Matahari siang masih terasa terik menyinari tubuh Kezia. Karena rasa Lelah yang teramat, Kezia menelungkupkan kepalanya di meja kelasnya.
Suasana kelas saat itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa siswa yang sedang belajar karena jam pelajaran sedang kosong. Kezia memejamkan matanya. Tak lama berselang,Terasa seseorang mengelus rambutnya dengan perlahan. Matanya begitu berat saat akan di buka.
Beberapa kali ia mengerjapkan matanya, saat matanya terbuka, terlihat senyum manis dari seseorang yang ia kenal. Kezia terperanjat seolah tak percaya dengan yang dilihatnya. Freeze boy tengah berdiri di hadapannya.
“Kamu lagi apa di sini?” tanya Kezia yang terheran-heran
“Loh, emang aku gag boleh kalo pengen ketemu kamu?” jawab Freeze boy dengan tegas
“Kamu sengaja nemuin aku?” selidik Kezia. Freeze boy hanya terangguk seraya tersenyum.
Tiba-tiba dada Kezia berdebar dengan sangat kencang. Aliran darahnya begitu deras terasa dengan pipi bersemu kemerahan. Namun laki-laki itu masih tetap memandang kezia dengan lekat. Disentuhnya pipi kezia dengan lembut, membuat tubuhnya gemetaran karena gugup. Digenggamnya kedua tangan Kezia dengan erat. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
“Ya tuhaaann… kenapa tiba-tiba aku gag bisa ngapa-ngapain?” lirih Kezia dalam hati. Kezia menikmati suasana
itu. Matanya menatap lekat ke arah Freeze boy dan dia membalasnya. Terasa ada aliran listrik yang menelusuri aliran darahnya. "Ya allah, berdosa lagi deh ini mata perawanku..." lanjutnya
“Braaakkkk!!!!” terdengar suara benda terjatuh. Kezia pun terperanjat di tenpatnya dan seketika membuka matanya lebar-lebar. Bayangan Freeze boy di depan matanya menghilang, berganti tatapan Difa yang memegang bahunya Kezia perlahan.
“Sorry key, aku gag sengaja…” tutur Difa. Kezia pun segera tersadar. Ada sebuah bangku yang jatuh dari atas meja dan Difa sedang memegang sapu di tangannya
“Gila, gue mimpi di siang bolong.” gumam Kezia saat tersadar dari tidurnya. Ia mengucek matanya yang terasa berat “ Fa , kamu lagi ngapain?”
“Aku lagi piket key, kan hari ini jadwal kita.” terang Difa
“Ya ampunn… Aku lupaaa…. Kok aku bisa ketiduran sih fa?” Kezia menggaruk kepalanya walau tidak gatal. Difa hanya tersenyum. “Dari jam pelajaran terakhir tadi, gag ada guru yang masuk kan?”
“Hehehhe… Gag ada key, tenang aja….” sahut Difa yang geli melihat tingkah Kezia. “O iya key, tadi ada yang nyari kamu..” tutur Difa seraya melanjutkan menyapu lantai kelasnya. Ia pun mengangkat kursi ke atas meja.
“Oo iya, siapa fa?” tanya Kezia yang kebingungan
“Arland tadi yang nyari kamu…” jawab Difa
“Arland? Arland siapa fa?” Kezia mengernyitkan dahinya karena rasanya ia tidak memiliki teman dengan nama tersebut.
“Ooo kamu bukannya temen arland?” selidik Difa. Kezia hanya mengangkat kedua bahunya. Ia tak merasa mengenal nama tersebut. “ Tadi dia kesini, katanya mau ketemu kamu, tapi kamunya ketiduran, jadi dia cuma ngeliatin kamu aja. Aku fikir kamu udah janjian sama dia. Tapi pas aku mau bangunin kamu, dia bilang gag usah, nanti aja katanya…” terang Difa.
Kezia berusaha mengingat teman-temannya. Tapi nama Arland benar-benar asing dalam ingatan Kezia. Kezia pun berusaha melupakan hal tersebut dan kembali mengerjakan tugasnya bersama Difa.
“Fa, anak cowok gag ada yang bantuin kita piket ini?” tanya Kezia dengan lemas. Badannya sudah mulai di basahi keringat
“Anak cowok tadi pada pergi latihan basket, katanya mau ada pertandingan. Tapi kata mereka , minggu depan
mereka aja yang piket kita gag usah”
“Oooo pantesan… tapi gag apa-apa lah ya, lumayan minggu depan kita gag piket” cetus Kezia dengan diiringi
senyum senang. Difa mengangguk mengiyakan.
“O iya key boleh aku nanya?” tanya Difa menghentikan kegiatannya sejenak
“Nanya apa fa, keliatannya serius?”
“Nggak, aku cuma mau nanya, kamu udah lama sama kak tyo?” lanjut Difa dengan ragu-ragu
“Kak tyo?” Kezia mengutip nama yang disebutkan Difa seraya mengernyitkan dahinya.
“Iya, kak tyo ketua Osis…”
“Ada apa emang sama kak tyo?"
"Enggak, maksud aku udah berapa lama kalian pacaran?"
“Pacaran? Aku sama kak tyo?” Kezia balik bertanya. Difa hanya etrangguk menunggu jawaban. “Aku sama kak tyo gag pacaran fa, temen biasa aja. Gag deket sama sekali malah. Kenapa kamu bisa mikir aku deket sama kak Tyo, fa?” imbuh Kezia
“Yaaa aku denger aja dari temen-temenku, kak tyo main ke rumah kamu sore-sore. Aku kira apel” cetus Difa sambil tersenyum
“Ya ellaahhh… itu mah dia di suruh pak amar nganterin buku matematika buat latihan olympiade fa, bukan
apa-apa….” Terang Kezia dengan santai. “ Kamu suka sama kak tyo, fa?” seketika Kezia menatap Difa yang masih asyik bebenah. Difa hanya tersipu.
“Yaa siapa yang gag suka sama cowok cakep kayak kak tyo? Udah gitu pinter lagi, ketua osis pula…” jawab Difa dengan terus terang. Kezia hanya terkekeh mendengar jawaban Difa.
"Emmm tenang aja... Aku gag ada hubungan apa-apa sama kak tyo. Kalo kamu suka, lanjutin aja. Fighting!" seru Kezia seraya mengepalkan kedua tangannya ke udara, berusaha menyemangati Difa.
Terdengar seseorang mengetuk pintu kelas Kezia dan mengalihkan fokus mereka berdua. Pandangan kezia dan Difa pun tertuju pada pintu masuk kelasnya. Betapa terkejutnya Kezia saat dia tau kalau yang dihadapannya Freeze boy. Tersungging senyum tipis di bibirnya, membuat Kezia terpana seketika. Entah sudah berapa lama dia di sana, mudah-mudahan saja baru datang, pikir Kezia. Berkali-kali Kezia menarik nafas dalam-dalam tapi jantungnya masih tetap berdegub kencang.
“Boleh pinjem sapunya?” tutur Freeze boy memecah kesunyian.
“Oh, boleh… Itu ada satu lagi di pojok” jawab Kezia dengan tergagap.
Kezia manangkup kedua pipinya sendiri yang terasa hangat. Ia tidak percaya bahwa Freeze boy berbicara
dengannya walaupun hanya untuk pinjam sapu. Untuk kesekian kalinya Kezia kembali terpukau. Terlebih saat ia mengucapkan terima kasih dan kembali melempar senyum pada Kezia. Benar-benar terasa seperti mimpi. Melihat dia datang lalu berlalu pergi.
“Keeyyy!!!” Difa mengulang panggilannya, kali ini lebih keras. Kezia pun terperanjat. Pudar lah semua lamunannya.
“Kamu ngelamunin apa?”
“Emmm nggak kok fa…” kilah Kezia. “Oo iya fa, kamu kenal sama cowok tadi?” lanjut Kezia
“Loohh itu yang aku maksud tadiiii, dia arland… Arland Ardiansyah Putra…” terang Difa.
“Dummmbb!!!!” terasa sesuatu menghantam dada Kezia. Dia tercengang mendengar ucapan Difa.
“Ngapain juga dia minjem sapu jauh-jauh ke sini?” tanya Difa sambil melirik ke arah Kezia yang masih mematung. Namun tidak ada jawaban dari Kezia.
“ Ooooo namanya Arland Ardiansyah Putra…” batin Kezia.
“Kamu kenal dia fa?” Kezia semakin penasaran.
“Ya aku kenal. Dia teman SMP ku. Dia baik ko orangnya cuma agak pendiem gitu. Ada lagi yang mau kamu tanyakan?” goda Difa seraya menyenggol lengan Kezia.
“Ahh… enggak ada kok….” Kezia tersipu seraya memalingkan wajahnya dari Difa.
“ Kalo perlu info lain, boleh kok , aku siap jawab” tutur Difa sambil mengedipkan matanya pada Kezia. Kezia hanya tersipu.
Kezia dan Difa melanjutkan piket kelasnya. Sesekali Difa melirik kezia yang masih asyik menyapu. Sementara Kezia berharap semoga Arland kembali dan mengembalikan sapunya juga kembali memberikan senyumnya untuk Kezia.
******
Arland Ardiansyah Putra
Kezia Artiandinia Fashia
Angga
Gimana, gimana, gimana, udah makin kuat halusinasinya? ;D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Lisna Wati
yang tyo'nya kok gk sekalian
2023-05-12
1
Bunda dinna
Kezia tertarik sama Arland dan nyaman sama Angga..
2023-03-09
1
Hera
keren tuh visualnya freeze boy 🤭🤭
2022-07-01
1