Kezia dan teman-temannya melanjutkan langkahnya. Dan melewati Tyo yang sedang berdiri di pinggir lorong.
"Kelas mana kalian?” tanya Tyo dengan tegas
"Kelas C kak” Jawab dena dengan segera dan berdiri didepan Kezia.
"Tadi aja Lo ngumpet, sekarang tiba-tiba maen maju aja” gerutu Kania.
Namun Dena seolah tidak mendengar protes sahabatnya, ia terus memandangi Tyo sambil mengumbar senyum.
“Ya ampunnnn… ini cowok kok cakep banget yaaa… Hidungnya, matanya, bibirnyaaa duh duh duuhhhhh mirip oppa lee min hoo… rambutnya rapiii aduuhhhh mirip banget Siwon….” Tutur dena dalam hatinya yang terpesona dengan Tyo
“Ya udah sini buku sama ballpointnya” Tyo membuyarkan lamunan Dena
“Oh iya kak sebentar” jawab Dena sambil celingukan
“Nyari apaan Lu dena, itu kak Tyo minta buku sama ballpoint Lu!” Bisik Kezia perlahan
“Iyaaa gue taauuu, ini gue lagi nyari buku sama Ball point guee… tadi gue taro dimana ya?” Jawab Dena sambil menatap Kezia
" *****, itu buku sama ballpoint kan lagi lo pegang” jawab Kezia yang tak bisa menahan tawa. Ditutupinya wajahnya dengan buku yang dia pegang
"Astaga, iyaaa… maaf kak ini buku sama ballpointnya” sahut dena yang baru tersadar.
Dengan tangan bergetar Dena menyerahkan buku dan Ballpointnya pada Tyo. Sementara Kezia dan kedua
sahabatnya masih tertawa terkekeh-kekeh melihat kelakuan Dena.
Tyo pun mulai mencorat-coret buku Dena. Sesekali Tyo mencuri pandang ke arah Kezia yang masih tertawa geli
melihat kelakuan temannya. Tyo pun kembali meneruskan mencoret-coret buku dena seraya tersenyum dalam hati melihat Kezia yang tertawa dengan memperlihatkan lesung pipinya.
“NIh!!” Tyo menyodorkan Buku pada Dena. “Ini Denah ruangan yang udah kalian lewati. Nanti kalian lanjutin gambar ruangan lainnya.” Imbuh Tyo
Dena pun dengan senang menerima buku dan ballpoint nya.
"Makasih kak..” Ujar mereka bersamaan
"Kami permisi kak” tambah Kezia seraya menarik tangan Dena. Tyo pun hanya mengangguk dan tersenyum pada Kezia.
Sambil berjalan Dena terus tersenyum-senyum girang bisa berbicara dengan Tyo.
" Aduuhh.. jantung gue rasanya mau Pecahhh…” ujar Dena seraya memeluk bukunya
"Parah lu, malu-maluin banget na…” tukas Sherly, mereka pun kembali tertawa mengingat kelakuan konyol dena.
"Gue gugup taaauuu…” Kilah Dena… “ Yaaa ampunnnnn, ini ballpoint masih ada anget-angetnya tangan Kak Tyo” tambah Dena seraya menggenggam erat ballpoint di tangannya.
"Ahahaha lebay lu” Kania menoyor kembali kepala dena. Namun Dena masih memejamkan mata seraya tersenyum. Entah apa yang dia pikirkan.
"Tapi kok gue ngerasa kalo kak Tyo itu ngeliat ke arah lo terus ya key?” sanggah Kania sambil menatap Kezia
"GUE??!!” Kezia menunjuk hidungnya sendiri. “ Salah liat lo!!” tukas Kezia
" Tau nih kania, malah mau bikin hati adik dena terpotek, pake ngomong gitu segala” ujar Sherly dengan gaya meledek
"Bodo amat” sahut Dena yang meneruskan kembali langkahnya, ia sedang asyik dengan khayalannya tentang Tyo.
****
Waktu makan siang tiba. Semua siswa diminta untuk membuka bawaan makanan yang ditugaskan oleh panitia.
"Sial, kelengkapan bawaan gue kurang lagi!” gumam kezia dalam hati
"Lo gag bawa jeruk sama susu?” tanya Dena yang sedari tadi memperhatikan Kezia yang kebingungan. Kezia tersenyum ketir. Dena hanya mendelik. "Cari penyakit lo!" sambungnya.
Kezia terdiam, ia hanya bisa pasrah dengan hukuman selanjutnya yang mungkin akan dia terima.
"Okeeyy, taruh semua makanan d atas meja” perintah imam
"Mati Gueee!!!” lirih Kezia seraya melirik Dena. Dena menepuk jidatnya lalu menggeleng.
Satu persatu makanan Kezia simpan di atas meja. Dan memang sialnya, pandangan Imam tepat ke arah Kezia.
" Mana makanan lainnya?” tanya Imam dengan tatapan dinginnya.
" Emmm anu kak, saya …” jawab Kezia tidak jelas. Ia menggaruk kepalanya walau tidak gatal.
" Euuhhh kamu inii, di suruh bawa persyaratan makanan aja bisa ada yang lupa. Ini kan buat kamu makan juga.” Tegas Imam. Kezia hanya tertunduk. “ Ya udah, kamu makan yang ada dulu. Setelah makan kamu menghadap ketua OSIS untuk menerima hukuman” lanjut Imam
" Iya kak…” sahut Kezia perlahan
Acara makan pun dimulai. Masing-masing duduk dengan tenang dan makan tanpa suara. Sesekali Dena , Sherly dan Kania melirik ke arah Kezia.
" Gue baik-baik aja okeeeyyy” ujar Kezia perlahan.
****
“Kamu ikut saya” ujar Imam yang sudah berdiri di samping Kezia. Kezia hanya mengangguk. Anak sekelas menoleh ke arah Kezia tanpa terkecuali Dena, Sherly dan Kania. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Kezia berjalan membuntuti Imam menuju ruang Osis. Saat depan pintu ternyata Tyo hendak keluar dari ruangannya.
" Ada apa mam?” tanya Tyo sambil melirik Kezia.
" Ini anak baru persyaratan makannya gag lengkap.” Jawab Imam. “ Gue balik lagi ke kelas ya” lanjut Imam seraya berlalu. Tyo hanya mengangguk.
"Kamu kenapa persyaratan makan aja bisa gag lengkap?” tanya Tyo pada Kezia tanpa basa-basi lagi.
" Emmm itu anu kak,…” Kezia berusaha mencari alasan. “Emmm tertinggal, iya tertinggal” sambung Kezia yang kemudian tertunduk.
"Kalau kamu bicara, liat mata lawan bicara kamu” tutur Tyo. Kezia pun mengangkat wajahnya perlahan. “Terus itu kenapa baju kamu kotor?” sambung Tyo dengan tatapan tajam. Tyo sebenarnya tau kejadian tadi pagi.
“Emm, gag pap pa kak, ini aku ceroboh.” Kezia gelagapan sendiri dengan alasan yang dibuatnya.
"Kamu memang gag bisa berbohong yaa..” lirih Tyo dalam hatinya.
"Ya udah ikut saya ke ruang guru.” titah Tyo
Kezia pun menurut saja. Saat melewati lapangan basket , semua mata tertuju ke arah ketua OSIS dan siswa baru. Ada beberapa siswi yang berbisik- bisik di belakang Kezia membicarakan sang ketua OSIS dengan segala pesonanya. Kezia berjalan acuh seraya merunduk, ia berusaha tidak peduli dengan suara-suara di sekitarnya. Tanpa ia tau, Tyo telah berhenti berjalan dan
" Bruukkk” Kezia menabrak Tyo. Tyo pun menoleh ke belakang
" Matanya di pake non… Atau rem mu yang blong?” tanya Tyo
"Maaf kak, gag sengaja” jawab Kezia yang kembali menunduk. Tersungging senyum tipis di bibir Tyo
"Tuh kamu liat daftar nama guru dan jabatannya” Tyo menunjuk papan pengumuman yang berisi daftar nama guru beserta Fotonya. Persis daftar nama Caleg yang akan digunakan untuk Pilkada. Kezia hanya mengangguk. "Kamu salin daftar nama itu beserta jabatannya. kalau sudah selesai bacakan di depan kelas.” sambung Tyo.
Kezia pun berjalan menghadap papan pengumuman dan menyiapkan buku serta Ballpointnya. Tyo duduk dikursi dengan dipunggungi Kezia. Kezia serius mencatat nama guru beserta jabatannya. Sesekali ia menggerakkan kakinya yang mulai terasa pegal. Tyo tersenyum simpul melihat tingkah Kezia.
"Selesai kak..” ujar Kezia membuyarkan lamunan Tyo yang menerawang entah kemana.
"Ya udah, masuk kelas terus bacakan di depan kelas.” Titah Tyo
Kezia berjalan menuju kelasnya, dan Tyo mengikutinya dari belakang. Sesampainya di kelas, Kezia meminta izin untuk masuk. Sari pun mempersilakan.
"Okey Kezia, silakan bacakan tugas yang sudah kamu kerjakan” pinta sari
" Baik kak,” Kezia melangkah maju ke depan kelas. Ia mulai membacakan daftar nama guru dan jabatannya. Beberapa siswa tampak serius memperhatikan, namun ada juga siswa yang tertawa melihat Kezia yang sedang dihukum. Selesai membacakan daftar nama guru, Kezia di diperbolehkan duduk kembali.
"Lama banget Lu!” Ketus Dena
" Iya, habis dari ruangan osis terus ke ruang guru”
" Bareng Kak Tyo?” sergap Dena seraya melotot. Kezia hanya mengangguk.
"Kami gag ngapa-ngapain. Lo jangan nethink” terang Kezia. Dena hanya mengerlingkan mata sipitnya.
****
"Okeeyy, nanti kami akan membagikan selembar kertas, kalian tulis kesan selama mengikuti MOS di SMA Harapan Bangsa ini” para siswapun riuh sejenak. “ Silakan dibagikan kertasnya” lanjut imam
Sari mulai berjalan membagikan kertas yang telah disediakan kepada seluruh siswa. Tak terkecuali Kezia dan teman-teman. Sari tersenyum pada Kezia saat tiba di sampingnya.
"Makasih kak” ujar Kezia, Sari pun kembali tersenyum
Dena dan kedua sahabatnya mulai sibuk menulis kesan dan pesan. Sementara itu , saat Kezia membuka kertasnya yang tertulis disana adalah “ Tulis nomor hape kamu disini”.
Kezia pun celingukan. Mulailah dia menulis sesuai instruksi yang ada di sana. Lalu menutupnya kembali. Sari yang sedari tadi memperhatikan Kezia segera bersuara. "Yang sudah boleh dikumpulkan” ujarnya.
Kezia pun maju kedepan dan menyerahkan kertas di tangannya. Mata Dena terbelalak
"Cepet banget lo key..”
"Ya yang gue tulis cuma dikit” jawab Kezia. Dena pun mengangguk Paham.
Terlihat Sari berjalan keluar kelas dan memberikan kertas yang ada di tangannya kepada Tyo. Seraya tersenyum Tyo pun membuka kertas yang diserahkan Sari.
"Aku lupa nomor hapeku. Dan aku gag membawanya karena dilarang oleh panitia”
Begitulah yang tertulis di selembar kertas itu. Tyo hanya tersenyum sambil melipat kertas yang digenggamnya. Sesekali dia melirik Kezia dari jendela yang terbuka di dinding ruangan kelas.
Ia menyandarkan tubuhnya ke tembok lalu di tutupnya mata dengan perlahan. Senyuman manis tersungging di bibirnya. Entah apa yang difikirkannya.
# Flash Back Off
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Bundy Icha
mampir ya Thor 💪💪🥰
2023-07-12
1
Z@in@ ^ €£ QULUB
masa" puber
2023-07-09
1
Bunda dinna
Masa2 paling indah Kezia
2023-03-08
1