Bab 19. penjemputan tersangka pertama

Pagi-pagi sekali detektif Egan yang baru saja sampai di kantornya dikejutkan dengan surat perintah yang sudah berada di atas meja kerjanya.

    "Lo dimana?" tanya detektif Egan langsung menelepon rekannya saat itu juga.

    "Masih di rumah," jawab detektif Keiko yang saat itu sedang bersiap diri.

    "Surat perintah udah ada nih. Buruan deh ke sini, kita bisa langsung ke tempat Abqarii dqn segera bawa dia ke sini untuk kita introgasi," ujar detektif Egan bersemangat.

    "Oke. Gue langsung jalan nih," balas detektif Keiko dan memutus sambungan telepon keduanya.

    Sementara di kantor, detektif Egan kembali membuka berkas yang berisi data yang sudah mereka dapatkan selama penyelidikan.

Di sini detektif Egan berusaha membuat daftar siapa saja yang bisa di masukan sebagai tersangka dalam kasus ini. Dia merunutkan siapa saja yang berisnggungan dengan korban kali ini, baik laki-laki mau pun perempuan.

“Jadi kapan kita berangkat?“ tanya detektif Keiko begitu dia sampai ke mejanya.

“Sekarang,” balas detektif Egan.

“Lo lagi liat apa itu?“

“Ini, gue lagi coba buat daftar siapa aja yang mungkin bisa jadi tersangka kita,” jawab detektif Egan.

“Selain Abqari dan Romeo, siapa lagi yag bisa kita masukan dalam daftar?“ tanya detektif Keiko.

“Bagaimana dengan pacarnya Hilda?“ detektif Egan meminta pendapat rekannya.

“Lo curiga sama dia? bahkan kita aja ngga tahu siapa pacarnya Hilda itu,” jawab detektif Keiko.

“Makanya kita harus tahu,” balas detektif Egan.

“Kita bisa ngga teken Hilda buat kasih tahu siapa pacarnya pake surat perintah ini?“

“Gue udah baca surat perintahnya, kayaknya mah ngga bisa. Kita harus minta surat oerintah baru buat bisa menekan Hilda,” jawab detektif Egan.

“Lo ngga minta surat perintah baru?“

“Pak Brox lagi ada kerjaan keluar kota. Pagi-pagi banget udah berangkat.“

******

Detektif Egan dan Keiko kini sudah sampai ke bank Sejahtera Bersama dan berjalan masuk ke dalam.

Security yang membukakan pintu untuk mereka bukan orang yang sama saat kedua detektif ini datang untuk pertama kalinya.

“Kami ingin bertemu denga bapak Abqari,” ujar detektif Keiko.

“Tapi bapak Abqari sedang ada urusam yang gak bisa diganggu,” balas security itu.

“Apa ada tamu dari kantor pusat?“ tanya detektif Egan.

“Em… itu… “ security itu tergagap

“Kami butuh bertemu pak Abqari. Jika anda tak bisa bantu kami, kami akan masuk sendiri,” ujar detektif Egan sambil berjalan menuju ruangan abqari.

“Pak! Anda tak bisa ke sana,” security itu menyergap detektif Egan, menekannhya ke dinding membuat detektif Egan tak bisa bergerak.

“Hei! Lepaskan rekan saya,” ujar detektif Keiko namun security itu tetap dalam posisi memiting detektif Egan.

Keributan itu ternyata tak hanya membuat para nasabah bank berkerumun ingin melihat apa yang terjadi namun juga memancing Abqari keluar dari ruangannya dan membuatnya marah.

“Ada apa ini? Sudah saya bilang sama kamu, saya ngga mau diganggu!“ hardiknya.

“Maaf pak. Ini ada orang mau paksa masuk ke ruangan bapak,” jawab security itu.

“Kami hari ini akan membawa anda ke kantor polisi guna dimintai keterangan atas kasus pembunuhan Tania Akbar,” seru detektif Keiko.

“Kenapa saya harus dimintai keterangan?“ tanya Abqari.

”lepaskan saya!“ hardik detektif Egan kepada security itu.

“Sesi tanya jawab akan kita lakukan di dalam kantor polisi,” ujar detektif Keiko.

“Sekarang, anda ikut kami,” tambah detektif Egan.

“Saya tidak mau,” Abqari menolak dengan keras.

“Tapi kami punya surat perintah penjemputan kepada anda,” ujar detektif Keiko sambil memperlihatkan surat kewenangan itu.

“Silahkan anda ikut kami,” ujar detektif Egan lagi sambil meraih tangan Abqari.“

Saat melakukan itu, detektif Egan melihat seorang wanita yang berpakaian tak lengkap. Bagian atas wanita itu tersingkap sebagian. Saat detektif Rgan melihatnya, wanita itu buru-buru mempebaiki pakaiannya.

“Di dalam ada wanita,” ujar detektif Egan kepada rekannya.

“Oh ini toh pertemuan pentingnya,” balas detektif Keiko saat melongok ke dalam ruangan Abqari dan menemukan seorang wanita di sana.

“Itu bukan urusan kalian!“ teriak Abqari.

“Jadi urusan kami jika kamu terbukti sebagai pembunuh Tania,” bisik detektif Egan ke telinga Abqari.

“Aku tidak membunuhnya. Aku tak ada hubungannya dengan kematian wanita bodoh itu,” kembali Abqari berteriak.

“Lebih baik kamu kecilkan volume suaramu, demi kebaikanmu sendiri,” detektif Egan memberi saran.

Yang aaalnya detetif Egan hanya menuntun Abqari, kini harus menyilangkan kedua tangan Abqari ke belakang dan mendorongnya untuk terus berjalan menuju mobil mereka

Episodes
1 Bab 1. Penemuan Mayat
2 Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3 3. Memulai penyelidikan
4 Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5 bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6 bab 6. memulai investigasi
7 bab 7. Romeo
8 Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9 Bab 9. Dua tersangka baru
10 Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11 bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12 Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13 Bab 13. Menemukan Barang bukti
14 Bab 14. Hilda yang shock
15 Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16 Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17 Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18 bab 18. Menemukan satu barang bukti
19 Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20 Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21 21. Berlian, tersangka baru
22 Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23 Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24 Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25 Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26 Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27 Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28 Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29 Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30 Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31 Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32 Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33 Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34 Bab 34. Menemui Ardana
35 Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36 Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37 Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38 Bab 38. Mendapat tersangka baru
39 Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40 Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41 Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42 Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43 Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44 Bab 44. Penangkapan Ivan
45 Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46 Bab 46. Pengakuan Ivan
47 KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Penemuan Mayat
2
Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3
3. Memulai penyelidikan
4
Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5
bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6
bab 6. memulai investigasi
7
bab 7. Romeo
8
Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9
Bab 9. Dua tersangka baru
10
Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11
bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12
Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13
Bab 13. Menemukan Barang bukti
14
Bab 14. Hilda yang shock
15
Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16
Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17
Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18
bab 18. Menemukan satu barang bukti
19
Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20
Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21
21. Berlian, tersangka baru
22
Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23
Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24
Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25
Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26
Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27
Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28
Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29
Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30
Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31
Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32
Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33
Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34
Bab 34. Menemui Ardana
35
Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36
Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37
Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38
Bab 38. Mendapat tersangka baru
39
Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40
Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41
Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42
Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43
Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44
Bab 44. Penangkapan Ivan
45
Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46
Bab 46. Pengakuan Ivan
47
KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!