Bab 16. Hilda tak ingin berbicara

Hilda masih jua duduk mematung dan merekatkan erat kedua bibirnya seolah tak ingin berkata satu kata pun lagi.

“Kami harus mencoba dan memeriksa segala kemungkinan yang ada. Mungkin, Bisa saja orang itu berhubungan dengan kematian Tania,” ujar detektif Egan.

“Tidak! Tidak mungkin dia ada hubungannya dengan kematian Tania,” kali ini Hilda lantang bersuara membuat detektif Egan dan Keiko yang tengah duduk bersamanya merasa heran.

“Kenapa kamu merasa begitu yakin kali ini, Hilda?“ tanya detektif Keiko.

“Pacar saya itu, dia tak pernah mengenal Tania secara pribadi. Dia mengenal Tania hanya karena mereka sama-sama bekerja di tempat itu. Karena Tania yang menyambutnya di depan lobbi sebagai resepsionis. Bahkan dia tahu nama Tania setelah aku memberitahunya,” jawab Hilda yang kini melembutkan kembali suaranya.

“Tapi bukankah laki-laki tak boleh berada di ruang ganti itu? Teman kamu yang bekerja sebagai resepsionis juga, yang berjaga hari ini yang mengatakan pada aku saat akan menemui kamu tadi di ruang ganti itu,” ujar detektif Egan.

“Iya betul. Betul sekali bahwa peraturan di perusahaan itu mengatakan kalau laki-laki tidak boleh masuk ke ruangan ganti itu kecuali… “

“Kecuali siapa? Kenapa?“ tanya detektif Egan berantusias.

“Kecuali beberapa atasan kami yang memang bertugas memeriksa kelengkapan peralatan kerja kami. Baik yang hilang atau rusak. Mereka akan segera mengganti peralatan kerja seperti seragam, sepatu dan stoking yang yang rusak karena kami harus selalu tampil baik,” jawab Hilda menjabarkan.

“Dan pacar kamu adalah salah satu yang berwenang dalam pengecekan peralatan?“ tanya detektif Egan.

“Tidak. Dia tidak melakukan itu,” jawab hilda.

“Lantas apa yang dia lakukan di sana? Apakah kalian menyelinap di sana untuk bercumbu?“ detektif Egan memancing.

“Tidak. Kami tak pernah melakukan hal seperti itu di sana,” jawab Hilda mulai panik.

“Kami bukan atasan kamu. Kami tak terlalu perduli dengan apapun yang kamu lakukan di sana bersama pacar kamu. Jadi kamu santai saja,” ujar detektif Egan tersenyum.

Hilda terdiam dan menundukan kepalanya dan memainkan jari jemarinya di bawah meja. Kekhawatiran itu terbaca jelas oleh kedua detektif namun mereka memilih bersabar menunggu Hilda berbicara.

“Tolong rahasiakan apa pun yang akan saya katakan ke kalian ini.“

Kesabaran kedua detektif itu membuahkan hasil juga akhirnya.

“Sebenarnya saya menjalin hubungan tersembunyi dengan salah satu atasan di perusahan itu,” ujar Hilda yang tidak mengangkat kepalanya ketika mengatakan hal itu.

“Dengan siapa tepatnya?“ detektif Egan berusaha mengorek informasi dari Hilda.

Hilda tak membuka mulutnya sama sekali namun tak sekali pun berkedip. Lama juga Hilda terdiam, seolah mencoba mencari kata-kata yang tak akan mempersulit dirinya di kemudian hari.

“Hilda? Apa pun informasi yangvakan kamu berikan, mungkin akan bisa membantu kami menemukan siapa pembunuh Tania, sahabat kamu,” detektif Keiko ikut berusaha meyakinkan.

“Bagaimana mungkin ini akan membantu kalian?“ tanya Hilda.

“Bisa saja kekasih kamu itu mengetahui siapa pembunuhnya karena sepertinya ingin kamu mengetahui bahwa Tania sudah tidak hidup,” ujar detektif Egan.

Hilda kembali terdiam, tak melakukan pembelaan sedikit pun untuk kekasihnya.

“Jika namanya terekspose dalam kasus ini atau banyak orang tahu tentang hubungan aku dan dia aku kasihan dia, dia bisa kehilangan semua mimpi-mimpinya selama ini,” ujar Hilda dengan mata yang berkaca-kaca menahan rasa khawatir terhadap kekasihnya.

Episodes
1 Bab 1. Penemuan Mayat
2 Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3 3. Memulai penyelidikan
4 Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5 bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6 bab 6. memulai investigasi
7 bab 7. Romeo
8 Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9 Bab 9. Dua tersangka baru
10 Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11 bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12 Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13 Bab 13. Menemukan Barang bukti
14 Bab 14. Hilda yang shock
15 Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16 Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17 Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18 bab 18. Menemukan satu barang bukti
19 Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20 Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21 21. Berlian, tersangka baru
22 Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23 Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24 Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25 Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26 Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27 Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28 Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29 Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30 Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31 Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32 Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33 Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34 Bab 34. Menemui Ardana
35 Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36 Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37 Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38 Bab 38. Mendapat tersangka baru
39 Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40 Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41 Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42 Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43 Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44 Bab 44. Penangkapan Ivan
45 Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46 Bab 46. Pengakuan Ivan
47 KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Penemuan Mayat
2
Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3
3. Memulai penyelidikan
4
Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5
bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6
bab 6. memulai investigasi
7
bab 7. Romeo
8
Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9
Bab 9. Dua tersangka baru
10
Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11
bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12
Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13
Bab 13. Menemukan Barang bukti
14
Bab 14. Hilda yang shock
15
Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16
Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17
Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18
bab 18. Menemukan satu barang bukti
19
Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20
Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21
21. Berlian, tersangka baru
22
Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23
Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24
Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25
Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26
Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27
Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28
Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29
Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30
Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31
Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32
Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33
Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34
Bab 34. Menemui Ardana
35
Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36
Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37
Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38
Bab 38. Mendapat tersangka baru
39
Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40
Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41
Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42
Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43
Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44
Bab 44. Penangkapan Ivan
45
Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46
Bab 46. Pengakuan Ivan
47
KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!