Eps 5
Mulai dari episode ini Zia akan lebih banyak berinteraksi dengan orang Korea ya...
jadi anggap aja mereka ngomong pake bahasa Korea dan author sebagai translator nya 🤗
Happy reading....
💞💞💞
Tak terasa pagi sudah menyapa. Zia dan Mia sudah bersiap untuk melakukan perjalanan wisata dan ditemani Juan tentunya.
Mereka hanya memilih Namsan Seoul Tower dan Nami Island sebagai tujuan wisatanya. karena kendala waktu yang singkat yang dimiliki Mia dan Juan.
Karena saat ini adalah musim panas di Korea, Zia dan Mia memutuskan untuk ke Nami Island terlebih dahulu, baru ke Namsan Seoul Tower.
Juan yang dari tadi mengekor kedua gadis itu hanya mengikuti dari belakang tanpa berniat ikut nimbrung apa yg dibahas gadis - gadis itu.
"Masyaallah... Indah banget." Puji Zia berdecak kagum melihat pemandangan didepannya.
"He emm. Indah banget." Sahut Mia membenarkan sambil menganggukkan kepalanya.
"Mas Juan... Fotoin kita dong. Daripada bengong aja dibelakang kita." Pinta Mia dengan nada tengil nya pada Juan.
"Ckk... Udah jadi bodyguard dadakan, ditambah jadi fotografer dadakan juga." Tak ayal Juan tetap mengambil handphone adiknya.
"Yang bagus mas ambil fotonya. Awas jangan sampai jelek." Si ratu selalu merintah bodyguard dadakannya.
Dengan mengambil pose ala - ala nya, Zia dan Mia mengambil gambar sebanyak - banyaknya pikir mereka, sebelum kembali ke aktifitas yang pastinya akan membuat mereka tambah sibuk dikarenakan pendidikan di jenjang universitas.
"Nih..." Kesal Juan yang langsung memberikan handphone Mia tepat melekat ke wajahnya.
"Iiiisss... Yang ikhlas dong." Sungut Mia. Dan kemudian tersenyum ceria akan hasil fotoyang diambil Juan.
Sedangkan Zia hanya menggeleng tersenyum melihat mereka berdebat.
Setelah keliling dan mengeksplor Nami Island, serta mampir ke restoran makanan halal, dan bersantai sampai akhirnya senja mulai muncul.
Mereka bergerak menuju Namsan Seoul Tower yang terlihat indah karena sinar lampu - lampu ada di sekitarnya, yang mulai menghiasi Namsan Seoul Tower.
"Zi... Kita pasang gembok cinta yuk Zi." Ajak Mia untuk merealisasikan keinginan nya selama ini.
"Kamu ajak aku buat tulis nama kamu sama aku digembok itu Mi?" Kening Zia berkerut mendengar ucapan sahabatnya. "Aku masih normal loh Mi. Aku masih suka sama cowok kog, ya... Walaupun gak pernah pacaran." Tolak Zia mentah - mentah pada sahabatnya.
"Ya enggak lah Zi.... Masa nama kita disatu gembok?" Sewot Mia. "Ya kita tulis nama kita sama nama cowok kita masing - masing lah." Lanjutnya lagi.
"Emang kita punya cowok Mi?" Tanya Zia dengan wajah polosnya yang sebenarnya dia sudah tau jawaban nya.
Mia meringis mengingat fakta yang sebenarnya.
"Haus bener Mi... Aku cari minimarket dulu ya. Kamu sama bang Juan duduk disini aja, jangan tinggalin aku." Pinta Zia.
"Ok..."
"Iya..."
Jawab Mia dan Juan berbarengan.
Zia berjalan cepat menuju minimarket yang tidak jauh darinya. Hingga tanpa disadarinya didepan juga ada seseorang yang berjalan tergesa menghindari kejaran para penggemarnya.
Bruuukkk....
"Aduh..." Zia meringis memegang pundaknya yang terasa nyeri karena terbentur cukup keras.
"Maaf, maaf nona. Saya tidak sengaja." Ucap orang itu merasa bersalah.
"Anda tidak apa - apa nona?" Tanya orang itu khawatir masih melihat Zia yang sedang menunduk menahan sakit.
"Hemmm... Ya. Hanya sedikit nyeri. Tapi tak apa." Jawab Zia, kemudian melihat orang didepannya.
Tanpa disadarinya, seorang pria tampan dan bertubuh tinggi didepannya tak berkedip melihat Zia.
Pemuda itu begitu terpesona dengan wajah Zia yang cantik natural khas Indonesia dengan tubuh mungilnya. Hingga pemuda itu tersadar bahwa para penggemarnya mulai mendekatinya.
"Apa benar kau tak apa nona?" Tanya pemuda itu masih khawatir.
"Ya tidak apa."
"Baiklah kalau begitu, aku permisi. Dan sekali lagi maaf nona." Pemuda itu membungkukkan badannya meminta maaf. Lalu dengan berlari menghindari orang - orang yang mengejarnya.
🤔🤔🤔 siapa nih yang nabrak Zia ya?
****
"Hiks... Hiks... Hiks..."
Terdengar tangisan dua sahabat yang sebentar lagi akan berpisah.
"Kamu hati - hati disini ya Zi, jaga kesehatan. Kamu harus jadi orang, hiks... hiks... hiks...." Perkataan abstrut Mia kali ini sukses membuat Zia jadi melongok.
"Emang selama ini aku bukan orang Mi?" Tanya Zia dengan mata berkedip - kedip sambil menelengkan kepalanya.
"Iiiisss.... Maksud aku kamu harus jadi sarjana yang sukses waktu pulang ke indo neng..." Mia bersungut - sungut mendengar pertanyaan Zia.
"Iya. Aamiin. Insha Allah, kalau Allah menghendaki dan meridhoi segala usaha ku, pasti itu akan terwujud. Aku butuh doa dari orang - orang terkasih ku. Doakan aku ya Mi. Kamu jaga kesehatan, jangan males makan. Karena gak ada aku yang bakal bantuin kamu ngabisin makanan kamu." Zia tau kalau Mia masih sulit untuk meningkatkan nafsu makannya.
"Iya iya. Kalau kamu butuh bantuan bisa telpon aku atau mas Juan." Begitu saling menyayanginya kedua sahabat itu.
"Ayo Mi... Keberangkatan bentar lagi." Intruksi Juan pada Mia.
Dengan berat hati keduanya berpisah demi mewujudkan cita - cita mereka masing - masing.
Dengan lesu Zia berjalan keluar bandara udara internasional Incheon, lalu menuju ke universitas yang bakal menjadi tempat nya mengenyam pendidikan selama empat tahun kedepan.
Setiba di kampus, Zia langsung mengurus registrasinya.
Saat ini dalam perjalanannya, banyak wajah - wajah yang menatapnya, bukan karena apa, melainkan tatapan aneh yang ditujukan kepadanya, karena penampilannya yg berbeda dari orang kebanyakan disana. Terkhususnya bagi orang Korea asli.
Namun Zia tidak peduli, dia hanya fokus pada urusan study nya.
Sebenarnya bukan hanya Zia yang muslim disini. Mungkin ada beberapa dari mereka yang seiman dengannya.
Tapi yang terlihat disepanjang perjalananya di kampus, baru Zia seorang yang menggunakan hijab. Zia sudah bisa memperkirakan hal itu jauh - jauh hari.
Dan Zia tak ambil pusing akan hal itu. Dia terus berjalan pulang setelah urusan nya dikampus selesai.
Sesampainya di rumah, Zia langsung membereskan barang - barangnya. Ya, sebelum kebandara tadi Zia, Mia dan Juan mengantarkan barang Zia terlebih dahulu ketempat tinggalnya.
"Huffff.... capeknya...."
"Hemmm... perkuliahan dimulai dua minggu lagi, sebaiknya aku fokus dulu sama online shop ku aja dulu. lumayan kan buat tambahan pemasukan buat biaya hidup disini." Zia mulai mencari kesibukan mengisi waktu luangnya untuk dua minggu ini.
"Astaghfirullah.... hampir lupa. Aku kan belum beli keperluan buat stok makanan dirumah." untungnya hari belum malam buat keluar untuk belanja.
Zia langsung mencari tas nya dan bergegas menuju minimarket dan mencari barang kebutuhan yang halal untuk digunakan orang muslim.
"Alhamdulillah.... ternyata disini sudah ada toko - toko yang berlabel halal." ucap Zia penuh rasa syukur Allah masih mempermudahnya.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mohon dukungannya dengan cara like, komen dan tambahkan ke favorit kamu.
thanks udah mampir ke karya perdana ku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SMOGA DI CERITA INI ZIA BISA JAGA INTERAKSINYA DGN LKI2 YG BKN MAHRAMNYA, APALAGI DISINI RATA2 NONIS.. DN TDK BRSENTUHAN ATAU DIPEGANG2 LKI2 NON-IS YG BKN MAHRAMNYA.. SBNARNYA HERAN DGN CEWEK2 INDONESIA YG IDOLAKN PRIA2 KOREA NON-IS KULUP ,, PRIA KOREA SBNARNYA PRIA2 YG KASAR..
2023-10-21
0
Sulaiman Efendy
KLO GK SALAH DIATAS, ZIA FASIH BHASA JERMAN, INGGRIS & KOREA, SBAGAI MUSLIMAH YG TAAT, KNP GK SKALIAN FASIH BAHASA ARAB..
2023-10-21
0
Sulaiman Efendy
PASTI PARK JAE SU TU..
2023-10-21
0