"Nata! Nat ... Kamu kenapa? Bangun, Nat."
Daren sontak terbangun saat mendengar teriakan Nata yang saat ini meringkuk di sampingnya.Tubuh gadis itu bahkan mengg*liat lengkap dengan de*ahan yang terdengar lirih juga menggemaskan di dengar. Sang Duda pun seketika tersenyum lucu, bahkan rasanya ingin sekali dia tertawa terbahak-bahak karena kekasih kecilnya itu sepertinya sedang bermimpi basah.
"Sayang! Bangun!" teriak Daren kemudian.
Nata sontak membuka kedua matanya. Sekujur tubuhnya benar-benar berkeringat bahkan napasnya pun berhembus tidak beraturan. Dia menatap wajah Daren yang masih memakai pakaian lengkap, pakaian yang sama dengan semalam. Lalu, yang tadi itu apa?
Nata seketika bangkit lalu turun dari atas ranjang. Dia pun berlari ke arah kamar mandi dengan wajah yang memerah. Mimpinya benar-benar terasa nyata, hingga segitiga yang melingkar di bawah sana benar-benar membanjir kini.
"Nata sayang! Kamu mimpiin Mas ya?" Daren berusaha menggoda.
Ceklek!
Blug!
Pintu kamar mandi pun di buka dan Nata masuk ke dalamnya, setelah itu pintu pun kembali di tutup dan di kunci dari dalam. Gadis itu berdiri di belakang pintu, perasaannya benar-benar di buat malu bukan kepalang. Kenapa mimpi basah itu harus datang di waktu yang tidak tepat? Duda kesayangannya itu pasti melihat dengan jelas saat dirinya men*esah kenik*atan karena mimpinya itu benar-benar terasa nyata, bahkan sangat nyata.
"Sial, kenapa harus mimpiin itu segala sih? Astaga, malu sumpah, malu ...!" gumamnya dengan nada suara yang di tahan, seraya menutup wajah dengan telapak tangannya.
Tok! Tok! Tok!
"Sayang? Kamu baik-baik saja?" tanya Daren dari luar sana.
"Iya, Mas. Aku baik-baik saja.''
"Kamu bersih-bersih saja dulu, Mas tunggu di luar ya. Mas buatin sarapan buat kamu.''
"Hmm!" Nata hanya menjawab dengan gumaman.
Nata berjingkrak-jingkrak seraya mengacak-acak rambut panjangnya. Dia bahkan berteriak, tapi dengan nada suara yang sedikit di tahan tidak ingin kalau Mas dudanya itu sampai mendengar suara teriakannya. Gadis bernama lengkap Natalia Agatha itu benar-benar merasa malu bukan kepalang.
"Sial ... Sial! Kenapa aku bisa mimpi basah segala? Haaaa! Dasar mimpi sialaaaaaan!'' teriak Nata kemudian.
* * *
Daren terpaksa kembali ke kamar karena sudah lebih dari 30 menit Nata sama sekali belum keluar dari dalam kamar mandi. Perasaannya benar-benar merasa khawatir juga takut telah terjadi sesuatu yang buruk dengan kekasihnya itu.
Tok! Tok! Tok!
"Sayang! Kamu masih di dalam? Kamu baik-baik saja 'kan?" tanyanya seraya mengetuk pintu secara berkali-kali.
Tok! Tok! Tok!
"Sayang!"
"Iya, Mas. Sebentar lagi aku selesai. Mas keluar aja duluan, katanya lagi bikinin sarapan buat aku," jawab Nata dari dalam sana.
"Kamu gak apa-apa 'kan? Ko lama banget si di kamar mandinya? Sarapannya sudah siap dari tadi lho."
"Hah? Eu ... Iya, Mas. Aku keluar sekarang.''
Ceklek!
Pintu kamar mandi pun di buka, Nata keluar dari dalam sana dengan rambut basah juga dengan wajah memerah menahan rasa malu. Gadis itu nampak tersenyum cengengesan, tidak berani menatap wajah Daren sama sekali. Nata benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa ataupun berbuat apa sekarang.
"Kita sarapan!" ajak Daren melingkarkan tangannya di pinggang ramping Nata seraya memapahnya berjalan keluar dari dalam kamar.
Laki-laki itu tidak mengatakan apapun tentang apa yang dia lihat tadi, karena dia tahu betul bahwa Nata akan merasa sangat malu jika dia membahasnya sekarang. Meskipun, wajah Nata yang men*esah masih terbayang jelas di otaknya kini.
"Mas buatin roti sandwich buat kamu. Mudah-mudahan rasanya sesuai dengan selera kamu, sayang," ucap Daren sesaat setelah mereka tiba di ruang makan.
Daren menarik kursi dan meminta gadisnya itu untuk duduk kemudian. Satu roti sandwich dengan isian lengkap pun dia letakkan tepat di depannya kini. Nata berusaha untuk bersikap tenang, dia pun menatap makanan yang ada di hadapannya dengan mata yang berbinar.
"Kelihatannya enak? Mas yang bikin ini sendiri?"
"Tentu saja? Memangnya ada orang lain lagi di sini, selain kita?''
"Hehehehe! Iya juga sih. Aku makan sekarang ya?"
Daren menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil.
Nata membuka mulutnya lebar-lebar dan roti itu pun siap untuk mendarat di dalam mulutnya kini, tapi dia seketika menghentikan gerakan tangannya juga merapatkan bibirnya kemudian saat mendengar suara ketukan di pintu. Suara Eden pun terdengar nyaring memanggil membuatnya merasa panik tentu saja begitu pun dengan Daren.
Tok! Tok! Tok!
"Dad? Buka pintunya, aku tahu Daddy ada di dalam!" teriak Eden sang putra dari luar sana.
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
apa mereka akan ketahuan sekarang
2023-10-17
1
Tiahsutiah
parah Nata sampe kebawa mimpi pula🤣🤣🤣
wah gawat nih eden datang😁kira2 apa yg kan terjadi ya🤔
2023-02-19
2
Ddek Aish
gimana ini nat
2023-02-08
2