“ Tok Tok Tok”
“ Non Zia, ada temennya di bawah” terdengar suara Bi Ida menggelitik gendang telinga Kezia dari balik pintu kamarnya. Suara itu pun membuyarkan lamunan Kezia.
Dalam beberapa hari ini, Kezia memang sering sekali melamun. Hal yang dilamunkan Kezia tidak lain adalah “ Freeze boy” yang hingga saat ini ia belum mengetahui nama aslinya.
“ Oh iya Bi, tolong suruh tunggu sebentar” Kezia segera tersadar dari lamunannya.
Terdengar derap kaki Bi Ida yang menuruni anak tangga. Kezia pun berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Perlahan berjalan membuka pintu kamar hendak menemui tamu yang dimaksud Bi Ida.
" Elo sher… Gue kira siapa.” sambut Kezia sambil tersenyum. “Kenapa gag langsung ke atas aja?” lanjut Kezia
"Gue fikir lo lagi tidur, makanya minta tolong Bi ida dulu, takut ganggu.” Sherly segera berdiri saat sosok yang di carinya berdiri di hadapannya.
"Ya elah biasanya juga lu masuk aja gag peduli gue lagi ngapain” balas Kezia. “Udah ah, ke atas aja yuk!!” ajak Kezia seraya menarik tangan Sherly.
Sherly pun mengiyakan.
Kezia dan sherly berjalan beriringan menaiki anak tangga. Tak lama Kezia membuka pintu kamarnya yang terlihat rapi.
Sesampainya di kamar, Kezia mengambil bantal berbentuk hati kesayangannya dan mendekapnya seraya terduduk di atas tempat tidur. Dihadapannya ada Sherly yang ikut berbaring di tas Kasur dengan mata menerawang ke langit-langit kamar. Sejenak mereka saling bertatapan, Sherly masih bingung mengutarakan maksudnya.
"Ada apa sih sher? Serius banget kayaknya…” Kezia mulai penasaran dengan sikap tak biasa sahabatnya.
Sherly membalikan badannya lalu menopang dagunya dengan kedua belah tangannya. Kezia memincingkan matanya, persis polisi yang sedang menyelidik tersangka.
"Ihhh lo jangan gitu dong ngeliatnya.” protes Sherly sambil mengibaskan tangannya di hadapan Kezia. Kezia memutar bolah matanya seraya tersenyum tipis.
"Ya udah, cerita dong, ada apa siihhhh?”
" Eemmmmm… key, lo tau kan sama cowok yang namanya….. ricko?” tanya Sherly yang memelankan suaranya di akhir kalimat. Kezia tersenyum melihat ekspresi aneh di wajah sahabatnya.
" Tau, kenapa emang?” Kezia tampak penasaran
"Lo punya , nomor handphonenya gag?” Sherly menarik tangan Kezia seraya tersipu.
"Ayoooloohhhhh lo suka ya sama ricko?” terka Kezia yang membuat Sherly hanya tersipu malu. “ Beneran?” Kezia mengerjap tak percaya melihat wajah Sherly yang tiba-tiba memerah.
"Eemmmm… gue sebenernya cuma mau ngucapin makasih sama Dia. Soalnya waktu hari minggu kemaren dia bantuin gue pas mobil gue mogok sepulang dari mall” terang sherly dengan malu-malu.
" Oooohhh… “ ujar Kezia dengan mulut membulat.
Kezia mengambil handphone yang tidak jauh darinya. Ia mulai mencari nomor Ricko sambil sesekali tersenyum saat Sherly berusaha melihat layar persegi di tangan Kezia.
" Nih.. nomornya Ricko” Kezia menyerahkan handphonenya pada Sherly.
"Thank you key..." sahut Sherly dengan sumeringah. Dengan semangat Sherly menyalin nomor yang tertera di layar ponsel Kezia. Jemarinya terlihat bergetar karena gugup. Kezia hanya tersenyum melihat tingkah Sherly.
"Kayaknya bukan cuma mau bilang makasih nih?” goda Kezia. yang membuat Sherly salah tingkah.
Dengan segenap keberanian Sherly mulai mencoba menghubungi nomor ricko sambil terus menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. Jantungnya berdebar sangat kencang. Ia menatap wajah Kezia dengan penuh kecemasan dan membuat Kezia geli sendiri.
" Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, silakan periksa kembali nomor tujuan anda.”
Tergambar jelas raut kecewa di wajah sherly. Dengan lesu Sherly menutup telephonenya. Di taruhnya benda persegi tersebut di hadapan mereka.
"Kenapa Sher?” Raut wajah Sherly berubah begitu saja.
"Udah gag di pake nomornya” jawab Sherly, lesu.
" Soryyyy…..” tutur Kezia menyesalkan.
Kezia mengusap-usap bahu Sherly perlahan dan Sherly hanya bisa tertunduk dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Ia bergumam tidak jelas dalam rasa kecewanya.
*****
“ Na!!! Denaa!!! Tunggu!!” Teriak Kezia seraya berlari mengejar Dena.
Dena hampir tiba dimulut kelasnya. Kezia bergegas menarik tangan Dena, sampai-sampai Dena terduduk paksa di sampingnya.
"Ada apa sih key? Kaget Gue!” Heran
Kezia masih terengah-engah dengan nafas yang tidak beraturan.
" Tenang dong tenang, in hale, eks hale….” Lanjut dena seraya mengelus punggung Kezia.
"Kaya dampingin orang lahiran aja sih lo, pake in hale eks hale segala.” cetus kezia. Dena hanya terkekeh.
Setelah tenang Kezia memulai pembicaraan. Namun saat ia hampir mengucapkan salah satu abjad dari mulutnya, terlihat Ricko melintas di depannya seraya melempar senyum pada Kezia. Kezia hanya terdiam dengan ekspresi datarnya.
"Panjang umur nih anak” batin Kezia.
"Ada apa sih?” tanya Dena yang sejak tadi memperhatikan Kezia dengan wajah bingung.
"Kaget gue, muka lo deket banget sih!!” Ujar Kezia mendorong dahi Dena menjauh.
"Ya lagiii dari tadi lo kaga jelas!” sahut Dena
" Okey, Na gue mau minta tolong.” Kezia menggenggam kedua tangan Dena
"Apaaaannn?” Dena tambah bingung
"Tolong mintain nomor handphone Ricko dong” ujar Keza setengah berbisik di telinga Dena.
" Ow Ow Oowwwwww,,, ternyata lo sekarang mulai suka ama si rickoooo yaaaa???” sahut Dena sambil tersenyum dan melebarkan mata sipitnya.
Kezia segera membungkam mulut dena dengan tangan kanannya. Dengan telunjuk kiri yang ditaruhnya di atas bibir
tipis berwarna Pink.
"Sssttttt…. Berisik lo yaaa…. Bukan buat gue taauuuu” lanjut Kezia masih dengan suara pelan
“Ya terus buat siapaaa?” sahut Dena yang ikut lirih.
" Lo gag usah gitu juga kali ngomongnya. Gag dengar gue.” Kezia terkekeh
"Yaaa elaahh, pelan gag denger, kenceng gag boleh” sahut dena. “Emang buat siapa? Heran gue”
"Buat sherly…” bisik Kezia
"Ooohhhhhhh……” Dena membulatkan matanya dan Kezia mengangguk kencang.
Dena mengelurkan handphone dari saku rok abu-abunya. Lalu menekan beberapa keypad dan mengirimkan nomor Ricko pada Kezia. Handphone Kezia menampilkan notofikasi pesan Dena.
"Makasih!!! Muachhhh!!!” ujar Kezia seraya mencium pipi kanan Dena.
"Gue masih normal key…” cetus Dena seraya mengusap pipinya yang dicium Kezia
Namun kezia tak peduli. Ia fokus mulai berkomunikasi dengan sherly. Sesekali ia tersenyum saat mendapat balasan dari Sherly. Dan Dena hanya menggeleng.
*****
“ Bete banget Gue hari ini..” keluh Dena membuka pembicaraan
"Emang lo kenapa “ sahut kezia yang menurunkan Novel yang sedang dibacanya
"Gag tau nih, lagi PMS kali Gue….” Dena menggigit kentang goreng di hadapannya dengan kesal.
"Daripada bosen, gimana kalo kita main Thruth or dare?” tawar Sherly dengan mata membulat.
"Boleh juga tuh, yuk!” sahut Kania yang ikut terduduk di lantai
Saat ini mereka sedang menghabiskan waktunya di kamar Kezia sepulang sekolah.
"Ayoo key… biar seruuuu” Sherly menarik tangan Kezia yang sedang tiduran di ranjang.
"Okeeyy okeeyy gue ikuuttt” Kezia pun turun dan bergabung dengan teman-temannya, sama-sama duduk di lantai yang beralaskan karpet.
"Yeeaaayy nah gitu dong. Ayo kita hompimpa dulu, siapa yang bagian duluan” seru Kania dengan semangat.
Kezia dan ketiga temannya duduk melingkar. Dena berhadapan dengan Sherly sementara Kania berhadapan dengan Kania. Mereka mulai berhompimpa ria.
Sherly menjadi yang pertama memutar botol minum terlebih dahulu. Dengan tegang mereka menunggu botol berhenti berputar.
"Yeaaayyy lo duluan na” tunjuk Kania pada Dena.
"Okeeyy lo mau thruth or dare?” tanya sherly segera
"Hmmmm…. Apa yaaa?” Dena menggigit bibir bawahnya dan terlihat berfikir keras. “ Thruth deh” lanjut dena
“Okey gue yang nanya…” sambut sherly dengan semangat. Ia sudah bersiap dengan banyak banyak pertanyaan di kepalanya. “ Apa yang paling elo inginkan di dunia ini?” sambung Sherly.
"Orang tua!!” jawab dena spontan
Ketiga sahabatnya sontak terpaku mendengar jawaban Dena. Baru ronde pertama sudah membuat suasana canggung. Sepertinya Sherly salah memberi pertanyaan. Atau mungkin Sherly tidak menyangka itu akan menjadi jawaban Dena.
Seperti yang diketahui oleh ketiga sahabatnya, dena adalah seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan. Dia tidak pernah mengetahui siapa orang tuanya. Karena sejak dia mulai ingat, yang dia kenal hanya ibu panti yang begitu sayang kepadanya melebihi sosok ibu kandung dalam imajinasinya. Dena pun tak pernah berusaha mencari tau siapa orangtuanya. Dia tidak ingin bertemu dengan orang yang telah menyingkirkannya saat dia dalam kondisi sangat tidak berdaya, yaitu saat baru lahir.
Dena menyadari keheningan yang terjadi di kamar Kezia. Sudut hati Kezia merasa ikut berdenyut perih mendengar jawaban Dena.
"Heyyy ayolaahhh… ini kan cuma permainan,,,” seru Dena dengan senyum jenakanya.
"Gue sayang elo na…” timpal Kezia
"Gue tau!” jawab Dena seraya memeluk Kezia dan kedua temannya.
Tidak ada kata-kata lain yang terucap. Dena bersyukur memiliki teman seperti Kezia. Karena saat dia kelas 1 SMP,
dengan kondisi dia dibuli karena di tuding anak haram yang dibuang, lalu dikucilkan oleh teman-temannya, hanya Kezia yang mau menemaninya.
Saat kelas 2 SMP barulah mereka dekat dengan Sherly dan Kania yang memang sepupuan. Dan begitu bahagianya Dena karena berkat Kezia , ia bisa dengan mudah berteman dengan Kania dan Sherly.
"Okeeyy no more tears ya gurls… “ ujar Dena yang di sambut anggukan oleh ketiga sahabatnya.. “Sekarang giliran gue yang puter botol. Okeyy kita lihat siapa selanjutnya!! Hahahaha” tutur Dena dengan tawa puas
Botolpun kembali di putar, empat pasang mata seolah tidak berkedip menatapnya.
"Sherrlllyyy!!!!!!!” seru ketiga sahabatnya
"Ayooo lo mau truth apa dare?” desak Kezia
"Eemmmmm…. Dare Deh!!!” jawab Sherly tanpa pikir panjang.
"Waahhh pede banget lo pilih dare, gag tau aja dia derita yang bakalan datang” Dena tertawa dengan renyah
"Jangan bilang lo bakal……” tutur Kezia pelan seraya memincingkan mata ke arah Dena
"Yesss!! Binggo!!! Lo mesti telpon ricko depan kita semua!” ujar dena seraya menjentikkan jarinya dengan semangat.
Ekspresi wajah Sherly pun berubah seketika. Belum melakukan apapun jantungnya sudah berdebar sangat kencang.
" Hahahhahaha” ketiga gadis pun tertawa puas bisa mengerjai Sherly.
"Jangaannn dehh… gue belum siap….” Sherly membenamkan wajahnya diatas bantal yang sedari tadi dipeluknya
"Gag ada ceritanya belum siap… ini truth or dare bukan negosiasi” imbuh Kezia yang memanaskan suasana.
"Ayo buruan telpon!!!” sambung Kania
Terdengar dengusan kasar dari mulut Sherly. Sherly menarik nafas dalam-dalam. Dengan tangan gemetar Sherly mulai menekan-nekan keypad handphone nya. Mata ketiga sahabatnya tertuju pada wajah pucat gadis bermata bulat tersebut.
Ia mulai menghubungi Ricko, sementara tangan kirinya meremas tangan Kezia karena merasa gugup. Tak lama berselang,..
“Tuuutt… Tuuttt… Tuttt…”
"Nyambung…” ujar sherly dengan perlahan. Ketiga sahabatnya tersenyum riang. Tubuhnya semakin condong pada Sherly dengan telinga yang nyaris menempel di tangan dan pipi Sherly.
"Ya sher…..” sapa suara di sebrang sana.
Sherly melotot sambil menutup mulutnya. Dia tidak menyangka kalau Ricko tau nomor handphonenya. Kezia , Dena dan Kania bersorak kecil melihat ekpresi Sherly. Tanpa sepengetahuan Sherly, Dena sudah berusaha mendekatkan Sherly dan Ricko. Perbincangan Sherly dan Ricko pun berlanjut. Sesekali Sherly menggaruk-garuk kepalanya walau tidak gatal. Dan tersenyum dengan manja ke arah teman-temannya.
"Ciiieeeeeee…….” Seru ketiga sahabatnya bersamaan. Dan Sherly hanya tersipu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Septya Tya
kykny mulai bagus critanya persahabatan putih abu abu, dn semoga kisah selanjutnya tdk ada panghianatan dlm persahabatannya
2023-04-24
1
Siti Asmaulhusna
✌✌💟💟
2021-01-10
0