memberikan saya ide yang cukup bagus. Kami akan kembali menanyai anda nanti pak Reno Wiranata. Namun tentu saja nanti kami akan kembali dengan surat perintah yang anda minta tadi,” balas detektif Egan masih terus tersenyum.
Sementara itu Reno Wiranata langsung berbelok ke arah lift khusus untuk para petinggi di perusahaan itu. Lalu dalam sekejap hilang dari pandangan detektif Egan dan Keiko.
Lalu keduanya memutuskan untuk kembali ke lobbi dan memandang resepsionis yang sedang terduduk di balik meja kerjanya. Dia memandang kedua detektif itu lalu tersenyum dan menganggukan kepala tanda hormat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments