Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella

Baik detektif Egan mau pun detektif Keiko tak mampu membuka identitas laki-laki yang berbicara dengan Hilda tadi di ruang ganti.

Hilda bersikukuh untuk tak membuka mulutnya dan menyebutkan siapa nama kekasihnya itu.

Kedua detektif pun tak bisa memaksa Hilda, karena mereka sedang tidak berada di ruang introgasi.

Info tentang korban pun tak banyak di dapat dari Hilda. Namun pekerjaan eebagai kupu-kupu malam memang merupakan salah satu pekerjaan paling beresiko.

“Apa mungkin salah satu kliennya yang melakukan pembunuhan itu?!“ ujar detektif Keiko.

“Berarti Abqari bisa jadi salah satu tersangka kuat kita,” ujar detektif Egan.

“Bukankah sehatusnyabkita bisa menemukan ponsel milik korban?“ ujar detektif Keiko lagi.

“Kita melewatkan hal sepenting itu?“ ujar detektif Egan.

“Kita harus menemui Hilda lagi besok. Kita tanyai dia dimana tempat tinggal Tania selama ini,” usul detektif Egan melanjutkan.

“Ok. Besok kita temui dia lagi. Sekarang kita kemana?“

“Kita ke lab, temui Birdella. Kita serahkan tali ini dan minta dia untuk mengecek,” ucap detektif Egan sambil memegang kantong plastik yang berisi tali tambang kecil yang mereka temui di bukit tempat kejadian perkara.

Kedua langsung masuk mobil dan meluncur meninggalkan cafe tempat mereka berbicara dengan Hilda, salah satu saksi.

*****

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di lab tempat Birdella berkerja. Setelah masuk keruangan itu mereka menemukan Birdella sedang duduk meneliti di depan tubuh Tania yang terbujur kaku.

“Secepatnya kita harus temukan pelaku pembunuhannya,” ujar Birdella tanpa memalingkan wajahhya dari kegiatannya di tubuh Tania.

“Sedang kami usahakan,” jawab detektif Keiko.

“Kasian dia. Sudah cukup lama berbaring kaku di sini. Dia butuh pemakaman yang layak,” tambah Birdella.

“Kami mengerti. Maka bantu kami,” ujar detektif Egan.

“Kami bawa ini untuk kamu teliti,” ujar detektif Keiko sambil menyerahkan kantung plastik berisi tali yang mereka temukan.

“Oke. Akan aku teliti tali ini. Kalian udah punya tersangka?“ tanya Birdella sambil mengabil kantung itu.

“Ada beberapa tersangka kuat yang kami curigai,” ujar detektif Egan.

“Ngga lebih baik kalau kalian minta surat perintah ke pak Brox? Aku juga butuh DNA para tersangka,” ujar Birdella.

“Kita sudah memikirkan hal itu. Nanti dari sini, gue sama Egan mau ketemu pak Brox.“

“Jadi berapa lama waktu yang lo perlukan buat ngecek tali ini?“ tanya detektif Egan.

“Kasih gue waktu beberapa hari deh,” jawab Birdella.

“Oke siap,” jawab detekrif Egan.

Setelah selesai berbicara dan menyerahkan barang yang mereka temukan, kedua detektif itu kembali ke ruangan kerja mereka dan menyusun dan mencatat semua hal yang mereka dapati selama melakukan penyeledikin hari ini.

“Jangan lupa bikinin gue rangkapan laporannya ya,” ujar detektif Egan yang sedang memeriksa informasi yang telah lenih dahulu mereka kumpulkan.

“Siap. Tapi jangan lupa buat temuin pak Brox buat minta surat perintah. Kita butuh DNA buat diteliti sama Birdella dan kita juga perlu ngumpulin data buat kita,” ujar detektif Keiko sambil mengetik laporan.

“Bener juga,” balas detektif Egan.

Lalu detektif Egan bangkit dari duduknya dan menuju ruangan pak Brox dan mengetuk pintunya namun tak mendapatkan balasan.

“Pak Brox lagi keluar,” ujar salah satu rekannya yang melintas.

“Kemana?“ tanya detektif Egan.

“Ada panggilan ke tempat pak Antoni,”

Detektif Egan langsung kembali ke mejanya dan melaporkan apa yang dia dengar tadi.

“Kita terlambat,” ujarnya.

“Terlambat? Buat apa?“ tanya detektif Keiko.

“Pak Brox udah ke tempat pak Antoni hari ini,” jawab detektif Egan.

“Pak Antoni, hakim wilayah?“

“Iya. Kalau kita minta surat perintah tadi pagi, sore ini mungkin kita udah bisa balik ke kantornya Hilda dan menanyai para komisaris di sana,” ujar detektif Egan gereget.

“Kalau gitu kita minta surat perintahnya nanti sore aja. Siapa tahu besok pagi pak Brox balik ke tempat pak Antoni.“

Episodes
1 Bab 1. Penemuan Mayat
2 Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3 3. Memulai penyelidikan
4 Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5 bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6 bab 6. memulai investigasi
7 bab 7. Romeo
8 Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9 Bab 9. Dua tersangka baru
10 Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11 bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12 Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13 Bab 13. Menemukan Barang bukti
14 Bab 14. Hilda yang shock
15 Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16 Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17 Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18 bab 18. Menemukan satu barang bukti
19 Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20 Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21 21. Berlian, tersangka baru
22 Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23 Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24 Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25 Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26 Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27 Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28 Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29 Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30 Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31 Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32 Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33 Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34 Bab 34. Menemui Ardana
35 Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36 Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37 Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38 Bab 38. Mendapat tersangka baru
39 Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40 Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41 Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42 Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43 Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44 Bab 44. Penangkapan Ivan
45 Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46 Bab 46. Pengakuan Ivan
47 KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Penemuan Mayat
2
Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3
3. Memulai penyelidikan
4
Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5
bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6
bab 6. memulai investigasi
7
bab 7. Romeo
8
Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9
Bab 9. Dua tersangka baru
10
Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11
bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12
Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13
Bab 13. Menemukan Barang bukti
14
Bab 14. Hilda yang shock
15
Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16
Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17
Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18
bab 18. Menemukan satu barang bukti
19
Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20
Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21
21. Berlian, tersangka baru
22
Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23
Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24
Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25
Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26
Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27
Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28
Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29
Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30
Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31
Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32
Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33
Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34
Bab 34. Menemui Ardana
35
Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36
Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37
Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38
Bab 38. Mendapat tersangka baru
39
Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40
Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41
Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42
Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43
Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44
Bab 44. Penangkapan Ivan
45
Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46
Bab 46. Pengakuan Ivan
47
KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!