Eps 20

Eps 20

happy reading.....

💞💞💞

Ting...

📱 "Turun lah, aku sudah dibawah."

Zia tersenyum membaca pesan dari Jae Su.

Mereka berencana menghabiskan waktu dihari minggu ini untuk berjalan - jalan mengunjungi daerah wisata terdekat saja.

"Assalamualaikum.... Maaf sedikit lama." Ucap Zia setelah memasuki mobil.

Jae Su menyambutnya dengan seulas senyum hangat. "Tidak lama. Kita berangkat sekarang?"

Zia mengangguk sebagai jawaban. Tak tertinggal senyuman itu selalu ia berikan pada pria yang ada disampingnya.

"Mau kemana dulu?" Tanya Jae Su.

Iya ingin menjadi sopir pribadi dari wanita ini untuk hari ini. Karena ia tidak tahu, besok - besok masih ada kesempatan lagi, itu dikarenakan kesibukan Blue Ring beberapa bulan ini. Banyak projects yang sedang menanti.

"Emmm..." Zia memegang dagu sambil berfikir. "Nami Island?" Lanjutnya lagi.

"Baiklah. Kita ke Nami Island. Kebetulan ini sedang musim gugur." Jae Su menyetujui usul Zia.

Setelah berkendara beberapa saat, kini akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

Jae Su memelankan laju kendaraannya, dan segera mencari tempat untuk parkir.

"Kamu yakin ngajak aku ketempat ini? Ini ramai loh Jae Su. Apa kamu tak masalah." Ucap Zia untuk memastikan kenyamanan Jae Su berbaur dengan orang banyak.

Karena Zia tau, tidak mudah untuk mendapatkan ruang gerak yang bebas untuk Jae Su. Itu dikarenakan ia adalah salah satu orang terkenal di Korea.

"Kamu tenang lah. Aku tidak kan kenapa - kenapa." Ucap nya sambil tersenyum.

Kemudian Jae Su membuka laci dasbor untuk ngambil masker, kacamata serta topi.

"Sudah tersamarkan bukan?" Jae Su memamerkan penampilan nya saat ini.

"Hemmm... Tidak buruk juga." Sahut Zia melihat menampilan Jae Su.

"Semoga tidak ada yang mengenaliku." Gumam Jae Su.

Mereka menyusuri jalanan dengan santai untuk menikmati momen kebersamaan mereka yang jarang terjadi.

Walaupun jarang berjumpa, tapi mereka tetap melakukan komunikasi secara intens melalui ponsel.

Apakah ini bisa dikatakan dengan pacaran? Entah lah. Tapi nyatanya mereka tidak memiliki sebuah komitmen dalam suatu hubungan yang spesial.

"Mungkin gak lama lagi yah aku akan selalu nikmati pemandangan di tempat ini?" Zia mengutarakan pernyataan dan diselingi dengan pernyataan.

"Kamu akan selalu bisa merasakan suasana ini, bila kamu menetap disini." Sahut Jae Su.

"Aku gak akan menetap disini. Aku mau tinggal di Indonesia aja. Kalau aku netap disini, aku bakalan gak sanggup." Tutur Zia.

"Kenapa?" Tanya Jae Su.

"Biaya hidup disini tergolong tinggi loh dibanding dinegara aku. Belum lagi biaya pendidikannya, terus yang aku lihat disini, para anak sekolah itu hampir gak punya waktu buat bersantai. Kasian aku lihatnya. Apa jadinya nanti kalau sampai anak - anak aku tumbuh disini yang penuh tekanan dan tuntutan hidup?" Loh? Anak - anak? Kog? Apa yang sedang ia fikirkan?

Jae Su mengangguk paham. Apa yang dikatakan Zia memang benar adanya.

Karena sangking banyaknya tekanan hidup yang datang, banyak terjadinya kasus bunuh diri di negara ini.

"Kalau begitu biar aku yang mengikuti mu, kenegaramu. Agar nanti anak - anak kita tidak stres dan depresi mengatasi masalah kehidupan ini." Ucap Jae Su sumringah.

Zia yang mendengar itu, hanya bisa mengedip - ngedikan matanya. Obrolannya kog jadi seserius ini.

"Kenapa?" Tanya Jae Su yang tak mendapat tanggapan dari Zia.

"Kita kenapa jadi bahas anak gini sih?" Tanya Zia. Ia sedikit tak nyaman dengan bahan pembahasan mereka.

"Memangnya kenapa? Kamu gak mau punya anak? Ok gak masalah. Kita akan hidup berdua saja, itu sudah cukup bagiku." Tutur Jae Su.

"Eh? Bukan gitu... Siapa bilang aku gak mau punya anak? semua wanita pasti ingin jadi seorang ibu." Bantah Zia.

"Terus?" Cecar Jae Su.

"Ah... Sudah lah. Jangan dibahas lagi." Pungkas Zia.

"Kalau kita berjodoh, setelah kamu lulus pendidikan tinggi, aku akan datang kepada orang tua mu, untuk memintamu jadi istriku." Jae Su mengutarakan niatnya diawal dengan penuh keyakinan.

"Bagaimana dengan keluarga mu? Apa mereka bakal terima aku?" Tanya Zia tentang hal yang paling penting baginya dalam sebuah hubungan. Yaitu restu.

Selama mereka saling mengenal, tak sekalipun Jae Su mengenalkan diri Zia pada orang tuanya.

"Aku sudah membicarakan nya jauh - jauh hari dengan keluarga ku. Tidak akan ada masalah. Lagi pula aku bukan anak pertama yang diharuskan menikahi wanita Korea juga." Terang Jae Su.

Saat sedang membahas tentang hubungan mereka, tiba - tiba banyak lampu flash kamera yang menyoroti mereka.

Sontak Jae Su menyembunyikan wajah Zia di dadanya, walau tak sampai menyentuhnya, setidaknya Jae Su bisa menghalangi agar wajah Zia tak tertangkap kamera.

"Kenapa jadi banyak wartawan?" Gumam Jae Su.

"Bagaimana ini Jae Su?" Kini Zia terlihat sedikit panik.

"Sepertinya kita akan menghadapi hal yang seru dan mendebarkan." ucap Jae Su dengan alis terangkat sebelah. "Gunakan hijaabmu untuk menutupi wajahmu." Komando Jae Su.

Tanpa banyak tanya, Zia melakukan yang diperintahkan Jae Su. Bahkan Zia melilitkan pasmina nya menjadi sebuah cadar.

"Lalu?" Tanya Zia yang mendongakkan wajahnya kearah Jae Su.

"Lalu?" Jae Su mulai memegang erat tangan Zia yang terlapisi baju. "Lari!!" Seru Jae Su menarik tangan Jae Su.

"wooaah... Jae Su...." Seru Zia kencang.

"Hahaha... Sepertinya ini akan seru." Jae Su malah tertawa bahagia.

Ini pertama kali nya Jae Su mengalami hal semenegangkan ini dengan seorang wanita.

Ternyata ada beberapa paparazi yang ikut mengejar mereka.

Dan saat ini, terjadilah aksi kecar - kejaran antara Jae Su - Zia dan paparazi.

Zia dan Jae Su berusaha untuk lari sekencangnya agar bisa menghindari paparazi. Namun hasilnya tak berhasil.

Para paparazi masih saja mengejar Jae Su yang lari sambil menarik tangan seorang wanita berhijab. Mereka benar - benar penasaran dengan gadis itu. Dan tentu saja itu akan menjadi tranding topik hari ini.

"Hah...hah...hah...." Lari Zia terhenti. Ia membungkuk badannya yang terasa lelah. "Capek Jae Su..." Keluhnya.

"Sabar Zia, sebentar lagi." Jae Su celingukan memperhatikan sekeliling. Takut para paparazi itu berhasil mengejar mereka.

Dan benar saja, diujung sudah tampak seorang paparazi yang mulai berhasil menyusul mereka.

"Ayo Zia. Perjuangan kita untuk bisa kabur sedikit lagi." Jae Su menarik kembali tangan Zia.

"Kita harus bisa cari tempat sembunyi. Kalau gini terus, kita bakal ketangkap." Ucap Zia dengan nafas tersengal.

Jae Su yang melihat Zia menjadi iba. Tapi ia harus bisa melindungi wanitanya. Menjauhkannya dari para pemburu berita itu. Jae Su tidak mau privasi Zia jadi terganggu, terlebih lagi karenanya.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

ayo berikan dukungan kamu untuk karya perdana aku, dengan teman tombol like atau komen. dan jangan lupa masukan ke list favorit kamu.

thanks udah mampir 🙏

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

Waalaikumsalam

2023-04-04

2

trityali_tanjung

trityali_tanjung

paparazi th apa an ka?

2023-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!