Pernyataan Penyebab Petaka

Rafka yang semula masih tertawa dengan nyaringnya menertawakan Nora. Seketika dibuat terdiam kala mendengar ucapan Nora yang sudah ciuman dengan Dino.

Mata Rafka menajam menatap manik mata Nora, dan hal itu membuat Nora menjadi gelagapan.

"Rafka kenapa sih? Jangan liatin Nora kayak gitu." Ujar Nora yang takut pada tatapan mata Rafka.

"Apa lo bilang tadi? lo pernah ciuman sama Dino? jawab!" Bentak Rafka pada Nora.

Dadanya terasa panas dan sesak berbarengan. Perasaan perih, sakit dan rasa kecewa menyatu menjadi satu setelah mendengar perkataan Nora yang menggores hatinya.

Nora yang ketakutan tak berani menjawab. Pertama kalinya melihat Rafka marah, dan pertama kalinya dibentak oleh sahabatnya itu.

Hingga diamnya Nora diartikan sebagai jawaban iya oleh Rafka. Tanpa banyak kata, posisi Rafka yang masih dekat dengan Nora memudahkan lelaki itu untuk menjangkau wajah Nora.

Rafka mengapit wajah Nora dengan tangan kirinya, membawa wajah ketakutan Nora yang menunduk itu untuk dia arahkan menatap matanya.

"Rafka, jangan kayak gini Nora takut." Ujar Nora dengan terbata.

Tanpa menanggapi ucapan Nora, Rafka mendekatkan bibirnya pada bibir Nora. Sontak Nora semakin ketakutan dan gemetaran.

"Rafka, jang ... emmm .." Akhirnya kedua bibir mereka menyatu.

Nora yang hendak protes tak mampu meneruskan perkataannya. Karena bibirnya telah dibungkam oleh bibir Rafka.

Nora kesulitan bernapas di sela ciuman yang Rafka berikan. Tak hanya itu, air mata senantiasa mengalir mengiringi ciuman mereka. Dan pemiliki air mata itu tentu saja, Nora. Si gadis lugu yang ciuman pertamanya di curi oleh sang sahabat sendiri.

Rafka yang terbakar api cemburu, tak lagi memikirkan Nora yang meronta untuk dilepaskan. Justru dirinya semakin bersemangat ******* bibir Nora dengan gemasnya.

Semakin lama, Nora semakin terdengar terisak dalam ciuman mereka. Rafka memang sudah menghentikan ciuman nya pada bibir Nora. Namun itu hanya berlaku sepersekian detik. Karena Rafka kembali menyatukan bibir keduanya.

Tak tega mendengar isakan Nora , akhirnya Rafka menghentikan ciumannya. "Maaf" Tuturnya menyesal tak berani menatap Nora.

Namun Nora tak menanggapi, dirinya masih terisak dan membenci dirinya sendiri yang tak bisa menjaga diri dari Rafka. Sahabat yan dirinya percayai justru dengan kurang ajarnya menyentuh bibirnya yang belum terjamah sama sekali.

"Gue gak bermaksud Ra. Denger lo pernah kiss sama Dino gue gak terima. Gue gak rela lo disentuh siapapun Nora." Lirih Rafka berkata pada Nora.

Nora hanya mendengarkan saja perkataan Rafka tanpa mau menanggapi ucapan Rafka. Rasanya dirinya marah juga benci pada Rafka.

"Kenapa Rafka tega melecehkan Nora? Kalau Rafka gak suka Nora disentuh orang lain, harusnya Rafka juga gak sentuh-sentuh Nora. Nora benci Rafka, Rafka brengsek!" Marah Nora berteriak keras.

"Maafin Gue Ra. Selama ini gue sebenarnya sayang sama lo, bukan sebagai sahabat tapi sebagai cowok ke cewek." Jelas Rafka memberanikan diri menatap manik indah Nora.

Deg

Nora terkejut mendengar pengakuan Rafka. Apa Rafka bercanda, Nora tak menyangka Rafka memiliki perasaan seperti itu padanya.

"Bohong! Nora enggak percaya apa kata Rafka!" Teriak Nora tak terima.

"Gue jujur Nora, gue sadar sama perasaan gue setelah lo jadian sama Dino. Gue cemburu setiap lo jalan dan bareng sama Dino. Makanya gue selalu gangguan dia, gue gak mau lo semakin jatuh cinta sama Dino. Karena gue pengennya lo jatuh cintanya sama gue." Jelas Rafka dengan tenang dan tegas.

Supaya gadis di depannya paham, bahwa dirinya memang benar-benar mencintai Nora.

Nora tertawa mendengar perkataan Rafka. Tak menyangka, sang sahabat yang dirinya percayai akan melakukan semua tindakan yang membuatnya tak bisa banyak menghabiskan waktu bersama sang pacar.

"Emang Rafka pikir, kalo Nora udah gak cinta sama Dino. Nora bakal jatuh cinta sama Rafka. Itu gak akan pernah terjadi Rafka, Nora cuma anggap Rafka sahabat Nora enggak lebih." Tutur Nora dengan tegas. Dan Hal itu membuat Rafka kembali terluka.

"Kenapa Ra? Selama dari kecil gue selalu jagain lo, kita selalu bareng-bareng. Apa gak ada sedikit pun perasaan lo buat gue, lebih dari sekedar sahabat." Tanya Rafka nampak sendu.

"Enggak, sama sekali. Nora enggak mau ketemu kamu lagi. Nora benci liat muka kamu, Nora jijik sama Rafka yang udah berani cium Nora." Ujar Nora menggoreskan perih di hati Rafka.

Meski hatinya sakit mendengar perkataan Nora, namun Rafka cukup tahu diri untuk tak mengganggu kenyamanan Nora. Jika itu keinginan Nora, maka Rafka akan penuhi.

Nora tampak membuka pintu mobil Rafka, namun lelaki itu menahannya. "Biar gue anter." Ujar Rafka yang tak akan tega jika Nora pulang sendirian.

Nora tak menanggapi, tapi diam saja dan menuruti perkataan Rafka. Setelah menempuh perjalanan lumayan lama, akhirnya mereka sampai.

"Maafin gue Ra." Ucap Rafka saat Nora hendak turun.

Namun perkataannya tak mendapat tanggapan dari Nora. Membuat Rafka menghela nafas berat dan mengacak rambut frustasi. Tanpa sadar, setetes air jatuh pada lengannya. Rupanya air yang berasal dari matanya.

Sesakit itu saat Nora memintanya jangan lagi muncul di hadapan Nora. Gadis yang dirinya jaga bertahun-tahun, yang dirinya sayang dan cintai. Kini tak mau lagi berhubungan dengan dirinya.

Semuanya berakhir sampai di sini. Saat ini hal itu yang ada dalam pikiran Rafka. Hal ini yang selalu Rafka takutkan. Nora akan pergi darinya kala mengetahui perasaannya yang lebih dari sekedar sahabat.

Sementara Nora tak kalah sedih dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya dan Rafka. Nora marah pada Rafka karena dengan berani mencium dirinya.

Juga marah karena Rafka selama ini dengan sengaja mengganggu hubungannya dan Dino karena lelaki itu memiliki perasaan kepadanya.

Nora pikir, selama ini tingkah Rafka yang seperti itu hanya karena sikap jail Rafka yang iseng. Rupanya karena Rafka memiliki perasaan kepadanya. Karena Rafka merasa cemburu padanya.

Nora marah, kecewa, dan benar-benar sedih karena ketulusan nya sebagai sahabat kepada Rafka rupanya tak dihargai oleh lelaki itu. Sampai-sampai Rafka tega membuat dirinya tak memiliki banyak waktu bersama Dino.

"Rafka jahat, Nora benci!!!" Teriaknya di dalam kamar. Nora juga tak kalah menangis dan terisak di kamarnya.

Nora mengusap kasar bibirnya, kala teringat ciuman yang Rafka berikan di bibirnya. Nora merasa bibirnya ternodai, dan Nora jijik dengannya. Dengan berjalan cepat, Nora membasuh bibirnya dengan sabun di kamar mandi.

Sementara Rafka tak langsung pulang ke rumah. Dirinya pergi ke danau, di mana tempat yang selalu dirinya datangi saat merasakan kesepian atau perasaan sedih lainnya.

"Maafin gue Ra, gue emang brengsek. Gak seharusnya maksa cium lo." Ujar Rafka frustasi menarik kasar rambut nya.

Next .......

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!