Dino sebenarnya adalah cowok baik-baik. Namun melihat adegan di depannya rasanya dia juga ingin melakukannya bersama Nora.
"Kamu gak mau? aku yakin rasanya enak Nora." Bujuk Dino kepada Nora.
Entahlah Dino benar-benar ingin merasakannya. Tapi Nora sulit sekali untuk dirayu, membuat Dino bingung sendiri.
"Dino, kata mama sama Papa gak boleh ciuman kalau belum nikah. Nanti mereka marah kalo tahu. Terus Rafka juga pasti marah sama Nora, kalo tahu Nora lakuin kayak gitu." Tutur Nora kepada Dino.
Nora takut jika Dino tetap memaksa. Meskipun Nora sangat menyayangi Dino, tetapi aturan tetaplah aturan menurutnya. Jadi tak boleh dilanggar.
"Sekali aja Nora, aku janji habis itu enggak akan minta lagi." Ujar Dino masih terus membujuk.
Dino tetap tak menyerah demi mendapatkan hal itu. Dirinya juga tak ingin melakukan hal itu jika bukan bersama Nora.
"Nora enggak mau Dino. Nanti Nora aduin ke papa sama mama kalo Dino tetap maksa. Nora enggak suka Dino mesum kayak gitu." Ujar Nora marah pada Dino.
Dino pun menjadi takut setelah mendengar perkataan Nora yang akan melaporkan perbuatannya pada kedua orangtua Nora. Dino menjadi sadar, bahwa yang dia akan lakukan tadi salah.
"Nora, maafin aku ya. Aku gak bermaksud kok tadi buat kayak gitu. Tapi gara-gara nonton film tadi, jadi maksa kamu. Maafin aku ya Nora." Tutur Dino yang tampak menyesali.
Nora memaklumi sikap Dino. "Iya Nora maafin, tapi jangan diulangi lagi ya. Janji sama Nora." Tutur Nora meminta Dino berjanji.
"Iya, Aku janji." Mereka menautkan jari kelingking mereka bersama.
Setelah selesai menonton mereka pun memutuskan untuk pulang. Namun sebelum itu, Dino mengajak Nora mampir di kafe untuk makan.
...*******...
Sementara itu, Rafka yang telah selesai mengerjakan tugas nya sendiri maupun tugas Nora. Memutuskan untuk bermain dengan ponselnya.
Rafka yang penasaran dengan kegiatan jalan-jalan yang sedang dilakukan Nora dan Dino, membuka info update Nora di sosial media gadis itu.
Karena selama yang dirinya ketahui, Nora akan selalu memposting kegiatannya bersama Dino. Dan benar saja, saat Rafka membuka sosial media Nora, terlihat mereka yang sedang tersenyum bahagia saling menyuapkan makanan di mulut masing masing.
Rafka merasakan hati dan dadanya terasa panas kembali. Gadis yang selama ini diam-diam dirinya cintai, nampak tertawa bahagia bersama lelaki lain.
"Nora, makin lama gue gak akan tahan kalo kayak gini terus." gumam Rafka merasa frustasi.
Rafka mengacak rambutnya dengan kasar, bukti bahwa dirinya merasa pusing dengan perasaan terpendamnya. Yang bahkan sampai saat ini tak mampu dirinya ungkapkan.
Setelah lumayan lama sibuk dengan rasa frustasinya. Rafka menghubungi nomor Nora, sesuai kesepakatannya dan Nora bahwa gadis itu harus membantunya.
"Nora, lo udah balik?" tanyanya pada Nora yang ada di seberang.
"Nora masih di jalan Rafka. Nora masih mau mampir beli kado buat adiknya Dino." Tutur Nora menjelaskan.
"Kan Lo udah janji mau bantuin gue." Protes Rafka pada Nora.
"Ya udah iya, habis beli kado ini Nora langsung pulang kok." Ujar Nora yang merasa bersalah karena lupa ada janji dengan Rafka.
"Okey gue tunggu." Jawab Rafka. Dan sambungan terputus.
"Dino, habis ini kita pulang ya. Rafka udah nungguin Nora soalnya." Tutur Nora kepada pacarnya itu.
"Iya Nora." Jawab Dino.
Sejujurnya Dino selama ini juga merasa cemburu dan merasa tak begitu suka dengan persahabatan antara Nora dan Rafka. Namun dirinya tak pernah protes, karena takut Nora akan tersinggung atau marah padanya.
Karena selama ini, sama seperti saat ini. Dino merasa Rafka selalu mengganggu waktu kebersamaan dirinya bersama Nora. Padahal Dino masih belum puas untuk menghabiskan waktu dengan pacarnya itu.
Sesampainya di rumah Rafka, Nora turun dari mobil Dino. "Hati-hati di jalan Dino." Ujar Nora dan mendapat senyuman dari Dino.
Tak lupa lelaki itu mengacak rambut Nora dengan gemas. Sebelum melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Rafka.
Dan semua kejadian itu, tak luput dari pandangan Rafka. Lelaki itu mengepalkan tangannya kala melihat dino menyentuh pucuk rambut Nora.
"Rafka! Nora udah di depan nih." Teriak Nora memanggil nama sahabatnya itu.
"Iya bentar. Gak usah teriak-teriak kali. Gue juga udah denger kalo lo panggil pelan-pelan." Omel Rafka sembari membukakan pintu untuk Nora.
"Halah biasanya aja Rafka gak denger Nora panggilin." Komen Nora menyangga ucapan Rafka.
Dan perkataan Nora itu tak lagi mendapat tanggapan dari Rafka. Membuat Nora sebal dan mengerucutkan bibirnya.
"Rafka, Nora harus bantuin apa?" tanya Nora pada lelaki yang sedang duduk di hadapannya.
"Gak ada." Jawab Rafka dengan datar.
"What?! Rafka bohongin Nora?" tanya Nora yang benar-benar terkejut.
Padahal sudah mati-matian memangkas waktunya bersama Dino. Sekarang rupanya tak ada yang harus dibantu oleh Nora.
"Lagian lo mau-mau nya aja percaya. Lagi pula gak baik pacaran mulu." Ujar Rafka dengan santainya kepada Nora yang memasang wajah kesal dan sebal.
"Rafka nyebelin, Nora benci Rafka gak mau temenan sama Rafka lagi. Nora mau pulang titik." Ujar Nora dengan kesal memukuli Rafka dengan bantal sofa.
Memang seperti itu kala Nora sedang kesal kepada Rafka, mengatakan tidak ingin berteman, membenci Rafka, dan lain-lain. Namun tetap saja kata-kata itu hanya angin lalu.
Karena Rafka selalu bisa mengembalikan keceriaan Nora. Juga Rafka mampu melunturkan kekesalan Nora pada Rafka, sang sahabat.
"Ya maaf, gue gak bermaksud. Lagi pula kalo sampek orangtua lo tahu lo pulang sampek malem sama cowok lo. Pasti mereka bakal marahin lo, terlebih gue juga jadi sasaran mereka." Jelas Rafka yang benar adanya.
Rafka sudah diberikan amanat untuk menjaga Nora oleh kedua orangtua nora juga oleh orangtuanya sendiri. Namun sebenarnya alasan Rafka meminta Nora pulang cepat bukan karena hal itu juga sih, melainkan karena perasaan cemburunya.
Nora memikirkan perkataan Rafka memang benar adanya. Jika dirinya pulang malam, bukan hanya dirinya yang akan kena omel oleh kedua orangtuanya. Tetapi Rafka juga akan kena imbasnya.
"Terus kita ngapain dong sekarang?" tanya Nora kebingungan.
"Bukannya lo mau pulang, ya pulang aja." Tutur Rafka dengan santainya.
Nora yang mendengarnya seketika kembali kesal dibuat Rafka. "Rafka nyebelin banget sih. Amit-amit Nora dapat suami kayak Rafka." Ujar Nora berlalu pergi meninggalkan lelaki itu.
Rafka tertawa mendengar perkataan Nora yang terdengar lucu di telinganya. Saat kesal dan marah, Nora selalu terlihat lucu di matanya. oleh sebab itu, Rafka sangat suka memancing kekesalan Nora.
Rafka mengikuti Nora yang berjalan keluar dar rumahnya. Lelaki itu tak mungkin tega membiarkan Nora pulang sendirian. Tentu dirinya yang akan mengantar.
Next .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments