Tak Lagi Peduli

Sesampainya Rafka di tempat Nora, Rafka segera turun dari mobilnya dan menghampiri Nora yang tampak terduduk sambil memeluk erat lututnya.

Sementara Nora yang menyadari langkah seseorang yang mendekat, segera mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang.

Saat mendongak, tampaklah wajah tampan Rafka yang tengah berjalan ke arahnya. Nora tak dapat menahan senyum nya, hatinya merasa berbunga-bunga melihat Rafka yang tepat berada di depannya.

Lelaki itu begitu dirinya rindunya, selama ini mereka tak pernah lagi saling berbicara. Rafka sepertinya sudah benar benar mengabulkan keinginannya yang memutuskan persahabatan mereka.

Tanpa diduga, Nora secara refleks berlari untuk memeluk Rafka. Padahal kakinya terasa perih, namun Nora tak menghiraukan hal itu. Perasaan lega dan bahagia nya saat kedatangan Rafka membuatnya lupa dengan apapun yang terjadi di sekitarnya.

"Rafka, Nora takut hiks hiks." Adunya dalam pelukan Rafka.

Nora menumpahkan seluruh tangis nya untuk meluapkan segala emosi yang mendera batin dan hati nya. Nora seperti mendapatkan rumah nya kembali sebagai peraduan paling nyaman.

Namun satu hal yang membuat tangisnya mereda, juga hatinya terasa tercubit. Rafka sama sekali tak membalas pelukannya, Rafka juga tampak diam.

Tak seperti Rafka nya yang dulu. Rafka yang akan selalu memeluk dan mengelus lembut kepalanya jika dirinya merasa sedih. Namun meskipun begitu, Nora masih tetap memeluk lelaki itu.

Nora tak ingin berpikir negatif atau apapun, mungkin Rafka masih membiarkan dirinya tenang dahulu. Makanya Rafka hanya diam saja. "Rafka, Nora takut sendirian di sini. Dino udah jahatin Nora hiks." Adu gadis itu lagi.

Namun Rafka masih tak merespon apapun. Sehingga membuat Nora dengan perlahan mulai melepaskan pelukannya pada tubuh lelaki itu.

Hati Nora bedesir, bukan karena rasa yang baik. Melainkan perasaan sakit saat melihat tatapan datar yang Rafka tujukan padanya. Dan hal itu membuat Nora menjadi canggung.

"Maafin Nora udah lancang peluk Rafka. Maafin Nora udah minta Rafka buat pergi dari hidup Nora. Nora menyesal Rafka, Nora mau Rafka jadi sahabat Nora lagi." Tutur gadis itu dengan lirih, Ia menunduk tak berani menatap wajah Rafka.

Namun Rafka masih saja bergeming, tanpa mengeluarkan suaranya sedikitpun. Dan hal itu membuat Nora semakin merasa sedih. Nora memberanikan diri untuk menatap Rafka.

Matanya kembali mengeluarkan deraian air mata kala mendapati tatapan Rafka yang masih tampak datar, terkesan tak peduli padanya. Hingga Nora kembali menunduk, tangisan nya semakin terdengar. Begitu menyayat hati bagi yang mendengar nya, namun tak berlaku bagi lelaki yang saat ini berada di hadapan Nora.

Nora kembali menyadari rasa perih pada kakinya. Saat menatap ke arah lututnya yang sakit, Nora mendapati darah masih mengalir di sana. Membuat Nora tersenyum miris, bahkan rasa sakit pada kakinya sampai tak terasa ketika hatinya dibuat sakit oleh perubahan sikap Rafka.

Nora yang tak kuat lagi menahan perih di kakinya, berjalan mundur perlahan untuk kembali mendudukkan diri di tempat yang tadi dirinya duduki.

"Rafka, Nora mau duduk aja. Kaki Nora sakit, ternyata ada darahnya." Tutur Nora masih mengajak Rafka untuk berbicara.

Kebiasaan sejak dulu memang seperti ini. Jika sakit sedikit saja pasti Rafka yang menjadi tempat pertama nya untuk mengadu. Dulu lelaki itu yang pasti akan selalu panik dan khawatir. Nora berharap saat ini masih sama.

Namun harapan nya hanyalah tinggal harapan. Rafka memang benar berubah, sepertinya kesalahan dirinya di masa lalu membuat lelaki itu tak lagi ingin berada di sisinya lagi.

"Gue anter lo pulang sekarang." Tegas Rafka dengan datar.

Nora mengangguk, tak bisa juga menolak perkataan Rafka. Lagipula Nora takut sendirian di sini. Nora berjalan tertatih untuk menyusul Rafka yang sudah dulu berjalan ke arah mobilnya.

Lelaki itu begitu tega membiarkan dirinya yang kesulitan untuk berjalan. "Shhh" ringis Nora pelan kala rasa perih di kakinya semakin menjadi.

"Rafka bisa bantuin Nora? Nora susah jalannya. Rafka .. Rafka" Panggil Nora pada Rafka yang tak kunjung berbalik untuk membantunya.

Hingga sampailah Nora di dalam mobil lelaki itu. Nora mendudukkan dirinya di kursi penumpang di dekat Rafka. Nora masih terus memperhatikan lelaki tampan itu di sampingnya.

Lelaki itu sama sekali tak mengeluarkan suara nya selain menyuruhnya untuk pulang tadi. Nora ingin kembali membuka suara, namun rasa sakit pada lututnya mengalihkan pikiran Nora.

Gadis itu fokus pada rasa sakit yang semakin mendera nya. Ingin mengatakan pada Rafka, namun Nora tak cukup nyali. Karena sejak tadi lelaki itu terus saja diam dan tak bersuara.

Saat sedang dalam perjalanan mereka, dan Nora yang terus menahan rasa sakit pada kakinya. Ponsel Rafka tampak berdering. Menandakan seseorang tengah memanggil.

"Iya, udah sama gue."

"...."

"Baik-baik aja, gue mau anter ke rumahnya."

"...."

"Miss you too" ujar Rafka terkekeh pelan di akhir percakapan mereka.

Nora yang mendengar pembicaraan Rafka dengan seseorang itu begitu yakin. Jika tadi yang menghubungi Rafka adalah Valen, gadis yang saat ini tengah dekat dengan Rafka.

Mata Nora tampak berkaca-kaca, dirinya cemburu mendengar sikap manis Rafka pada gadis lain. Rafka hanya miliknya, tak boleh ada yang dekat dengan Rafka selain dirinya.

Dengan mengumpulkan segala keberanian nya. Nora memantapkan diri untuk mengatakan semuanya pada Rafka. Nora mengubah posisi duduknya menjadi miring ke arah Rafka.

"Rafka lagi deket sama Valen? Nora enggk suka Rafka deket sama dia. Rafka cuma milik Nora, Rafka gak boleh manis-manis kayak tadi sama orang lain. Cuma boleh sama Nora aja." Gerutu Nora dengan berkata penuh penekanan. Meski wajah sembab dan mata berkaca-kaca nya masih menghiasi wajah cantiknya.

Sontak perkataan Nora itu membuat Rafka seketika menghentikan mobilnya. Untuk mereka tengah di jalanan yang sepi saat ini.

"Apa maksud lo?" tanya Rafka menatap tajam Nora.

Sejak tadi Rafka hanya diam tak menanggapi apapun rengekan gadis manja di sampingnya itu. Karena Rafka tahu gadis di sampingnya itu selalu melebih-lebihkan apapun. Wajar saja sikap manjanya telah mendarah daging.

Dulu Rafka selalu suka sikap manja gadis itu, baginya tampak lucu dan menggemaskan. Namun saat kini Rafka tak lagi memiliki feel pada gadis itu. Bahkan Rafka sudah hilang respect pada Nora.

Entah apa penyebab sebenarnya, mungkin karena sikap keterlaluan Nora atau bisa karena perasaan Rafka pada Nora yang telah hilang. Apapun itu, Rafka sudah tak mau lagi direpotkan dengan segala urusan gadis itu.

Bahkan menyusul Nora tadi juga dirinya lakukan hanya untuk tanggung jawab karena diberikan kepercayaan oleh kedua orangtua Nora untuk menjaga gadis itu. Dan untungnya juga Valen mengizinkan, karena jika tidak Rafka juga tak akan pergi.

Next .......

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!