Pagi-pagi sekali detektif Egan yang baru saja sampai di kantornya dikejutkan dengan surat perintah yang sudah berada di atas meja kerjanya.
"Lo dimana?" tanya detektif Egan langsung menelepon rekannya saat itu juga.
"Masih di rumah," jawab detektif Keiko yang saat itu sedang bersiap diri.
"Surat perintah udah ada nih. Buruan deh ke sini, kita bisa langsung ke tempat Abqarii dqn segera bawa dia ke sini untuk kita introgasi," ujar detektif Egan bersemangat.
"Oke. Gue langsung jalan nih," balas detektif Keiko dan memutus sambungan telepon keduanya.
Sementara di kantor, detektif Egan kembali membuka berkas yang berisi data yang sudah mereka dapatkan selama penyelidikan.
Di sini detektif Egan berusaha membuat daftar siapa saja yang bisa di masukan sebagai tersangka dalam kasus ini. Dia merunutkan siapa saja yang berisnggungan dengan korban kali ini, baik laki-laki mau pun perempuan.
“Jadi kapan kita berangkat?“ tanya detektif Keiko begitu dia sampai ke mejanya.
“Sekarang,” balas detektif Egan.
“Lo lagi liat apa itu?“
“Ini, gue lagi coba buat daftar siapa aja yang mungkin bisa jadi tersangka kita,” jawab detektif Egan.
“Selain Abqari dan Romeo, siapa lagi yag bisa kita masukan dalam daftar?“ tanya detektif Keiko.
“Bagaimana dengan pacarnya Hilda?“ detektif Egan meminta pendapat rekannya.
“Lo curiga sama dia? bahkan kita aja ngga tahu siapa pacarnya Hilda itu,” jawab detektif Keiko.
“Makanya kita harus tahu,” balas detektif Egan.
“Kita bisa ngga teken Hilda buat kasih tahu siapa pacarnya pake surat perintah ini?“
“Gue udah baca surat perintahnya, kayaknya mah ngga bisa. Kita harus minta surat oerintah baru buat bisa menekan Hilda,” jawab detektif Egan.
“Lo ngga minta surat perintah baru?“
“Pak Brox lagi ada kerjaan keluar kota. Pagi-pagi banget udah berangkat.“
******
Detektif Egan dan Keiko kini sudah sampai ke bank Sejahtera Bersama dan berjalan masuk ke dalam.
Security yang membukakan pintu untuk mereka bukan orang yang sama saat kedua detektif ini datang untuk pertama kalinya.
“Kami ingin bertemu denga bapak Abqari,” ujar detektif Keiko.
“Tapi bapak Abqari sedang ada urusam yang gak bisa diganggu,” balas security itu.
“Apa ada tamu dari kantor pusat?“ tanya detektif Egan.
“Em… itu… “ security itu tergagap
“Kami butuh bertemu pak Abqari. Jika anda tak bisa bantu kami, kami akan masuk sendiri,” ujar detektif Egan sambil berjalan menuju ruangan abqari.
“Pak! Anda tak bisa ke sana,” security itu menyergap detektif Egan, menekannhya ke dinding membuat detektif Egan tak bisa bergerak.
“Hei! Lepaskan rekan saya,” ujar detektif Keiko namun security itu tetap dalam posisi memiting detektif Egan.
Keributan itu ternyata tak hanya membuat para nasabah bank berkerumun ingin melihat apa yang terjadi namun juga memancing Abqari keluar dari ruangannya dan membuatnya marah.
“Ada apa ini? Sudah saya bilang sama kamu, saya ngga mau diganggu!“ hardiknya.
“Maaf pak. Ini ada orang mau paksa masuk ke ruangan bapak,” jawab security itu.
“Kami hari ini akan membawa anda ke kantor polisi guna dimintai keterangan atas kasus pembunuhan Tania Akbar,” seru detektif Keiko.
“Kenapa saya harus dimintai keterangan?“ tanya Abqari.
”lepaskan saya!“ hardik detektif Egan kepada security itu.
“Sesi tanya jawab akan kita lakukan di dalam kantor polisi,” ujar detektif Keiko.
“Sekarang, anda ikut kami,” tambah detektif Egan.
“Saya tidak mau,” Abqari menolak dengan keras.
“Tapi kami punya surat perintah penjemputan kepada anda,” ujar detektif Keiko sambil memperlihatkan surat kewenangan itu.
“Silahkan anda ikut kami,” ujar detektif Egan lagi sambil meraih tangan Abqari.“
Saat melakukan itu, detektif Egan melihat seorang wanita yang berpakaian tak lengkap. Bagian atas wanita itu tersingkap sebagian. Saat detektif Rgan melihatnya, wanita itu buru-buru mempebaiki pakaiannya.
“Di dalam ada wanita,” ujar detektif Egan kepada rekannya.
“Oh ini toh pertemuan pentingnya,” balas detektif Keiko saat melongok ke dalam ruangan Abqari dan menemukan seorang wanita di sana.
“Itu bukan urusan kalian!“ teriak Abqari.
“Jadi urusan kami jika kamu terbukti sebagai pembunuh Tania,” bisik detektif Egan ke telinga Abqari.
“Aku tidak membunuhnya. Aku tak ada hubungannya dengan kematian wanita bodoh itu,” kembali Abqari berteriak.
“Lebih baik kamu kecilkan volume suaramu, demi kebaikanmu sendiri,” detektif Egan memberi saran.
Yang aaalnya detetif Egan hanya menuntun Abqari, kini harus menyilangkan kedua tangan Abqari ke belakang dan mendorongnya untuk terus berjalan menuju mobil mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
aas
elaaah si abqari dikantor sempet2nya begituan 😡
2024-12-27
0