Nata tersenyum sumringah. Apa yang baru saja diucapkan oleh sang duda benar-benar membuat hati seorang Nata merasa berbunga-bunga. Dia yang awalnya merasa murka kepada Daren duda kesayangannya, kini rasa kesal itu mendadak hilang dan tergantikan dengan rasa bahagia.
"Mas duda ku," gumam Nata menatap wajah Daren dari celah pintu yang sedikit terbuka.
Setelah puas menatap wajah Daren di luar sana. Nata pun berbalik lalu berjalan menuju kamar dengan berjingkrak layaknya seorang anak kecil yang sedang kegirangan. Gadis itu bahkan bersenandung riang menyanyikan sebuah lagu cinta.
Ceklek!
Blug!
Pintu kamar pun di buka lebar lalu di tutup kemudian. Nata membuka tirai gorden yang saat ini masih dalam keadaan tertutup rapat. Sinar matahari pun seketika masuk ke dalam kamar terasa menyilaukan. Akan tetapi, ada hal lain yang lebih menyilaukan dan membuat kedua matanya berbinar.
Mas duda kesayangannya berada di sebrang sana. Daren, berdiri tepat di tepi jendela yang di buka lebar. Dia menatap ke arahnya dengan tersenyum begitu manisnya. Laki-laki itu bahkan melambaikan tangannya, lalu meletakan kedua tangannya di atas kepala hingga membentuk hati.
Nata sontak melakukan hal yang sama kini. Keduanya benar-benar terlihat seperti anak remaja yang baru saja merasakan indahnya jatuh cinta. Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain lengkap dengan senyuman yang mengembang sempurna dari kedua sisi bibir masing-masing.
"Dad? Daddy lagi ngapain, kayak anak kecil aja. Lagi liatin siapa sih?" tanya Eden sang putra yang tiba-tiba saja sudah berada tepat di belakangnya.
Sontak, Daren segera menutup pintu jendela kasar. Lalu memasang wajah cengengesan menahan rasa malu sebenarnya. Dia pun berjalan ke arah ranjang lalu berbaring terlentang.
"Kalau masuk ke kamar Daddy itu ketuk pintu dulu, gak sopan banget sih?" decak Daren merasa kesal.
"Aku udah ketuk pintu ko, Daddy-nya aja yang gak denger. Lagi liatin siapa sih sebenarnya? Jangan bilang kalau Daddy lagi ngintipin Nata?''
"Hah? Ka-kata siapa? Memangnya Daddy ini apaan? Kalau Daddy ingin ketemu sama dia tinggal datangi aja rumahnya. Ngapain juga harus ngintipin dari sini," jawab Daren merasa gugup sebenarnya.
"Dih, mau ngapain juga Daddy ke rumahnya? Mau ketemu Nata lagi? Gak ada kerjaan."
"Astaga, Daddy lupa. Daddy harus ke kantor. Gara-gara kamu Daddy jadi lupa kalau di kantor lagi ada masalah kecil." Gerutu Daren seketika berdiri lalu hendak keluar dari dalam kamar.
"Dih, kenapa jadi aku yang salah? Lagian masa Daddy mau ke kantor pakai celana kolor kagak gitu? Hahahaha!"
''Astaga, dasar anak gak sopan. Kenapa baru kasih tahu sekarang sih? Hadueh ...''
Daren sontak menghentikan langkah kakinya lalu berjalan ke arah lemari. Dia pun meraih satu buah celana lalu memakainya dengan tergesa-gesa.
"Aku lagi 'kan yang salah? Udah syukur di kasih tahu. Gimana sih?"
"Iya-iya ... Makasih Eden putranya Daddy yang paling tampan. Puas?'' Ketus Daren lalu hendak keluar dari dalam kamar.
"Dad ..." Eden merengek manja persis seperti seorang anak kecil.
"Apa lagi?" Daren menghentikan langkah kakinya.
"Uang yang tadi pagi udah habis, hehehehe!"
"Astaga, Eden. Kamu udah Daddy kasih uang bulanan, uang bensin, masa setiap hari masih merengek-rengek minta uang lagi sih? Kemana uang 10 juta yang Daddy transfer ke rekening kamu tiap bulannya? Boros banget perasaan," tanya Daren kesal.
"Dih, Daddy ini. Kalau gak mau kasih, ya gak usah marah gitu dong."
"Heuuuh ..." Daren lagi-lagi menggerutu kesal.
Meskipun begitu, dia tetap saja memberikan apa yang putranya itu minta. Sejumlah uang pun dia ambil dari dompet tebal miliknya lalu memberikannya kepada Eden sang putra. Berapapun, apapun yang dimintakan oleh putra semata wayangnya itu akan dia berikan.
Karena bagi Daren, dia bekerja setiap hari demi Eden. Semua harta yang dia miliki pun hanya untuk Eden putra satu-satunya yang dia miliki. Sesayang itu Daren terhadap putra semata wayangnya itu.
"Terima kasih Daddy sayang."
Grep ...
Eden menerima uang tersebut lalu segera memeluk tubuh ayahnya penuh kasih sayang. Hal yang membuat Daren merasa risi sebenarnya.
"Udah lepasin. Kayak anak kecil aja sih. Daddy pergi dulu, ingat jangan main-main jauh-jauh. Jaga rumah, oke?'' ucapan terakhir Daren seraya mengurai pelukan lalu melanjutkan langkahnya kemudian.
* * *
Ceklek!
Daren membuka pintu rumahnya lalu hendak keluar. Namun, laki-laki itu seketika menghentikan langkah kakinya saat melihat seorang wanita berdiri tepat di depan pintu kini.
"Kamu? Untuk apa kamu datang lagi ke mari?" tanya Daren menatap sekeliling, tidak ingin sampai Nata melihat keberadaan wanita tersebut.
"Aku ke sini hanya ingin menuntut kejelasan dari kamu Mas Daren? Kenapa kamu mutusin aku begitu saja?" tanya sang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah mantan kekasihnya yang waktu itu sempat hendak dikenalkan kepada Eden.
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Siti Maryam
hadeeh...penyakiit ni
2023-02-08
1