Eps 14

Eps 14

happy reading...

💞💞💞

Zia dan Jae Su serta para muslim yang berada dalam mesjid berjalan menuju ke luar.

Ryung yang diantar supir, turun dari mobil langsung menghampiri Zia dan Jae Su.

"Hyung... Apa yang terjadi? Kenapa cara berjalan mu seperti itu?" Tanya Ryung, yang heran melihat Jae Su jalan seperti robot.

"Sudah lah tak usah kau peduli kan aku." Jae Su menjawab ketus. Dia tidak ingin ditertawakan oleh Ryung kalau itunya dipotong.

"Zia..." Kini Ryung beralih pada Zia, "sebenarnya apa yang terjadi Zia? Kenapa Jae Su hyung jadi seperti robot?" Ryung sungguh penasaran ada apa dengan Jae Su.

Zia menunduk dan menutup mulut, menyembunyikan senyum gelinya melihat wajah Jae Su memerah menahan rasa? yang entah lah.

"Tadi Jae Su sudah dikhitan." Jawab Zia.

"Khitan? Apa itu?" Tanya Ryung penasaran.

"Emmmm..." Zia sedikit ragu menjelaskan hal sensitif ini.

"Khitan itu adalah senjata mu dipotong." Kini Jae Su yang menjawab dengan ketus, sambil melihat ke bagian benda berharga Ryung dengan menekankan kata senjata.

Ryung langsung menutup mulutnya yang terbuka dengan tangannya. Tak percaya akan apa yang disampaikan oleh hyungnya.

"Kenapa kau potong Hyung?" Tanya Ryung tak percaya. " Apa kau tak sayang aset mu yang paling berharga bagi kaum pria?" Lanjutnya lagi.

"Aku melakukan ini sebagai satu syarat untuk memeluk agama Islam." Jawab Jae Su tenang.

"Kau masuk Islam Hyung? Kau sudah percaya Tuhan itu ada?" Ryung ingin memastikan keputusan yang telah dibuat Jae Su.

"Aku akan belajar mengenal Nya, dengan memeluk agama Islam." Jawab Jae Su mantap.

Ya, sekarang Jae Su sudah memantapkan hati nya.

Saat tadi dia mengucapkan dua kalimat syahadat, tiba - tiba hatinya bergetar, merasakan sebuah perasaan yang tak bisa didefinisikan oleh apa pun.

Ryung hanya mengangguk sebagai responnya. Dia hanya dapat mendukung keputusan dari Jae Su.

"Apa paman dan bibi sudah tahu Hyung?" Tanya Ryung lagi.

Jae Su mengangguk. "Sudah. Dan mereka membebaskan aku untuk menentukan jalan hidup ku sendiri."

"Aku salut pada paman dan bibi, aku yakin mereka akan menerima Zia dalam keluarga kalian." Tutur Ryung yakin sambil menatap Zia.

"Eh...? Kog?" Zia Speechless mendengar ucapan Ryung.

"Bukankah Jae Su hyung masuk Islam karena ingin bersamamu Zia?" Kini Ryung menatap Zia dan Jae Su bergantian.

"Awalnya ya, itulah alasanku. Tapi Zia mengatakan jika aku ingin masuk Islam dan mengenal Tuhannya, aku harus melakukannya dengan ketulusan hatiku, bukan karenanya." Jae Su menatap Zia yang tertunduk.

Lagi - lagi Ryung mengangguk sebagai tanggapan. Apapun pilihan Jae Su, semoga itu yang terbaik untuknya.

Kini mereka telah tiba di apartemen Jae Su. Tampak dilobi apartemen begitu banyak wartawan yang menunggunya.

Ternyata berita tentang Jae Su mendatangi sebuah mesjid di daerah Itaewon begitu cepat menyebar.

Santer terdengar berita bahwa, seorang Jae Su mendatangi sebuah mesjid bersama seorang wanita berhijab untuk memeluk agama Islam.

Melihat keadaan lobi yang begitu penuh dengan adanya banyak wartawan, Ryung tanpa diberi komando tidak jadi menurunkan Zia dan Jae Su. Dia malah membawa mereka kabur menghindari wartawan.

"Loh...? Bukannya kita sudah sampai? Kenapa tidak masuk, dan malah pergi lagi?" Zia yang heran langsung bertanya.

"Dilobi tadi penuh dengan wartawan. Jadi sebaiknya aku membawa kalian ke apartemen ku saja." Jawab Ryung.

"Memang kenapa dengan wartawan? Mungkin mereka hanya mencari berita digedung apartemen itu kan.?" Tutur Zia.

"Ya mereka lagi cari berita." Balas Jae Su.

"Terus?" Zia masih belum ngeh dengan apa yang akan terjadi bila mereka masuk.

Karena memang Zia belum tahu siapa sebenarnya Jae Su dan kawan - kawan. Itu dikarenakan Zia tidak pernah sekalipun update tentang dunia per KPop an. Zia hanya tahu KPop itu dari sahabatnya nya, Mia. Jadi wajar saja Zia tidak tahu wajah - wajah para idol KPop. Apalagi yang ada didepan dan sampingnya saat ini.

Dan melihat Zia yang seperti nya tidak mengetahui jati diri dari member Blue Ring yang hadir ke rumahnya, mereka memutuskan untuk tidak memberi tahu kan kepada Zia, siapa mereka sebenarnya. Mereka sepakat, biar Zia tahu dengan sendirinya siapa mereka.

"Kau tahukah, Jae Su baru saja habis dikhitan?" Tanya Ryung dibalas anggukan Zia.

"Lalu?" Zia tak habis fikir apa hubungan antara khitan nya Jae Su dengan wartawan.

"Jika kita memaksa menerobos, maka besar kemungkinan akan berbahaya bagi Jae Su hyung kalau sampai aset nya tersenggol. Kau lihat bukan, betapa penuhnya tadi di lobi? Jadi lebih baik kita ke apartemen ku saja sampai Jae Su pulih." Tutur Ryung memberi alasan.

"Emmm benar juga." Ucap Zia membenarkan perkataan Ryung.

Setelah itu terjadi keheningan diantara keduanya. Mereka diam dengan fikiran nya masing - masing.

Jae Su dan Ryung berfikir, mereka harus melindungi Zia dari para wartawan dan para fans mereka.

Jae Su tidak ingin terjadi hal - hal buruk bila sampai Zia terekspos oleh wartawan. Yang paling utama adalah, Jae Su harus melindungi Zia dari para fans fanatiknya.

Kini mereka bertiga telah tiba di dalam apartemen Ryung.

"Nah Hyung, kau bisa tinggal disini untuk beberapa waktu. Gunakan saja kamar yang disamping kamar ku. Istirahat lah." Ryung mempersilahkan jae Su untuk istirahat.

"Hemmm..." Jae Su mengangguk. "Kamu akan diantar oleh Ryung, tidak apa kan bukan aku yang mengantar?" Ucapnya pada Zia.

"Iya gak apa. Kamu istirahat, dan lekas pulih. Ini hadiah mu yang diberikan dimesjid tadi." Zia memberikan sebuah bingkisan kepada Jae Su.

"Terima kasih." Jae Su menerima bingkisan itu.

"Emmm... Maaf aku tidak bisa mengajarimu, karena tidak mungkin kita berada dalam ruangan yang sama hanya berdua saja. Lebih baik kamu belajar dengan seorang guru pria. Itu demi kebaikan kita." Tutur Zia.

Tadi di mesjid Zia dan Jae Su sudah membahas siapa yang akan mengajari Jae Su untuk belajar sholat dan mengaji. Dan mereka sepakat meminta bantuan oleh salah satu ustadz dimesjid itu.

"Ya tidak masalah. Aku akan belajar dengan giat dan memantaskan diri untuk mu." Tangan Jae Su terulur ingin membelai kepala yang tertutup hijab itu. Namun reflek Zia mundur.

"Tidak boleh menyentuh yang bukan mahram." Ucap Zia memeringati.

Jae Su tersenyum dan berkata " Lupa."

Sementara Ryung yang melihat interaksi dua orang didepannya hanya bisa mendengus iri.

"Ya udah aku pulang. Jaga kesehatan mu Jae su. Lekas pulih." Pamit Zia. "Assalamualaikum..."

Jae Su hanya terdiam mendengar kata terakhir yang diucapkan Zia.

Zia yang tahu kebingungan Jae Su, pun menjelaskan.

"Jika ada seorang muslim mengucapkan kata 'assalamuallikum', kita wajib menjawab salamnya dengan mengucapakan 'wa allaikumussalam'. Dan jika kita tidak membalas salamnya maka kita berdosa."

Jae Su mengangguk paham.

"Wa...wa...allaikum..mussalam..." Dengan terbata membalas salam dari Zia.

"Ayo kita berangkat." Ajak Ryung. "Aku pergi Hyung."

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

Hyung itu sebutan kakak kah.. soalnya aku pernah denger.

2023-03-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!