Namun dokter yang Rafka hubungi rupanya tak bisa untuk segera datang memeriksa keadaan Nora. Hal itu membuat Rafka dengan segera mengangkat tubuh ringkih Nora, kemudian membawanya memasuki mobilnya.
Rafka membawa Nora menuju rumah sakit terdekat dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Saking paniknya Rafka dengan keadaan Nora membuatnya kurang hati-hati dalam mengemudikan mobilnya.
Saat teringat bagaimana histeris nya Nora kala tadi, Rafka begitu takut jika hal buruk terjadi pada Nora. Hingga Rafka tak dapat memelankan sedikit saja laju kecepatan mobilnya. Hingga ...
BRAK
Kecelakaan pun terjadi, mobil Rafka tak sengaja menabrak kendaraan besar beroda enam yang melintas di depan mobil nya.
Mobil Rafka harus terpental jauh karena benturan keras itu. Kedua nya jatuh pingsan tak sadarkan diri di dalam kendaraan yang ringsek itu.
Setelah kejadian kecelakaan itu, banyak orang-orang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Nora dan Rafka, serta penumpang mobil besar tadi segera dilarikan ke rumah sakit saat ambulans telah datang.
...*******...
Tiga bulan berlalu ...
Tampak seorang gadis cantik tengah terduduk diam sendirian di balkon kamar nya. Gadis itu tampak tersenyum manis kemudian berganti senyuman miris. Gadis itu hanya melihat kegelapan di hari yang cerah, pagi ini.
Gadis cantik itu adalah Nora. Kecelakaan yang terjadi padanya dan Rafka tiga bulan yang lalu, menyebabkan Nora kehilangan penglihatannya.
Sementara Rafka mengalami koma selama dua bulan. Dan selama sebulan ini, Rafka dibawa oleh kedua orangtua nya untuk memulihkan keadaan di luar negeri. Sehingga sampai saat ini, Nora dan Rafka belum bertemu sama sekali selama tiga bulan ini.
Mereka pun juga harus meninggalkan sekolah untuk sementara waktu. Semua teman dan para guru memaklumi apa yang terjadi pada mereka. Dan nantinya mereka akan diberikan kompensasi dan kemudahan.
"Nora, kenapa sarapannya belum di makan?" tanya Mama yang melihat sang putri tengah duduk termenung di sebuah kursi.
Nora tersenyum dan menoleh pada sang mama. Meski tak dapat melihat bagaimana ekspresi wajah mama, namun Nora yakin mamanya tengah khawatir padanya. Nora merasa sedih tak lagi mampu melihat bagaimana cantiknya wajah sang mama.
"Nora belum laper, Ma." Jawab Nora kepada Mama.
"Ma, apa Rafka belum sembuh-sembuh. Kenapa belum pulang pulang ke sini?" tanya Nora yang merasa sedih juga rindu dengan keadaan dan kehadiran sahabat nya itu.
Mama merasa sedih mendengar pertanyaan Nora. Bukan hanya Nora, namun mereka semua merasakan kesedihan dengan apa yang terjadi kepada Nora maupun Rafka.
"Mama juga belum tahu, sayang. Kita tunggu kabar dari Om dan Tante bagaimana perkembangan kesehatan Rafka." Jelas Mama yang juga belum mengetahui bagaimana kondisi anak dari sahabatnya itu.
Nora menghela nafas nya berat kala mendengar perkataan mama. Nora sudah merindukan keberadaan Rafka di sisinya. "Ma, apa gak bisa kira hubungi mereka? untuk menanyakan keadaan Rafka sekarang." Tanya Nora masih kekeh.
"Iya Sayang, nanti biar Papa yang coba hubungin Om dan Tante. Sekarang Nora makan dulu ya, mama suapi." Ujar mama berusaha meredam rasa penasaran putrinya.
Mereka belum mengetahui kabar yang jelas terkait Rafka. Mama takut jika kabar yang akan mereka dengar semakin membuat kesedihan mereka bertambah.
Terlebih untuk Nora, putrinya masih belum bisa untuk mendengar kabar buruk. Takut nantinya akan memperburuk keadaan Nora dan kondisi mata nya.
Kecelakaan yang telah terjadi pada mereka, tidak satupun diantara mereka menyalahkan Rafka atau siapapun. Karena mereka yakin semua ini sudah harus takdir yang memang harus dijalani oleh mereka.
Hanya saja ada perasaan bersalah begitu besar di dalam lubuk hati Mama dan Papa Nora. Karena saat kepergian mereka yang meninggalkan Nora yang tengah sakit, membuat semua kejadian ini harus terjadi.
Namun apalah daya, nasi telah menjadi bubur. Saat ini yang bisa mereka lakukan hanyalah berusaha sekuat tenaga dan semampu mereka untuk mengembalikan kesembuhan Nora. Kesembuhan seperti semula, juga penglihatan Nora.
"Nyonya, di luar ada tamu katanya teman Non Nora." Seorang art yang bekerja di rumah Nora, tiba-tiba datang dan memberikan informasi.
"Siapa bik?" tanya Nora merasa penasaran.
"Namanya kalau gak salah Valen Non namanya." Jawab Bik Murni.
"Bibi tolong minta Valen menunggu dulu ya. Biar Nora makan dulu." Ujar Mama yang tak ingin Nora sampai lupa dan telat makan.
"Tapi Ma ..." ujar Nora yang terpotong oleh perkataan Mama.
"Makan dulu sayang, atau gak usah ketemu sama temen kamu?" ancam Mama.
Akhirnya Nora menurut dan memakan makanan yang telah dibawakan oleh sang Mama.
Sementara di ruang tamu, Valen yang telah diberitahukan untuk menunggu akhirnya mendudukkan diri di sofa yang tersedia di sana. Valen tampak meneliti setiap bingkai foto yang terukir wajah Nora dan Rafka di atas nakas.
Valen merindukan lelaki dalam bingkai itu. Dan kedatangan nya kesini untuk menanyakan keadaan dan keberadaan lelaki yang telah mencuri hatinya itu. Siapa lagi kalau bukan Rafka.
...*******...
Setelah menyelesaikan sarapan nya dengan disuapi oleh sang Mama. Nora akhirnya menunju ruang tamu untuk menemui Valen. Dengan digandeng oleh Mama yang selalu setia berada di sampingnya.
"Sorry Val, nunggu lama." Ujarnya merasa bersalah membuat Valen lama menunggu.
"It's ok Ra, gue maklum lo lagi makan." Jawab Valen.
Kemudian Mama meninggalkan mereka untuk mengobrol berdua, setelah Nora mendudukkan diri nya di sofa yang sama dengan yang Valen duduki.
"Sorry kalau kedatangan gue ganggu waktu lo Ra." Tutur Valen merasa tak enak dengan Nora.
"it's ok Val, Nora gak masalah kok. Nora malah seneng kalau bisa ketemu temen Nora. Udah lama gak ketemu kalian." Tutur Nora, ada terselip kegetiran dalam perkataan nya.
Valen memahami hal itu. "Lo gak perlu sedih gitu Ra. Kalau Lo butuh temen gue bisa datang ke sini. Tinggal hubungi gue aja." Ujar Valen menawarkan diri nya.
"Iya Val, makasih ya." Jawabnya tersenyum senang.
Valen merasa iba melihat kondisi Nora. Gadis cantik dan manis itu kini tak lagi dapat melihat kecantikannya sendiri dan akan semesta. Namun apalah daya, semua ini sudah takdir yang memang harus dijalani oleh Nora dan Rafka.
"Oh iya, btw Valen kesini pasti punya tujuan. Ada apa Valen?" Tanya Nora yang merasa penasaran.
"Iya Ra, gue kesini mau nanyain kabar Rafka. Apa lo tau gimana keadaan di sekarang?" tanya Valen begitu penasaran.
Seketika wajah Nora yang tadinya tampak ceria berubah murung kembali. "Nora juga belum tahu keadaan Rafka, Valen. Valen pasti rindu juga ya sama Rafka?" Ujar Nora merasa sedih, atas ketidak tahuan dirinya akan keadaan dan kabar Rafka.
Next .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments