9. KETIKA HATI DAN MATA TAK BISA BERBOHONG

Bu, apa pernah Ibu merasakan patah hati?" bu Minah tersenyum lalu membelai lembut pucuk kepala Nur yang tertutup oleh jilbab.

"Semua orang pernah merasakan itu, begitupun dengan Ibu. Namun, yang harus Nur tahu bahwa berkorban demi sesuatu akan membuat orang-orang yang ada di sekitar kita akan bahagia." Bu Mina memberi penjelasan panjang lebar pada Nur.

"Apa Ibu pernah di posisi itu?" semakin bertambah penasaran lalu Nur pun bersemangat untuk bisa mengetahui, akan masa lalu sang ibu.

"Ibu pernah ada di posisi itu, sakit tapi seiring berjalannya waktu Ibu bisa menerima kenyataan. Dimana seiring berjalannya waktu Ibu bisa menerima keadaan sampai detik ini," terang bu Mina pada Nur.

Ternyata nasibnya dan nasib ibunya sama, berjuang demi kebahagiaan orang. Walau harus mengorbankan perasaan, sakit tentu namun benar apa yang dikatakan oleh bu Mina saat ini.

"Nur, kamu harus percaya setiap ada kesulitan pasti akan menemukan jalan keluarnya. Intinya kamu harus yakin dengan prinsip yang kamu pegang untuk sekarang, percaya bahwa kebahagiaan akan selalu datang." Mendengar kata demi kata yang diucapkan oleh bu Mina, membuat hati Nur dingin dan damai.

"Ya sudah kita masuk ya. Tidak bagus untuk kesehatan badan," ajak bu Mina pada Nur, lantas mereka berdua berdiri dan meninggalkan gazebo.

"Ibu yakin Nur, kalau kamu sebentar lagi akan menemukan kebahagiaan. Doa Ibu selalu menyertaimu, Nak." Bu Mina dalam hati terus berucap dan tak pernah lupa menyisipkan sebagian doa untuk sang anak. Berharap kelak jika Nur akan menjadi wanita yang kuat, sabar dan bisa menghargai orang lain.

Di dalam kamar.

Nur tak dapat memejamkan mata, entah mengapa ia selalu memikirkan akan tiap kata yang selalu terlontar dari bibir bu Andini.

Yah, Nur selalu mendengar kata 'Anak haram' dan itu membuatnya semakin penasaran. Ia pernah mempunyai seorang ayah atau memang dia terlahir sebagai anak haram? Semuanya seakan bertumpu menjadi satu di dalam pikiran Nur.

"Apa aku harus mengatakan semua ini pada ibu, sedangkan setiap aku bertanya ibu selalu menghindar dan tidak mau berkata jujur padaku." Nur terus saja masih memikirkan akan hal itu, berharap jika ia benar-benar mempunyai seorang ayah.

Sudah hampir jam sebelas Nur mencoba memejamkan mata karena nanti, sepertiga malam harus bangun untuk shalat tahajud. Kebiasaan yang hampir tak pernah dilewatkan, kecuali ada kendala yang mengharuskan dirinya tidak bisa menjalankan.

Sedangkan di sisi lain. Tepatnya di kediaman Reza, Reza sekarang duduk di balkon. Memandangi langit yang dipenuhi oleh bintang yang bertebaran di atas sana.

Dengan kepulan asap yang dihisap dan entah sudah berapa batang rokok yang dihabiskan oleh lelaki tersebut, dan sesekali menyesap kopi yang berada di atas meja sampingnya.

"Mala, apa aku bisa menjadi sosok yang lebih dekat dari sekarang? Entah mengapa pertemuan kita untuk yang pertama kalinya aku langsung jatuh hati padamu." Reza sesekali berkata lirih karena untuk sekarang pikirannya dipenuhi oleh senyuman dari gadis berkerudung itu.

Tutur katanya yang lemah lembut, serta hatinya yang suci. Membuat Reza tidak dapat membayangkan yang lainnya, karena antara hati, mata dan pikirannya semua dipenuhi oleh wajah Nur.

"Apa mungkin aku jatuh hati padanya?" gumam Reza hingga tanpa terasa waktu semakin larut dan itu membuatnya sedari tadi menguap terus menerus.

...----------------...

Keesokan paginya. Hari yang cerah dan hati yang mulai bisa menerima keadaan, membuat Nur tersenyum, dan mungkin itulah salah satu cara untuk bisa lepas dari segalanya.

"Wah anak Ibu tumben seger banget ini pagi?" bu Mina melihat raut wajah Nur sudah kembali segar. Itu tandanya ia sudah bisa menerima kenyataan.

"Ibu ini apaan sih," sangkal Nur.

"Ya sudahlah, sekarang kamu lebih baik cuci piring biar Ibu nyapu sama ngepel. Setelah cuci piring kamu belanja ya." Bu Mina pun langsung memberikan uangnya pada Nur. Nur menerima dan langsung mengerjakan cucian piringnya dan setelah itu seperti yang ibunya suruh, kalau selanjutnya ia akan ke pasar.

Pukul tujuh pagi, saat Nur berada di dapur yang sendiri. Ia dikagetkan dengan suara seseorang dari belakang.

"Nur." Nur yang sedang mencuci pun sedikit tersentak karena sedikit kaget, lalu mengubah posisinya.

"Iya Pak, ada apa ya?" setelah menghadap ke arah pak Herlambang lantas Nur pun bertanya.

"Saya ingin wedang jahe, tolong buatkan sebelum berangkat kerja." Pak Herlambang pun langsung mengatakan keinginannya pada Nur, dan Nur mengangguk patuh.

"Iya Pak, di tunggu sebentar biar saya buatkan." Lalu Nur langsung mengambil cangkir untuk membuatkan minuman seperti yang di pinta oleh pak Herlambang.

"Antar kan ke ruang tengah ya," kata pak Herlambang lalu beliau pun pergi dari dapur.

Dengan tangan yang cekatan Nur langsung meracik wedang jahe dan tidak lama kemudian. Wedang sudah siap disajikan.

Saat Nur tengah membawa cangkir dengan keadaan asap panas yang masih mengepul, tiba-tiba saja.

Auh.

Huh.

Huh.

Huh.

"Kalau jalan itu pakai kata usahakan kakimu beres dalam melangkah!"

Nur yang saat itu tengah meniupi tangannya tidak memperdulikan ucapan yang selalu menyakitkan dari bu Andini.

"Kau tidak tuli kan?"

"Apa Nyonya tidak bisa melihat jika tangan saya tersiram air panas," sungut Nur dengan keadaan kesal bercampur rasa sakit.

"Itu sih salah kamu, suruh siapa teledor."

"Bukankah nyonya yang mencari masalah dan sengaja menabrak aku. Lantas mengapa aku juga yang harus disalahkan," ujar Nur dalam hati yang tak mengerti mengapa begitu bencinya bu Andini padanya.

"Iya ini memang salah saya, maka dari itu saya minta izin untuk ke dapur lagi."

"Sungguh tidak sopan."

Byurrrr.

Lagi, bu Andini menyiramkan sisa wedang itu ke arah jilbabnya dan itu membuat seluruh tubuh Nur merasakan panas, akibat siraman dari air jahe.

"Nyonya, ini panas mengapa anda menyiram saya?"

"Karena itu pantas untuk kamu yang hanya seorang anak haram, dan terlahir dari perempuan j*la*ng seperti ibu kamu."

"Ibu saya bukan orang seperti yang anda ucapkan…."

"Lantas dimana ayahmu, kamu tidak tahu kan siapa orang tua kamu. Cih, jangan munafik jadi orang! Pembantu saja tingkah." Nur tanpa pamit langsung meninggalkan bu Andini. Kini, hatinya terasa sakit dan perih saat kata-kata yang tak ingin didengarnya lagi dan lagi harus ia dengar, dengan keadaan sadar.

Nur segera mengganti bajunya agar rasa panas itu tidak menyebar dan untuk sesaat ia mengabaikan tangannya yang kini sudah berubah menjadi merah.

Bu Mina melihat langkah Nur tergopoh-gopoh langsung bertanya karena sepertinya ada sesuatu yang penting.

"Nur, kenapa?"

Terpopuler

Comments

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

nikmati saja penderitaan kamu Nur, kan ibu Mina sendiri gak mau keluar dari rumah itu

2023-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. AWAL MULA
2 2. MEMBAWAMU KE DALAM DOA
3 3. KETIKA HARGA DIRI DI RENDAHKAN. (PERTEMUAN TAK TERDUGA)
4 4. HATI YANG TERSAKITI
5 5. MASIH TERASA SAKIT
6 6. TUHAN KUATKAN HAMBA
7 7. MAKAN MALAM DI RUMAH REZA, SEBUAH KENYATAAN YANG TAK DISANGKA-SANGKA
8 8. SEBUAH PENGAKUAN REZA
9 9. KETIKA HATI DAN MATA TAK BISA BERBOHONG
10 10. PERTEMUANNYA DENGAN YUSUF
11 11. SEMAKIN RUMIT DENGAN SEMUANYA
12 12. ADA HATI YANG HARUS SAYA JAGA
13 13. INGAT ALLAH TIDAK TIDUR, NYONYA
14 14. PERGINYA NUR DAN BU MINA
15 15. BERTEMU REZA DAN MENGINAP DI RUMAHNYA
16 16. MARAHNYA PAK HERLAMBANG
17 17. ATURAN DI RUMAH REZA
18 18. PERNYATAAN REZA PADA NUR
19 19. BERTEMU ALISYAH
20 20. ISTIKHARA PEMBAWA JODOH
21 21. FOTO MENCURIGAKAN
22 22 NUR MENERIMA PINANGAN REZA
23 23. RAHASIA BU MINA
24 24. PADA AKHIRNYA SEMUA TERBONGKAR
25 25. CINTA DUA KEYAKINAN
26 26. PUTUSNYA ALISYAH DAN YUSUF
27 27. ARTI PENGORBANAN
28 28. KORBAN PERASAAN
29 29. AKHIRNYA TERBONGKAR
30 30. RENCANA HERLAMBANG
31 31. RENCANA NUR
32 32. PERNYATAAN PAK HERLAMBANG
33 33. KERIBUTAN DI RUMAH BU MINA
34 34. KETIKA KEJUJURAN YANG MULAI TERUNGKAP
35 35. NUR TERTABRAK
36 36. SEMUA AKAN BERBALAS BALIK
37 37. SEMUA KARENA ALLAH
38 38. NUR REZA MENIKAH SIRI
39 39. KERIBUTAN DI RESTAURAN
40 40. RASA YANG BERKECAMUK DI HATI NUR
41 41 SIKAP YANG ANEH
42 42. PERASAAN YANG RISAU
43 43, FIRASAT SEORANG ISTRI TAK PERNAH SALAH
44 34. TAK ADA KABAR
45 45. HILANGNYA REZA TANPA KABAR
46 46. HILANGNYA REZA
47 47. KEMBALINYA BUNANDINI
48 48. REZA BERADA DI RUANG ICU
49 49. TUHAN JAUH LEBIH SAYANG PADAMU, MAS
50 50. BERTEMU DENGAN MASA LALU
51 51. ADA TANGIS MAKA ADA KEBAHAGIAAN (END)
52 Draft
53 Yusuf dan Nurmala menikah
54 Nur telat datang bulan
55 Kemunculan Lisa
56 Yusuf bertemu Lisa (Nur ngidam)
57 Berada diposisi tidak nyaman
58 Mulai terlihat
59 Kenyataan pahit
60 Hati yang terluka
61 Sikap aneh Nur.
62 Diamku adalah marahku
63 Diam bukan berarti kalah
64 Hati yang kau sakiti
65 Menyakinkan sebuah hati
66 Nur berada di RS
67 Mulai terlihat (Keputusan berat)
68 Keadaan Nur
69 Menanti hasil
70 Nur sadar (Lisa disekap)
71 Ketika sebuah kebenaran terungkap
72 Tuhan menguji kita
73 Takdir yang tak bisa dihindari
74 Doa diujung sajadah
75 Nur sadar
76 Berita Duka
77 Akhir dari sebuah kisah
78 Wanita di mobil Akbar
79 Dipaksa menikah
80 Hanya bisa pasrah
81 Rencana pernikahan
82 Berakhir dalam pernikahan
83 Pindah rumah
84 Kisah Nara dan Akbar
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1. AWAL MULA
2
2. MEMBAWAMU KE DALAM DOA
3
3. KETIKA HARGA DIRI DI RENDAHKAN. (PERTEMUAN TAK TERDUGA)
4
4. HATI YANG TERSAKITI
5
5. MASIH TERASA SAKIT
6
6. TUHAN KUATKAN HAMBA
7
7. MAKAN MALAM DI RUMAH REZA, SEBUAH KENYATAAN YANG TAK DISANGKA-SANGKA
8
8. SEBUAH PENGAKUAN REZA
9
9. KETIKA HATI DAN MATA TAK BISA BERBOHONG
10
10. PERTEMUANNYA DENGAN YUSUF
11
11. SEMAKIN RUMIT DENGAN SEMUANYA
12
12. ADA HATI YANG HARUS SAYA JAGA
13
13. INGAT ALLAH TIDAK TIDUR, NYONYA
14
14. PERGINYA NUR DAN BU MINA
15
15. BERTEMU REZA DAN MENGINAP DI RUMAHNYA
16
16. MARAHNYA PAK HERLAMBANG
17
17. ATURAN DI RUMAH REZA
18
18. PERNYATAAN REZA PADA NUR
19
19. BERTEMU ALISYAH
20
20. ISTIKHARA PEMBAWA JODOH
21
21. FOTO MENCURIGAKAN
22
22 NUR MENERIMA PINANGAN REZA
23
23. RAHASIA BU MINA
24
24. PADA AKHIRNYA SEMUA TERBONGKAR
25
25. CINTA DUA KEYAKINAN
26
26. PUTUSNYA ALISYAH DAN YUSUF
27
27. ARTI PENGORBANAN
28
28. KORBAN PERASAAN
29
29. AKHIRNYA TERBONGKAR
30
30. RENCANA HERLAMBANG
31
31. RENCANA NUR
32
32. PERNYATAAN PAK HERLAMBANG
33
33. KERIBUTAN DI RUMAH BU MINA
34
34. KETIKA KEJUJURAN YANG MULAI TERUNGKAP
35
35. NUR TERTABRAK
36
36. SEMUA AKAN BERBALAS BALIK
37
37. SEMUA KARENA ALLAH
38
38. NUR REZA MENIKAH SIRI
39
39. KERIBUTAN DI RESTAURAN
40
40. RASA YANG BERKECAMUK DI HATI NUR
41
41 SIKAP YANG ANEH
42
42. PERASAAN YANG RISAU
43
43, FIRASAT SEORANG ISTRI TAK PERNAH SALAH
44
34. TAK ADA KABAR
45
45. HILANGNYA REZA TANPA KABAR
46
46. HILANGNYA REZA
47
47. KEMBALINYA BUNANDINI
48
48. REZA BERADA DI RUANG ICU
49
49. TUHAN JAUH LEBIH SAYANG PADAMU, MAS
50
50. BERTEMU DENGAN MASA LALU
51
51. ADA TANGIS MAKA ADA KEBAHAGIAAN (END)
52
Draft
53
Yusuf dan Nurmala menikah
54
Nur telat datang bulan
55
Kemunculan Lisa
56
Yusuf bertemu Lisa (Nur ngidam)
57
Berada diposisi tidak nyaman
58
Mulai terlihat
59
Kenyataan pahit
60
Hati yang terluka
61
Sikap aneh Nur.
62
Diamku adalah marahku
63
Diam bukan berarti kalah
64
Hati yang kau sakiti
65
Menyakinkan sebuah hati
66
Nur berada di RS
67
Mulai terlihat (Keputusan berat)
68
Keadaan Nur
69
Menanti hasil
70
Nur sadar (Lisa disekap)
71
Ketika sebuah kebenaran terungkap
72
Tuhan menguji kita
73
Takdir yang tak bisa dihindari
74
Doa diujung sajadah
75
Nur sadar
76
Berita Duka
77
Akhir dari sebuah kisah
78
Wanita di mobil Akbar
79
Dipaksa menikah
80
Hanya bisa pasrah
81
Rencana pernikahan
82
Berakhir dalam pernikahan
83
Pindah rumah
84
Kisah Nara dan Akbar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!