17. ATURAN DI RUMAH REZA

Suara bariton dari arah belakang, membuat semua orang diam dan langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Reza!" pekik Nur.

"Apa ada masalah?" tanya Reza dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa tidak ada pekerjaan yang akan aku kerjaan?" tanya Nur, dengan menaikkan satu alisnya.

"Nur, jangan meminta pekerjaan apapun pada mereka."

"Untuk Ibu Mina, harusnya juga begitu. Nikmati selama berada di sini, karena saya mengajak Ibu dan Nur bukan untuk saya jadikan pembantu. Paham," ucap Reza penuh penekanan.

"Tapi ini terlalu berlebihan untuk kami," ujar Nur dengan tatapan mengiba agar apa yang diminta bisa diberikan oleh Reza.

"Tidak Nur, itu sudah menjadi aturan yang mutlak. Tidak ada yang bisa membantah," kata Reza dengan tatapan dingin namun disitulah pancaran karismatik nya keluar.

Nada suara sedikit tinggi. Serta tatapan yang tajam, membuat Nur diam dan tidak berani menyela karena takut. Reza, baru kali ini begitu marah karena hal sepele dan itu bukanlah masalah berat, namun kemarahannya bisa membuatnya bungkam.

Setelah itu Reza pergi meninggalkan orang-orang yang ada di dapur.

"Menyebalkan." Dalam hati Nur menggerutu karena bisa-bisanya ia bisa luluh pada laki-laki itu.

"Nona, Ibu. Kalau begitu saya pamit dulu," ucap bibi pada Nur, namun siapa sangka Nur dengan secepat kilat langsung menghentikan langkah bibi.

"Bi, tunggu!" teriak Nur.

"Maaf, saya bukan bermaksud untuk membentak, Bibi." Nur berujar sambil meminta maaf karena tidak ada keniatan untuk meneriaki orang tua.

"Nona, Nona." Justru bibi malah tersenyum melihat ekspresi Nur yang sangat lucu itu.

"Kenapa Bibi tertawa?" tanya Nur sedikit sungkan.

"Tidak ada apa-apa, Nona. Ada apa memangnya?" tanya bibi pada Nur yang langsung teringat.

"Eum, saya cuma mau tanya? Reza suka kopi atau teh." Ucapan Nur lagi-lagi membuat bibi tersenyum.

"Sepertinya Nona mulai tumbuh perasaan pada tuan," ucap bibi dalam hati.

"Tuan suka kopi, apa Nona ingin membuatkannya." Netra bibi menatap lekat ke arah Nur, lalu.

"Gitu ya, Bi."

"Iya, Nona."

"Ada lagi yang ingin ditanyakan," ucap bibi karena kepala pelayan itu masih berdiri di hadapan Nur.

"Tidak ada, Bi. Nanti kalau ada yang saya tanyakan pasti akan memanggil," kata Nur dan tidak lupa mengucapkan terimakasih pada orang tua tersebut.

Bu Mina yang sedari tadi hanya menyimak tanpa ikut bertanya, sekarang. Beliau menghela nafas dalam-dalam karena yang ada di pikirannya dia adalah sosok pemalas

"Ibu, kenapa?" tanya Nur, karena sedari tadi ia hanya melihat ibunya diam bak patung yang tak bisa bergerak.

"Sepertinya kamu perlu menikah dengan nak Reza, biar sekalian…."

Uhuk.

Uhuk.

Belum sempat bu Mina melanjutkan percakapannya, namun Nur sudah lebih dulu tersedak dengan kata-kata yang baru saja dikeluarkannya.

"Apaan sih, Ibu lama-lama makin gak jelas." Nur pergi setelah mengatakan pada ibunya. Ia tidak mau semakin di luar nalar pembahasan untuk sekaran.

"Lho Nur, kok Ibu ditinggalin." Bu Mina mengikuti langkah Nur dengan sedikit tergesa-gesa karena anaknya langsung meninggalkannya.

Harapan bu Mina bisa mempunyai menantu yang baik, serta bertanggung jawab. Sekarang pikirannya tertuju pada Reza, siapa tahu dengan begini mereka bisa bersatu dan Nur juga bisa melupakan Yusuf.

Nur yang berjalan ke arah dapur untuk membuatkan secangkir kopi untuk Reza, dengan telaten tangannya meracik bubuk dan gula di gelas sambil menunggu Airnya mendidih.

Sedangkan di dalam ruangan kerja, Reza yang masih fokus pada layar laptopnya namun tiba-tiba berhenti, karena entah mengapa pikirannya tertuju pada Nur, gadis berkerudung yang sagat

cantik.

“Kenapa wajah kamu selalu melintas di pikiranku, Nur."

Argh.

"Sial!" layaknya orang gila, Reza meremas rambutnya dengan frustasi. Mengingat karena hanya ada Nur, dan Nur yang ada di kepalanya sekarang.

Tok.

Tok.

Tok.

Reza yang mendengar suara ketukan itu pun langsung merapikan rambutnya. Lalu menyisirnya dengan jemari-jemarinya, dan bersiap untuk mempersilahkan seseorang yang sedang mengetuk pintu tersebut.

"Masuk," titah Reza.

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan sosok wanita yang anggun, dengan balutan Syar'i serta hijab dengan warna senada. Membuat perempuan itu semakin enak dipandang.

"Kamu membawa apa, Nur."

Nur langsung membulatkan pandangannya, bagaimana bisa Reza tahu akan nama itu.

"Kenapa? Terkejut," ucapnya lagi pada Nur.

"Anugrah Nurmala."

"Maaf," kata Nur, dan ia yakin jika lelaki itu tahu akan namanya. Pasti semua itu karena ibunya.

"Ini saya bawakan kamu kopi," ucap Nur dengan mencari topik lain agar tidak lebih dalam untuk membahas namanya.

"Terimakasih." Jawab Reza pada Nur karena sudah mau membuatkan minuman untuknya.

"Hanya kopi, tidak perlu berterimakasih." Balasan dari Nur, membuat Reza mengangguk.

"Kalau begitu saya keluar."

"Silahkan."

"Dasar manusia aneh, kadang ramah kadang seperti es balok." Dengan langkah meninggalkan ruangan tersebut, Nur pun bergumam dalam hatinya.

...----------------...

Hari-hari yang dijalani oleh Nur begitu sangat cepat, hingga tidak terasa jika sekarang sudah lebih dari satu bulan di rumah Reza.

Keadaan keduanya semakin dekat dan bertambah akrab.

Pak Herlambang, Lisa dan juga Yusuf. Sibuk mencari keberadaan bu Mina dan Nur, namun mereka semua belum bisa mengetahui dimana keberadaan Nur tersebut. Ponsel yang sengaja tidak diaktifkan membuat orang-orang yang peduli dengannya kelimpungan, karena Nur sengaja menghindar dari semuanya.

Sekarang semuanya sudah berkumpul di meja makan, Reza ingin mengatakan sesuatu pada Nur, namun sedikit ragu. Takut jika Nur menolak ajakannya.

"Nak Reza, ada apa?" bu Mina yang melihat Reza dengan wajah yang bimbang, akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Bu, begini. Saya ingin mengajak Nur pergi untuk makan malam apa saya diizinkan?" Reza bertanya pada bu Mina untuk mengajak Nur pergi dan sekaligus meminta izin, jika anak perempuannya boleh di bawa atau tidak.

"Untuk soal itu jangan tanyakan pada saya, tanyakan pada, Nur."

Reza menatap dimana Nur duduk.

"Kapan?" akhirnya Nur membuka suara.

"Nanti, setelah magrib. Supaya kamu bisa menjalankan ibadah dulu," ucap Reza dengan hati yang bermekaran karena merasa jika kini dirinya sedang beruntung.

Acara makan siang telah usai, dan Nur sangat jengah jika harus berdiam saja di rumah.

"Bukankah belakang rumah ada lahan kosong, sepertinya bisa digunakan untuk bercocok tanam." Nur ingat dan setelah itu bibirnya menyunggingkan senyuman karena hari ini ia akan menanam bunga-bunga di halaman belakang rumah.

Bi Ida yang melihat Nur yang sedang bersimpuh di tanah langsung menghampiri, dengan tangannya memegang gelas.

"Nona! Nona sedang apa?" tanya bi Ida.

"Ini, Bi. Lagi mau nanam bunga," ucap Nur dengan diiringi sebuah senyuman.

"Nona, minumlah." Bi Ida lantas memberikan gelas yang sedari tadi dipegang.

"Makasih ya, Bi."

"Sama-sama, Non."

Bi Ida setelah memberikan minuman langsung pamit untuk kembali ke dapur, dan Nur pun melanjutkan pekerjaannya.

Siang sudah berganti dengan malam, dan hari yang ditunggu-tunggu sudah menanti Reza.

Yah, lelaki itu kini sedang menunggu Nur di bawah karena Nur masih bersiap-siap.

Kini sosok perempuan baru saja keluar dari kamar dengan membawa sejuta pesona.

Mata Reza tidak berkedip saat pandangannya menatap kagum ke arah wanita yang selalu dipuja dalam hatinya.

"Apa kamu akan terus tetap berdiri disitu," ujar Nur dengan kepala menggeleng.

"Cantik."

Sebuah jawaban yang membuat Nur bersemu merah karena sebuah pujian dari Reza.

Episodes
1 1. AWAL MULA
2 2. MEMBAWAMU KE DALAM DOA
3 3. KETIKA HARGA DIRI DI RENDAHKAN. (PERTEMUAN TAK TERDUGA)
4 4. HATI YANG TERSAKITI
5 5. MASIH TERASA SAKIT
6 6. TUHAN KUATKAN HAMBA
7 7. MAKAN MALAM DI RUMAH REZA, SEBUAH KENYATAAN YANG TAK DISANGKA-SANGKA
8 8. SEBUAH PENGAKUAN REZA
9 9. KETIKA HATI DAN MATA TAK BISA BERBOHONG
10 10. PERTEMUANNYA DENGAN YUSUF
11 11. SEMAKIN RUMIT DENGAN SEMUANYA
12 12. ADA HATI YANG HARUS SAYA JAGA
13 13. INGAT ALLAH TIDAK TIDUR, NYONYA
14 14. PERGINYA NUR DAN BU MINA
15 15. BERTEMU REZA DAN MENGINAP DI RUMAHNYA
16 16. MARAHNYA PAK HERLAMBANG
17 17. ATURAN DI RUMAH REZA
18 18. PERNYATAAN REZA PADA NUR
19 19. BERTEMU ALISYAH
20 20. ISTIKHARA PEMBAWA JODOH
21 21. FOTO MENCURIGAKAN
22 22 NUR MENERIMA PINANGAN REZA
23 23. RAHASIA BU MINA
24 24. PADA AKHIRNYA SEMUA TERBONGKAR
25 25. CINTA DUA KEYAKINAN
26 26. PUTUSNYA ALISYAH DAN YUSUF
27 27. ARTI PENGORBANAN
28 28. KORBAN PERASAAN
29 29. AKHIRNYA TERBONGKAR
30 30. RENCANA HERLAMBANG
31 31. RENCANA NUR
32 32. PERNYATAAN PAK HERLAMBANG
33 33. KERIBUTAN DI RUMAH BU MINA
34 34. KETIKA KEJUJURAN YANG MULAI TERUNGKAP
35 35. NUR TERTABRAK
36 36. SEMUA AKAN BERBALAS BALIK
37 37. SEMUA KARENA ALLAH
38 38. NUR REZA MENIKAH SIRI
39 39. KERIBUTAN DI RESTAURAN
40 40. RASA YANG BERKECAMUK DI HATI NUR
41 41 SIKAP YANG ANEH
42 42. PERASAAN YANG RISAU
43 43, FIRASAT SEORANG ISTRI TAK PERNAH SALAH
44 34. TAK ADA KABAR
45 45. HILANGNYA REZA TANPA KABAR
46 46. HILANGNYA REZA
47 47. KEMBALINYA BUNANDINI
48 48. REZA BERADA DI RUANG ICU
49 49. TUHAN JAUH LEBIH SAYANG PADAMU, MAS
50 50. BERTEMU DENGAN MASA LALU
51 51. ADA TANGIS MAKA ADA KEBAHAGIAAN (END)
52 Draft
53 Yusuf dan Nurmala menikah
54 Nur telat datang bulan
55 Kemunculan Lisa
56 Yusuf bertemu Lisa (Nur ngidam)
57 Berada diposisi tidak nyaman
58 Mulai terlihat
59 Kenyataan pahit
60 Hati yang terluka
61 Sikap aneh Nur.
62 Diamku adalah marahku
63 Diam bukan berarti kalah
64 Hati yang kau sakiti
65 Menyakinkan sebuah hati
66 Nur berada di RS
67 Mulai terlihat (Keputusan berat)
68 Keadaan Nur
69 Menanti hasil
70 Nur sadar (Lisa disekap)
71 Ketika sebuah kebenaran terungkap
72 Tuhan menguji kita
73 Takdir yang tak bisa dihindari
74 Doa diujung sajadah
75 Nur sadar
76 Berita Duka
77 Akhir dari sebuah kisah
78 Wanita di mobil Akbar
79 Dipaksa menikah
80 Hanya bisa pasrah
81 Rencana pernikahan
82 Berakhir dalam pernikahan
83 Pindah rumah
84 Kisah Nara dan Akbar
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1. AWAL MULA
2
2. MEMBAWAMU KE DALAM DOA
3
3. KETIKA HARGA DIRI DI RENDAHKAN. (PERTEMUAN TAK TERDUGA)
4
4. HATI YANG TERSAKITI
5
5. MASIH TERASA SAKIT
6
6. TUHAN KUATKAN HAMBA
7
7. MAKAN MALAM DI RUMAH REZA, SEBUAH KENYATAAN YANG TAK DISANGKA-SANGKA
8
8. SEBUAH PENGAKUAN REZA
9
9. KETIKA HATI DAN MATA TAK BISA BERBOHONG
10
10. PERTEMUANNYA DENGAN YUSUF
11
11. SEMAKIN RUMIT DENGAN SEMUANYA
12
12. ADA HATI YANG HARUS SAYA JAGA
13
13. INGAT ALLAH TIDAK TIDUR, NYONYA
14
14. PERGINYA NUR DAN BU MINA
15
15. BERTEMU REZA DAN MENGINAP DI RUMAHNYA
16
16. MARAHNYA PAK HERLAMBANG
17
17. ATURAN DI RUMAH REZA
18
18. PERNYATAAN REZA PADA NUR
19
19. BERTEMU ALISYAH
20
20. ISTIKHARA PEMBAWA JODOH
21
21. FOTO MENCURIGAKAN
22
22 NUR MENERIMA PINANGAN REZA
23
23. RAHASIA BU MINA
24
24. PADA AKHIRNYA SEMUA TERBONGKAR
25
25. CINTA DUA KEYAKINAN
26
26. PUTUSNYA ALISYAH DAN YUSUF
27
27. ARTI PENGORBANAN
28
28. KORBAN PERASAAN
29
29. AKHIRNYA TERBONGKAR
30
30. RENCANA HERLAMBANG
31
31. RENCANA NUR
32
32. PERNYATAAN PAK HERLAMBANG
33
33. KERIBUTAN DI RUMAH BU MINA
34
34. KETIKA KEJUJURAN YANG MULAI TERUNGKAP
35
35. NUR TERTABRAK
36
36. SEMUA AKAN BERBALAS BALIK
37
37. SEMUA KARENA ALLAH
38
38. NUR REZA MENIKAH SIRI
39
39. KERIBUTAN DI RESTAURAN
40
40. RASA YANG BERKECAMUK DI HATI NUR
41
41 SIKAP YANG ANEH
42
42. PERASAAN YANG RISAU
43
43, FIRASAT SEORANG ISTRI TAK PERNAH SALAH
44
34. TAK ADA KABAR
45
45. HILANGNYA REZA TANPA KABAR
46
46. HILANGNYA REZA
47
47. KEMBALINYA BUNANDINI
48
48. REZA BERADA DI RUANG ICU
49
49. TUHAN JAUH LEBIH SAYANG PADAMU, MAS
50
50. BERTEMU DENGAN MASA LALU
51
51. ADA TANGIS MAKA ADA KEBAHAGIAAN (END)
52
Draft
53
Yusuf dan Nurmala menikah
54
Nur telat datang bulan
55
Kemunculan Lisa
56
Yusuf bertemu Lisa (Nur ngidam)
57
Berada diposisi tidak nyaman
58
Mulai terlihat
59
Kenyataan pahit
60
Hati yang terluka
61
Sikap aneh Nur.
62
Diamku adalah marahku
63
Diam bukan berarti kalah
64
Hati yang kau sakiti
65
Menyakinkan sebuah hati
66
Nur berada di RS
67
Mulai terlihat (Keputusan berat)
68
Keadaan Nur
69
Menanti hasil
70
Nur sadar (Lisa disekap)
71
Ketika sebuah kebenaran terungkap
72
Tuhan menguji kita
73
Takdir yang tak bisa dihindari
74
Doa diujung sajadah
75
Nur sadar
76
Berita Duka
77
Akhir dari sebuah kisah
78
Wanita di mobil Akbar
79
Dipaksa menikah
80
Hanya bisa pasrah
81
Rencana pernikahan
82
Berakhir dalam pernikahan
83
Pindah rumah
84
Kisah Nara dan Akbar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!