Bab 14. Hilda yang shock

Kedua detektif itu memacu kendaraan yang mereka naiki untuk kembali menuju ke kantor dimana resepsionis itu bekerja.

Setelah memarkirkan mobil, mereka kembali menuju ke lobii dan memeriksa keberadaan resepsionis itu. Namun ketika mereka sampai di sana, resepsionis itu sudah tidak berada di posisinya semula dan diganti oleh orang lain.

“Rekan kamu yang tadi di sini, sekarang ada dimana?“ tanya detektif Keiko kepada resepsionis satunya yang sejak tadi duduk dikursinya, saat dia sampai di meja resepsionis.

“Hilda, maksud anda?“ tanya resepsionis itu.

“Iya benar. Hilda, ada diman dia sekarang?“ tanya detektif Keiko.

“Jam kerjanya baru saja selesai beberapa menit lalu. Mungkin sekarang dia sedang berada di ruang ganti untuk bersiap pulang.“

“Jadi, ada dimana ruang ganti kalian?“ tanya detektif Egan menyelak.

“Ruang gantinya ada di bagian belakang sana, pak.“ Resepsionis itu pun menunjuk ke arah ruang ganti itu yang berada di bagian belakang ruang resepsionis tempatnya sedang bertugas, namun ternyata cukup jauh.

“Hanya perempuan yang boleh masuk pak,” tambah resepsionis itu saat melihat detektif Egan juga melangkah mengikuti detektif Keiko tepat di belakang.

“Baik kalau begitu. Saya akan menunggu di bagian luar ruang ganti dan berjanji tidak akan maauk ke dalam,” jawab detektif Egan yang masih meneruskan langkah kakinya mengikuti rekannya, detektif Keiko.

Detektif Egan dan Keiko terhenti langkahnya ketika mereka berada tepat di depan sebuah pintu berwarna kuning terang yang terdapat tulisan ruang ganti wanita bagian atasnya.

Detektif Keiko meletakan tangannya di handel pintu itu dan hampir membuka pintu itu namun sayup-sayup terdengar suara seseorang dari dalam ruangan itu yang sedang berbicara.

“Lebih baik kalau kamu ngga usah cari dia,” terdengar suara laki-laki walau tak terlalu kencang namun masih terdengar jelas.

“Tapi dia teman saya,” terdengar suara Hilda kali ini sama pelannya.

“Kamu harus merelakannya,” ujar suara itu lagi.

“Kenapa begitu? Kenapa saya harus merelakan dia?“ tanya Hilda penasaran.

“Aku dengar dia sudah tidak hidup lagi,” ujar suara itu lagi.

“Bohong, anda pasti berbohong,” kali ini suara Hilda jelas sekali terdengar bergetar walau dia sama sekali tidak menaikan volume suaranya.

Lalu kemudian terdengar tangis Hilda mulai meledak walau suaranya tetap tak terdengar kencang. Lalu detektif Keiko membuka pintu ruangan itu dan mendapati Hilda yang masih menangis di depan loker yang bertuliskan nama Tania. Namun saat detektif Keiko masuk keruangan itu, dia tak melihat siapa-siapa selain Hilda yang terlihat menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Tadi siapa yang ada di sini?“ tanya detektif Keiko.

Namun mendapati pertanyaan itu, bukannya menjawab tapi Hilda justru menangis semakin kencang. Detektif Keiko memeluk Hilda berusaha menenangkannya.

“Apakah benar, kalau Tania sudah meninggal?“ Hilda bertanya sambil berusaha menguasai dirinya.

“Iya. Kami menemukan jasadnya beberapa hari lalu di sebuah bukit,” jawab detektif Keiko tanpa melepas pelukannya dari Hilda.

Hilda pun yang mendengar jawaban dari detektif Keiko seolah kehilangan seluruh kekuatannya dan semakin terduduk lemas dalampelukan detektif Keiko.

Setelah Hilda agak tenang, detektif Keiko berusaha meyakinkan Hilda untuk membantu pihak kepolisian guna menangkap siapa pembunuh Tania.

“Mari kita keluar. Kita temui rekan saya di luar dan kita ngobrol soal Tania,” ujar detektif Keiko.

Hilda menuruti permintaan detektif Keiko lalu mengumpulkan kekuatannya untuk berdiri dibantu detektif Keiko

Episodes
1 Bab 1. Penemuan Mayat
2 Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3 3. Memulai penyelidikan
4 Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5 bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6 bab 6. memulai investigasi
7 bab 7. Romeo
8 Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9 Bab 9. Dua tersangka baru
10 Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11 bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12 Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13 Bab 13. Menemukan Barang bukti
14 Bab 14. Hilda yang shock
15 Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16 Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17 Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18 bab 18. Menemukan satu barang bukti
19 Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20 Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21 21. Berlian, tersangka baru
22 Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23 Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24 Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25 Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26 Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27 Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28 Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29 Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30 Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31 Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32 Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33 Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34 Bab 34. Menemui Ardana
35 Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36 Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37 Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38 Bab 38. Mendapat tersangka baru
39 Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40 Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41 Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42 Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43 Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44 Bab 44. Penangkapan Ivan
45 Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46 Bab 46. Pengakuan Ivan
47 KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Penemuan Mayat
2
Bab 2. Olah tempat kejadian perkara
3
3. Memulai penyelidikan
4
Bab 4. Menyampaikan kabar buruk
5
bab 5. Identifikasi oleh keluarga
6
bab 6. memulai investigasi
7
bab 7. Romeo
8
Bab. 8 Mendatangi Bank Finansial Bersama
9
Bab 9. Dua tersangka baru
10
Bab 10. Menemukan "kunci" baru dalam usaha membuka "pintu"
11
bab. 11 Menemui Reno Wiratama, salah satu saksi
12
Bab 12. Menemukan orang asing di TKP
13
Bab 13. Menemukan Barang bukti
14
Bab 14. Hilda yang shock
15
Bab 15. Mulai menanyai Hilda
16
Bab 16. Hilda tak ingin berbicara
17
Bab 17. Menyerahkan temuan ke Birdella
18
bab 18. Menemukan satu barang bukti
19
Bab 19. penjemputan tersangka pertama
20
Bab 20. Mengintogasi tersangka pertama
21
21. Berlian, tersangka baru
22
Bab 22. Menemui Atep Ceceng, komisaris kedua
23
Bab 23. Bertemu dengan komisaris ketiga, Bian
24
Bab 24. bertemu Romeo lagi dan mengambil sample DNA miliknya
25
Bab 25. Mulai mencurigai kekasih Hilda
26
Bab 26. Mengetahui identitas kekasih Hilda
27
Bab 27. Hasil pemeriksaan DNA keluar
28
Bab 28. Berurusan dengan Hildabdi ruang Introgasi
29
Bab 29. Kekhawatiran Birdella
30
Bab 30. Hasil kecocokan DNA Hilda dan pelaku
31
Bab 31. Kasus menemui jalan buntu
32
Bab 32. Mencari Aditya, sang penemu mayat
33
Bab 33. menemukan barang bukti (lagi)
34
Bab 34. Menemui Ardana
35
Bab 35. Mecari pelaku yang melumpuhkan Ardana
36
Bab 36. Menyerahkan barang bukti (lagi)
37
Bab 37. Detektif Egan mulai mengumpulkan potongan yang tercecer
38
Bab 38. Mendapat tersangka baru
39
Bab 39. Menemukan DNA tanpa pemilik
40
Bab 40. Memastikan kecocokan DNA
41
Bab 41. Meminta sample DNA Ivan
42
Bab 42. Menyerahkan DNA milik Ivan
43
Bab 43. Menemukan kecocokan DNA
44
Bab 44. Penangkapan Ivan
45
Bab 45 Semua hal menuju Ivan
46
Bab 46. Pengakuan Ivan
47
KODE 810 dengan cerita lainnya, mari mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!