Bab 15. Mulai menanyai Hilda

Detektif Egan dan Keiko membawa Hilda yang masih terlibat kaget keluar dari kantornya dan pergi menuju sebuah cafe yang letaknya tak terlalu jauh dari kantornya.

Detektif Keiko menemani Hilda duduk di meja yang letak ya tepat di tengah cafe, sementara detektif Egan pergi memesankan minuman untuk mereka bertiga.

Hilda masih berusaha menahan air matanya saat detektif Egan sudah kembali dengan membawa minuman yang telah dia pesan.

“Minum ini dulu, Hilda. Supaya kamu bisa semakin tenang,” ujar detektif Egan sambil mendorong segelas es vanilla latte ke arah Hilda yang kini duduk di sebrangnya.

Hilda meraih minuman itu dan meneguknya sekali lalu meletakan kembali gelas itu.

“Saya dan Tania berasal dari desa yang sama. Kami sama-sama bermimpi jadi orang kaya dan bahagia. Namun saya lah orang yang datang ke kota ini terlebih dahulu, baru beberapa bulan kemudian Tania menyusul saya ke sini,” ujar Hilda memulai bercerita.

“Apakah anda tahu bahwa Tania sempat bekerja sebagai teller di sebuah bank?“ tanya detektif Egan.

“Tentu saja saya tahu soal itu. Dia memang orang yang sangat pintar dan cerdas tentu tidak lah aneh bila dia bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus di sini, apalagi dengan pendidikan dan kecantikan yang dia miliki. Namun sejak ayahnya mengalami kecelakaan dia langsung beralih posisi menggantikan ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Pasti berat baginya,“ air mata Hilda menetes.

“Anda tahu kenapa Tania keluar dari tempat dia bekerja sebelumnya?“ tanya detektif Keiko.

Hilda tidak langsung menjawab pertanyaan dari detektif Keiko itu. Terlihat kegelisahan di raut wajah Hilda. Lalu dia kembali meneguk minumannya.

“Sebenarnya… “ ujar Hilda menahan ucapannya.

“Tania kehilangan pekerjaannya karena dia dituduh melakukan penggelapan pada uang nasabah, padahal sesungguhnya bukan itu alasan sesunggunya,” lanjut Hilda.

“Lantas apa alasan yang sesungguhnya itu?“ detektif Egan mulai mengorek keterangan dan informasi.

“Sejak menjadi tulang punggung keluarga, Tania harus bekerja lebih keras. Dia tak lagi mementingkan dirinya, melupakan cita-citanya untuk keliling dunia. Semua yang Tania lakukan kini hanya demi keluarga. Selain mejadi teller di Bank Sejahtera Bersama, dia melakukan pekerjaan lain. Bukan jenis pekerjaan yang dia sukai tapi harus dia kerjakan,” jawab Hilda.

“Misalnya?“ ujar detektif Keiko.

“Dia menjadi penjajah tubuh bagi laki-laki,” jawab Hilda lagi.

“Apakah itu yang menjadi alasan dia dipecat?“ detektif Keiko bertanya.

“Kurang lebih,” jawab Hilda lagi.

“Jadi… “ detektif Keiko masih berusaha mengorek informasi

“Tania dipecat karena dia melayani atasannya dan dia hampir saja ketahuan oleh istri dari atasannya itu. Demi melindungi dirinya, atasannya itu menjauhkan Tania dari kehidupannya. Cih, laki-laki brengsek,” umpat Hilda.

“Apakah atasan Tania itu bernama Abqari?“ tanya detektif Egan.

“Betul, dia lah orangnya. si Abqari pengecut itu,” ujar Hilda.

“Apakah mungkin dia yang membunuh Tania?“ tanya Hilda setelah beberapa lama terdiam.

“Kami belum bisa memastikan. Namun tentu kami akan memasukannya ke dalam daftar tersangka dan akan menanyainya nanti,” jawab detektif Egan.

“Saya mohon, demi saya. Tolong cari siapa pembunuh Tania,” ujar Hilda yang kini mulai menangis lagi.

“Tentu. Bukan cuma anda, keluarga Tania pun bahkan kami ingin sekali menyeret manusia biadab itu masuk ke dalam sel dan menerima hukuman yang setimpal,” jawab detektif Keiko sambil menggegam tangan kanan Hilda yang belum juga berhenti menangis.

“Tapi siapakah orang yang bersama kamu tadi di ruang ganti?“ tanya detektif Egan.

Hilda terlihat kaget mendengar pertanyaan itu lagi. Wajahnya yang sendu karena duka tadi kini berubah menjadi pucat pasi.

Episodes
1 Bab 1. Penemuan Mayat
2 Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3 3. Memulai penyelidikan
4 Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5 bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6 bab 6. memulai investigasi
7 bab 7. Romeo
8 Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9 Bab 9. Dua tersangka baru
10 Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11 bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12 Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13 Bab 13. Menemukan Barang bukti
14 Bab 14. Hilda yang shock
15 Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16 Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17 Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18 bab 18. Menemukan satu barang bukti
19 Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20 Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21 21. Berlian, tersangka baru
22 Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23 Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24 Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25 Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26 Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27 Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28 Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29 Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30 Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31 Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32 Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33 Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34 Bab 34. Menemui Ardana
35 Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36 Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37 Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38 Bab 38. Mendapat tersangka baru
39 Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40 Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41 Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42 Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43 Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44 Bab 44. Penangkapan Ivan
45 Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46 Bab 46. Pengakuan Ivan
47 KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Penemuan Mayat
2
Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3
3. Memulai penyelidikan
4
Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5
bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6
bab 6. memulai investigasi
7
bab 7. Romeo
8
Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9
Bab 9. Dua tersangka baru
10
Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11
bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12
Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13
Bab 13. Menemukan Barang bukti
14
Bab 14. Hilda yang shock
15
Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16
Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17
Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18
bab 18. Menemukan satu barang bukti
19
Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20
Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21
21. Berlian, tersangka baru
22
Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23
Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24
Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25
Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26
Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27
Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28
Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29
Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30
Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31
Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32
Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33
Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34
Bab 34. Menemui Ardana
35
Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36
Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37
Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38
Bab 38. Mendapat tersangka baru
39
Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40
Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41
Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42
Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43
Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44
Bab 44. Penangkapan Ivan
45
Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46
Bab 46. Pengakuan Ivan
47
KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!