Keiko mengetuk pintu berwarna putih itu. Tak berapa lama kemudian, seorang laki-laki paruh baya membukakan pintu.
“Selamat sore pak! Saya detektif Keiko dan ini rekan saya, detektif Egan.“
Egan dan Keiko bergantian menyalami bapak itu.
“Selamat sore! Saya Cahyo. Ada keperluan apa bapak dan ibu ini ke rumah saya?“ dengan tenang, laki-laki itu bertanya.
“Bisa kami bicara di dalam?!“ Keiko berusaha mendapatkan tempat teraman untuk menyampaikan berita buruk itu.
“Oh, maaf. Silahkan masuk.“ Laki-laki bernama Cahyo itu memiringkan tubuhnya, membuka jalan agar Egan dan Keiko bisa masuk ke dalam rumah.
Keduanya di persilahkan duduk oleh pak Cahyo dan menawarkan minuman namun dengan sopan ditolak Egan.
“Mereka siapa, pak?“ tanya seorang wanita paruh baya yang baru keluar dari kamar.
“Ini istri saya, Maria.“ Pak Cahyo memperkenalkan.
“Saya detektif Egan, dan ini teman saya, detektif Keiko.“ Egan berdiri dari duduknya dan menyalami ibu Maria.
Ibu Maria pun ikut duduk di sebelah suaminya yang masih memasang wajah tenang kedatangan dua detektif di rumah mereka itu.
“Pak Cahyo dan ibu Maria ini benar, orang tua dari Tania Akbar?“ akhirnya Keiko membuka pembicaraan diantara mereka setelah beberapa detik ruangan itu hening.
“Betul. Saya ayah dari Tania. Ada apa ya?“
“Apa Tania menghilangkan uang nasabah?“ suara bu Maria terdengar jauh lebih khawatir ketimbang suaminya.
“Uang nasabah?“ tanya Egan.
“Beberapa bukan lalu, Tania menghilangkan uang nasabah sebanyak lima juta rupiah. Tapi terakhir saya dengar dia sudah mampu mengembalikannya. Lagi pula dia tak sengaja menghilangkannya,” pak Cahyo berusaha menerangkan.
“Jadi Tania kerja di bank?“ tanya Egan lagi.
“Betul. Tania adalah teller di bank Finansial Bersama.“
“Sudah berapa lama Tania kerja di Bank Finansial Bersama?“ tanya Keiko.
“Ini tahun ketiganya,” jawab pak Cahyo.
“Sebenarnya, ini ada apa ya?“ tanya bu Maria.
“Kapan terakhir kali anda berkomunikasi dengan Tania?“ tanya Egan.
“Coba saya ingat. Terkahir kali sepertinya tiga hari lalu. Iya kan bu?“ pak Cahyo berusaha memvalidasi ingatannya dengan istrinya, bu Maria.
“Betul. Tiga hari lalu sekitar jam lima sore. Sebenarnya ada apa ini?“ bu Maria kembali bertanya.
“Kami datang ke sini, meminta ibu dan bapak untuk datang ke kantor polisi guna melakukan identifikasi. Apakah benar mayat yang kami temukan adalah Tania Akbar.“ Keiko langsung pada intinya.
“Bagaimana maksudnya?“ pak Cahyo seolah tak mendengar apa yang Keiko sampaikan.
“Kami menemukan mayat di atas bukit di desa Kebun Jati kemarin pagi. Menurut data base kantor kami, mayat itu adalah Tania Akbar. Namun kami rasa, kalianlah yang kenal Tania.“
Terlihat sangat jelas wajah tak percaya di kedua orang tersebut. Bahkan ibu Maria langsung jatuh terduduk di sofa tepat sebelah pak Cahyo.
Sementara pak Cahyo terlihat masih berusaha menguasai dirinya sendiri walau juga terlihat jelas dia bahkan sulit untuk menopang tubuhnya sendiri.
Inilah yang paling di takutkan Egan. Melihat reaksi keluarga para korban yang sering kali histeris karena mendapatkan kabar yang sama sekali tidak enak di dengar telinga apalagi hati.
Egan menyentuh pundak Keiko, memberinya tanda bahwa dia juga sudah tak nyaman berada di tempat itu.
Namun Keiko menahannya sebentar, memastikan bahwa pak Cahyo dan ibu Maria akan datang ke kantor porensik untuk melakukan identifikasi terhadap mayat yang sedang di periksa oleh Birdella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Neromanga
ada typo lagi, bulan jadi bukan :)
2023-08-09
1
Alluka
yang sabar ya bu maria dan pak cahyo
2023-02-27
3