Saat istirahat pun tiba, siswa-siswi yang berada di kelas Nora dan Rafka tampak mulai keluar dari kelas. Kemana lagi tempat yang mereka tuju jika bukan kantin, untuk mengisi perut yang merasa kelaparan.
Rafka yang terbiasa pergi ke kantin juga ikut serta keluar dari kelasnya. Dengan diikuti oleh Valen di sampingnya. Rafka tak merasa keberatan sama sekali.
Melihat Rafka dan Valen yang keluar ke kantin, Dino pun juga ingin pergi mengisi perutnya bersama Nora sang pacar.
"Ayo ke kantin Nora." Ajak Dino menatap Nora dengan seksama.
Dino dapat melihat sebuah kegundahan dalam ekspresi wajah pacarnya itu, kala melihat Rafka yang pergi keluar kelas bersama siswi bari itu. Dan yang mereka yakini, Rafka dan Valen pastilah pergi ke kantin.
Dino yang menyadari hal itu, khawatir jika Nora akan mudah luluh kembali pada Rafka. Meski Dino tahu Rafka adalah sahabat Nora, namun tetap saja dirinya tak terima. JIka Nora dan Rafka kembali dekat dan waktu nora bersamanya akan semakin berkurang.
"Nora lagi malas ke kantin Dino. Kalo Dino mau ke kantin gak papa kok. Nora di sini aja." Ujar Nora yang merasa malas untuk ke kantin. Nora juga belum tau pasti alasannya apa.
"Ya udah, aku ke kanti dulu ya." Pamit Dino pada Nora. Dan lelaki itu melangkahkan kakinya meninggalkan kelas mereka.
Hingga tersisa Nora sendirian yang berada di kelas itu. Nora rupanya menjadi kepikiran dengan kedekatan antara Rafka dan siswi baru tadi. Rasanya selama ini Rafka tak pernah memiliki teman perempuan selain dirinya.
Namun mengapa saat ini, lelaki itu tampak terlihat dekat dengan siswi baru bernama Valen itu. Hingga Nora tersadar dengan apa yang dirinya lakukan. Mengapa dirinya menjadi gelisah dan khawatir sendiri dengan sahabatnya itu.
Eh mantan sahabat, mungkin bisa dikatakan begitu. Karena Nora yang memilih untuk tak lagi bersahabat dengan lelaki yang dengan lancangnya telah mencuri ciuman pertamanya. Melakukan tindakan pelecehan menurut Nora.
Sementara di kantin, Rafka dan Valen tengah menikmati makan siang mereka di kantin dengan hikmat dan tanpa senda gurau. Namun tentu saja senda gurau itu hanya Valen yang banyak mengeluarkan suara. Sedangkan Rafka hanya menanggapi dengan kekehan atau senyuman saja.
Entah mengapa, Rafka merasakan perasaan berbeda jika bersama Valen. Tidak seperti saat bersama gadis lainnya kecuali Nora. Rasanya Rafka tak merasa canggung atau pun malas pada gadis cantik di depannya itu.
Namun Rafka sadar jika perasaannya itu bukanlah perasaan cinta ataupun tertarik pada lawan jenis. Melainkan perasaan nyaman dan tenang saat bersama Valen.
"Gue takut kalo entar ada yang nglabrak gue tiba-tiba." Tutur Valen menatap was-was ke arah mata para siswi yang tengah memperhatikan interaksi mereka berdua.
Mendengar perkataan Valen, Rafka mengernyit heran. Tak paham dengan apa yang yang dimaksud oleh gadis di depannya itu. "Maksud lo?" tanya Rafka pada akhirnya.
"Ya cewek lo lah maksud gue." Jawab Valen menatap wajah Rafka yang tampan. "Tunggu ... gak mungkin kan kalau cowok kayak lo gak punya pacar?" Tanya Valen merasa tak percaya sekaligus tak menyangka.
"Kalau iya memang kenapa?" tanya Rafka memutar bola matanya malas.
Sontak suara tawa Valen menggema di dalam kantin itu. Gadis itu merasa lucu dengan pengakuan lelaki tampan itu. Sama sekali tak menyangka, Rafka adalah lelaki jomblo.
Dan Rafka hanya mampu menanggapi dengan malas respon Valen yang menertawakan dirinya itu.
"Maaf, gue gak nyangka aja lo ternyata jomblo. Kabar baiknya, gue gak akan dilabrak kan?" Ujar Valen setelah berhasil menghentikan tawanya.
"Btw kita sama kali Raf, gak usah khawatir. Mending kita yang sama-sama jomblo ini pacaran aja yuk." Tutur Valen bercanda pada Rafka. Namun jauh di lubuk hatinya, Valen berharap memang hal itu akan terjadi kedepannya.
"Ck ngomong apa sih lo." Jawab Rafka yang merasa pembahasan Valen benar-benar tak penting.
"Gak usah sok-sok gak ngerti gitu deh Raf. Gue tau lo pasti malu kan kalau gue bahas kayak tadi." Ujar Valen kembali tertawa lepas.
Tentu tawa Valen mengundang semua perhatian siswa siswa yang lain, yang juga tengah menikmati makan di kantin sekolah. Valen juga menyadari hal itu. Apalagi pandangan mata yang tampak tidak suka melihat dirinya yang begitu dekat dengan Rafka.
Namun Valen bersikap bodi amat, tidak peduli dengan pandangan mereka semua. Valen merasa perkataan atau pun tindakan mereka yang terkesan tak suka, hanyalah sebuah angin lalu. Karena yang terpenting baginya adalah merasakan kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
Rafka pun dibuat malas mendengar perkataan Valen yang kembali mengejek dirinya. Entahlah, padahal mereka baru saja kenal. Namun gadis di depannya itu nampak tak canggung sama sekali. Mungkin karena Valen tipe orang yang humble, begitu pikir Rafka.
"Ck males gue. Gue cabut duluan." Ujar Rafka yang kemudian melangkahkan kakinya untuk kembali ke kelas.
Sontak hal itu membuat Valen kelabakan dan merasa menyesal sudah membercandai Rafka. Tak menyangka Rafka akan mudah ngambek seperti ini. Namun Valen merasa lucu dengan tingkah unik Rafka itu. Hingga sebuah senyuman tampak terukir di bibirnya.
Rafka telah sampai di kelasnya, sementara Valen tengah berjalan setengah berlari untuk menyusul Rafka.
Nora yang tampak melihat kedatangan Rafka seorang diri di kelas merasa terkejut. Hubungan mereka yang kini renggang menciptakan sebuah kebingungan dalam benak Nora. Bagaimana harus bersikap bila bertemu dengan Rafka atau bertatap muka langsung.
Rafka menatap sekilas pada Nora yang sedang menatapnya dirinya. Namun kemudian Rafka memutus tatapan mereka, sesuai perkataannya tempo hari. Rafka tak akan menganggu Nora maupun Dino lagi. Rafka akan membiarkan Nora bahagia bersama Dino, lelaki yang disayangi Nora.
"Rafka!" Terdengar suara Valen memanggil Rafka dari luar.
Dan terlihatlah gadis cantik yang tengah mengatur nafasnya yang cepat, karena baru saja berlarian menyusul Rafka. Nora menatap intens gadis cantik itu, apa mungkin benar yang Dino katakan? Rafka telah mendapatkan pawang untuk hatinya.
"Ck ngapain Nora jadi mikirin itu. Lagian Rafka udah jahat, jadi Nora gak usah peduli lagi sama Rafka." Batin Nora dalam hati.
"Ngapain lo?" Tanya Rafka yang melihat Valen terlihat begitu lelah.
"Gue ngejar lo kali. Lo sih gitu aja masa ngambek." Ujar Valen mengomeli Rafka.
"Siapa juga yang ngambek, emng gue anak kecil?" jawab Rafka yang merasa Valen berkata tak benar.
"Ya tadi lo tiba-tiba langsung pergi ninggalin gue. Pake bilang males lagi. Ya berarti lo balik ke kelas karena gak suka denger omongan gue kan?" tanya Valen yang tetap kekeh pada pemikirannya.
Next .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments