Tak Lagi Berarti Untuknya

Nora menunduk tak berani menatap pada wajah sahabat yang rupanya dicintai nya itu. Karena Rafka saat ini tengah menatap tajam dirinya, guna mempertanyakan penyataan yang baru saja dirinya utarakan.

"Nora .. Nora cemburu Rafka dekat sama gadis lain. Rafka bolehnya hanya dekat sama Nora." Lirih Nora pelan takut sembari was-was dengan respon lelaki di sampingnya itu.

Terjadi kesunyian setelah Nora mengungkapkan isi hati yang tengah dirasakan nya. Namun beberapa detik kemudian, terdengar tawa Rafka nampak nyaring di telinga Nora.

Tawa yang sebenarnya Nora rindukan. Namun tawa yang Rafka tunjukkan kali ini berbeda. Bukan tawa yang terdengar seperti ada yang lucu. Namun lebih seperti tertawa sebagai ejekan semata. Tentu hal itu membuat Nora semakin tegang dengan respon yang Rafka berikan.

"Lo pikir lo siapa berhak cemburu sama gue?!" tanya Rafka dengan penuh penekanan.

Nora mengigit bibir nya yang gemetar. Merasa perkataan Rafka menikam tepat di dalam hatinya. Memang jika dipikir-pikir dirinya bukan siapa-siapa nya Rafka. Namun Nora tetap merasa berhak, bagaimana pun dirinya yang lebih mengenal Rafka terlebih dahulu dibandingkan siapa pun.

"Nora sahabat nya Rafka, jadi Rafka itu milik Nora. Selamanya akan begitu Rafka." Tutur Nora menjelaskan dengan tegas, meski masih dengan perasaan gugup dan takut.

Dan Rafka kembali tertawa mendengar perkataan gadis cantik dan imut di sampingnya itu. Betapa tak masuk akal dan tak tahu malu nya gadis itu. Dulu dia yang kekeh untuk meminta Rafka pergi menjauh dari kehidupannya.

Namun sekarang saat semuanya sudah Rafka kabulkan, gadis itu merasa mereka masih sama seperti dulu. Bahkan sampai merasa berhak untuk mengklaim dirinya menjadi hak milik nya. Hingga orang lain pun tak boleh mendekati dirinya.

Rafka tak habis pikir, apa yang membuat gadis itu dapat berubah dalam waktu dekat ini. Padahal masih dua bulan yang lalu bibirnya mengatakan dengan tegas memintanya menjauh.

Jika Nora mengatakan semua hal yang Nora katakan saat ini, disaat Rafka masih memiliki perasaan pada gadis itu. Atau saat mereka masih dekat dulu dan hubungan mereka baik-baik saja. Mungkin Rafka akan merasa bahagia.

Namun kini keadaan dan perasaan nya telah berbeda. Hatinya sudah berpindah ke lain hati. Ke seorang gadis yang mampu membuat dirinya lupa atas luka yang Nora torehkan.

Hingga untuk saat ini, ketika mendengar perkataan yang Nora katakan tadi. Rafka menjadi merasa lucu dengan Nora. Merasa Nora plin plan dan tak konsisten. Saat membutuhkan saja gadis itu datang. Lalu kemarin -kemarin kemana saat Dino belum menyakitinya.

Rafka merasa Nora hanya menjadikan dirinya pelampiasan semata. Karena dari yang dirinya dengar tadi bahwa Dino sudah jahat pada gadis itu. Namun Rafka tak peduli juga, toh Rafka sudah tak memilikinya feel apapun pada Nora.

"Terserah lo mau ngomong apa. Bagi gue kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Seperti dulu aja, Lo lari ke Dino setiap butuh sandaran. Jangan ke gue, karena gue udah ada seseorang yang bakal gak suka liat gue deket-deket sama Lo." Jelas Rafka dengan nada datar.

Nora bertambah sakit mendengar setiap perkataan yang Rafka ucapkan. Mengapa sulit sekali membuat Rafka kembali melihat ke arahnya. Nora menyesal sudah pernah menyakiti sahabat nya itu. Nora butuh Rafka, Nora tak bisa Rafka berpaling dari nya.

"Siapa? Valen maksud Rafka? Rafka gak boleh lagi deket-deket sama Valen. Rafka milik Nora, Nora gak akan segan ngelakuin hal buruk sama siapa aja yang deketin Rafka." Ancam Nora kepada Rafka.

Bukannya takut mendengar ancaman dari Nora, Rafka justru merasa geram. Membayangkan Valen akan terluka oleh ulah Nora membuat Rafka seketika merasa marah dan mendidih.

"Apa Lo bilang?!" Tanya Rafka menatap Nora semakin tajam.

"Nora gak akan segan celakain Valen kalau Rafka masih deket deket sama Valen." Ulang Nora lagi, tanpa menyadari tatapan lelaki di sampingnya tampak ingin menguliti dirinya hidup-hidup.

Rafka semakin geram mendengar Nora mengulang ancamannya kembali. "Kalau lo berani celakain Valen sedikitpun, gue juga gak segan bakal buat lo menyesal sudah melakukannya." Ancam Rafka balik.

Nora menggigit bibir bawahnya karena merasa semakin sesak dengan jawaban Rafka yang dirinya dengar. Sepenting itukah seorang Valen bagi Rafka. Lalu dimana letak keperdulian Rafka kepada dirinya. Mengapa lelaki itu tampak acuh sejak tadi.

"Kenapa Rafka lebih peduli sama Valen dibanding peduli sama Nora?" tanya Nora dengan lirih, tak berani menatap Rafka.

Rafka tak langsung menjawab pertanyaan dari Nora, justru lelaki itu terdengar menghela nafas lelah nya. "Gue sayang sama dia, sedangkan lo bukan siapa-siapa di hidup gue." Jawab Rafka dengan tegasnya, yang berhasil semakin melukai hati Nora.

"Rafka gak adil, Nora yang kenal duluan sama Rafka dibanding Valen. Jadi Nora yang berhak Rafka peduliin dibanding Valen." Ujar Nora berteriak frustasi.

"Ck lo lupa? lo sendiri yang gak mau gue hadir di hidup lo lagi bukan? Jadi untuk apa lo harus bertingkah seperti sekarang?" Tanya Rafka menatap tak mengerti pada Nora.

Perasaan nya yang telah menguap terhadap Nora, membuat Rafka juga tak tak dapat memahami apa yang sebenarnya dirasakan oleh Nora. Dan Rafka juga tak ingin memahami apa yang gadis itu rasakan.

"Nora sayang sama Rafka, Nora gak mau kehilangan Rafka. Rafka please jangan tinggalin Nora, jangan deket-deket sama Valen lagi ya." Jujurnya pada Rafka. Nora pun meminta dengan mengiba pada sahabatnya itu.

Namun Rafka masih saja tutup telinga dengan permintaan dan perasaan Nora. Baginya kisah mereka telah selesai, Rafka ingin merajut kisah bersama Valen, gadis penyembuh lukanya.

"Lo makin gila dari tadi, mending kita pulang sekarang." Putus Rafka segera melajukan mobilnya untuk mengantarkan Nora pulang, seperti rencana awalnya.

Rafka tak ingin semakin mendengar keluhan gadis itu yang semakin terdengar tak masuk akal. Rafka juga tak peduli dengan perasaan Nora padanya.

Cukuplah dulu Rafka selalu peduli pada Nora, namun sekarang tak akan lagi. Karena Rafka sudah memiliki Valen yang lebih pantas mendapatkan semua perhatian dan kasih sayang nya.

Sementara Nora menjadi semakin sedih mendengar perkataan sahabatnya itu. Mengapa tak ada sedikitpun rasa iba untuk nya yang Rafka tunjukkan. Sebenci itukah Rafka padanya. Bahkan rasa sakit di lututnya tak lagi terasa, karena terkalahkan dengan rasa sakit di jiwanya.

Setelah terjadi keheningan selama perjalanan. Nora memang memutuskan untuk tutup mulut setelah mendengar Rafka yang seperti tak ingin debat dengannya lagi.

Biarlah seperti ini dulu. Karena Nora juga ingin menyembuhkan rasa sakitnya oleh Dino maupun Rafka terlebih dahulu. Kemudian barulah dirinya akan memulai berjuang membawa Rafka kembali padanya seperti dulu.

Next .......

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!