Rafka Bertemu Nora

Pagi harinya, Rafka yang sudah selesai membersihkan diri dan bersiap segera melangkahkan kakinya ke ruang makan. Tentu saja tingkat Rafka yang tak seperti biasanya itu, mengundang tanda tanya dibenak kedua orangtua nya.

Karena selama menjalani pengobatan atau sebelum mengalami kecelakaan pun, Rafka tak pernah bangun sepagi ini. Biasanya lelaki remaja itu akan bangun lalu bermalas-malasan di atas kasur. Tidak langsung bergegas mandi atau bersiap seperti saat ini.

Ditambah lagi melihat penampilan Rafka yang tampak rapi dan fresh, mereka mulai berpikir. "Tumben kamu udah bangun jam segini Raf?" tanya Mama tak bisa menahan rasa penasarannya.

Rafka masih terdiam menikmati sarapannya, karena mulutnya masih penuh dengan makanan. Setelah berhasil menelan makanan yang berada di dalam mulutnya, barulah Rafka menjawab pertanyaan sang Mama.

"Rafka mau ke rumah Nora Ma." Jawabnya dengan singkat dan tegas. Karena Rafka tak ingin sampai kedua orangtuanya memiliki niatan untuk melarang dirinya.

Jawaban yang Rafka berikan membuat Mama dan Papa terkejut kemudian saling pandang. "Jangan hari ini Sayang, biar nanti Mama dan Papa yang akan kesana duluan. Kamu di rumah istirahat untuk memulihkan keadaan kamu." Jelas Mama sesuai pemikiran Rafka yang akan melarang dirinya.

Mama dan Papa tentu saja tak ingin Rafka mengetahui keadaan Nora yang sebenarnya. Padahal tanpa mereka ketahui, putra satu-satunya itu sudah mengetahui bagaimana kondisi gadis yang merupakan terkini sahabat nya itu.

Rafka mengentikan aktifitas nya yang tengah menikmati sarapan nya. "Rafka tahu semua yang Mama dan Papa bicarakan semalaman dengan Papanya Nora." Tutur Rafka mengatakan bahwa dirinya mengetahui kabar itu.

Mama dan Mama melebarkan mata mendengar perkataan Rafka. "Jadi kamu tahu bagaimana keadaan Nora sekarang, Sayang?" tanya Mama pelan. Dan dijawab anggukan oleh Rafka.

"Baiklah, kita akan pergi bersama ke rumah Nora." Putus Papa pada akhirnya.

Mama yang mengerti wajah sendu Rafka atas keadaan Nora menjadi ikut bersedih. Didekatinya putranya itu, kemudian mengulurkan tangannya untuk memeluk putranya.

"Semua gara-gara Rafka Ma." Gumam Rafka pelan dengan sendu.

Membuat Mama yang mendengarnya juga Papa merasa ikut merasakan perasaan yang Rafka rasakan. Mama mengusap lembut surai legam milik putra nya.

"Ini semua bukan salah kamu. Semua sudah takdir yang Tuhan gariskan, Sayang." Jelas Mama memberikan pengertian.

Mama tak ingin Rafka menyalahkan dirinya sendiri. Meskipun kecelakaan itu terjadi pada saat Rafka yang mengemudikan kendaraan. Namun tetap saja semua itu bukanlah salah Rafka. Tidak ada diantara mereka yang menyalahkan Rafka.

Mama khawatir Rafka akan merasa bersalah dan down. Sebab hal itu dapat membuat keadaan Rafka kembali memburuk. Maka Mama berusaha untuk terus meyakinkan Rafka supaya tak lagi menyalahkan dirinya sendiri.

Setelahnya mereka kini tengah dalam perjalanan menuju rumah Nora. Rafka hanya diam membisu di kursi tengah. Pikirannya masih saja berkelana mengkhawatirkan keadaan gadisnya juga sahabatnya.

Rafka mulai berpikir. Lalu apa sekarang, bagaimana perasaan nya terhadap gadis itu. Apa benar perasaan yang ada hanya rasa bersalah semata atau memang dirinya masih menyimpan perasaan untuk gadis manja itu.

Rafka menjadi pusing memikirkannya. Ditambah kondisinya yang memang belum pulih total. Menjadikan kepalanya terasa sakit jika dipakai untuk terlalu berpikir keras. Biarlah waktu yang nanti akan menjawabnya. Saat ini yang terpenting adalah kesembuhan Nora.

...***...

Sesampainya di rumah Nora, mereka disambut hangat oleh Papa dan Mama Nora. Sementara Nora masih asik tertidur di dalam kamarnya. Mama dan Papa Nora memeluk Rafka yang tampaknya mulai terlihat sehat. Mereka juga merasa khawatir dengan keadaan Rafka. Namun syukurlah jika saat ini Rafka sudah baik-baik saja.

Kemudian Mama Rafka dan Mama Nora tampak saling berpelukan menumpahkan kesedihan mereka. Sementara Papa Nora dan Papa Rafka hanya mampu terdiam ikut merasakan kesedihan itu. "Kita akan segera mendapatkan pendonor yang tepat." Ujar Papa Rafka menepuk pelan pundak Papa Nora. Dan diangguki oleh Papa Nora.

Rafka masih terdiam di tempat nya berdiri. Kemudian dirinya berlalu untuk melihat keadaan Nora secara langsung. Setelah mendapat izin dari Papa Nora. Karena Mama Nora masih sibuk berpelukan dengan Mamanya.

Setelah kepergian Rafka ke kamar Nora, ke-empat orang yang tengah meratapi kesedihan nya, kini tengah terduduk saling diam berhadapan.

Mereka membiarkan Rafka terlebih dahulu untuk melihat keadaan Nora. Karena mereka begitu paham bagaimana dekat dan akrabnya hubungan kedua remaja itu.

Sementara Rafka,dengan langkah perlahan dirinya menunju kamar Nora. Dibukanya handle pintu yang tidak terkunci itu. Nora masih tampak tidur dengan nyenyak dan nyaman. Rafka menatapnya dengan sendu.

Rafka melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar itu. Dilihatnya Nora yang tengah terlelap dengan damai. Namun detik selanjutnya, mata indah itu tampak mengerjap. Nora membuka matanya perlahan kala mendengar suara langkah kaki seseorang.

"Ma." Panggil nya pada orang itu. Nora mengira yang sedang memasuki kamarnya adalah Mamanya yang biasanya akan membangunkan dirinya untuk sarapan.

Netra tajam Rafka nampak berembun menyaksikan kebenaran keadaan Nora yang memang tengah kehilangan penglihatannya. Sahabat dan gadis nya ... betapa menyedihkannya keadaan Nora. Membuat Rafka begitu sakit melihatnya.

Nora yang masih diam menunggu seseorang yang dirinya kira sang Mama. Sama sekali tak mengetahui jika seseorang itu adalah Rafka. Karena kedua orang tua Nora memang tak memberitahukan akan keadaan Rafka yang sebenarnya.

Juga kepulangan Rafka. Karena mereka juga tak ingin hal itu akan mempengaruhi kondisi Nora. Apalagi setelah mendengar bagaimana sedihnya Nora saat mengetahui Rafka yang telah jatuh hati pada gadis lain.

"Ma, jangan nakutin No .." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, suara seorang lelaki tampak terdengar.

"Gue Rafka, gimana keadaan lo Ra?" Ujar Rafka menatap sendu pada wajah sayu Nora yang baru bangun tidur.

Nora membulatkan matanya, tak menyangka akan kehadiran sahabat nya yang begitu dirinya khawatirkan. senyuman haru nampak tersungging di bibir Nora. Begitu bahagianya Nora dengan kehadiran Rafka, yang menandakan bahwa lelaki itu baik-baik saja.

"Rafka? Rafka baik-baik aja, Rafka udah sembuh? Nora seneng akhirnya Rafka sembuh dan udah pulang." Ujarnya dengan binar bahagia di raut wajahnya.

"Iya, gue baik-baik aja Ra. Lo sendiri gimana?" tanya Rafka yang masih menatap sendu ke arah gadis itu.

Rafka mendudukkan dirinya di sisi tempat Nora duduk di atas ranjang. Rafka mengangkat tangannya untuk mengusap pucuk kepala gadis cantik itu. Membuat Nora tersenyum tipis, dan menjawab pertanyaan Rafka.

"Nora baik-baik aja, seperti yang Rafka lihat. Hanya saja mata Nora enggak bisa melihat lagi." Tutur Nora dengan suara yang terdengar sedih di ujung kalimat nya.

Dan hal itu membuat Rafka juga merasakan kesedihan yang Nora rasakan. Hatinya merasa sakit mendengar perkataan sahabat nya itu.

Next .......

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

😔😞

2024-05-31

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!