Husna terdiam dan senyumnya pun luntur seketika dari wajahnya itu mendengar ucapan dari Kirana. Andita segera mengelus punggung Husna menguatkannya dan menyuruhnya untuk bersabar.
Husna tersenyum dan menggelengkan kepalanya seolah dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Gilang membaca judul buku itu lalu dia tersenyum bahagia, "Husna, kau menemukan buku ini di mana? Kau membelinya di mana? Ini limited edition. Aku selalu menginginkan buku ini tapi selalu saja kehabisan. Aku bahkan sudah ikutan PO tapi tetap saja pada akhirnya aku gak kebagian karena saking banyaknya yang menginginkan buku ini. Tapi kamu kok bisa dapat sih?" Ucap Gilang dengan tatapan berbinar menatap buku yang sudah lama dia incar tapi selalu saja tidak kebagian.
Husna yang mendengar ucapan Gilang pun terkejut karena dia tidak tahu bahwa buku itu limited edition. Pantas saja buku itu terletak di bagian yang paling banyak di cari. Pantas juga buku itu tinggal satu-satunya, "Terima kasih yaa Husna sudah membelikanku buku ini. Ini adalah hadiah terbaik yang pernah ku miliki. Aku akan menyimpannya dengan baik dan aku juga akan menggunakannya dengan baik." ujar Gilang memeluk buku pemberian Husna itu.
Gentala penasaran dengan buku yang di belikan oleh Husna itu dan dia pun mendekati Gilang dan membacanya, "Wah, kau hoki Husna. Kami sudah lama mengincarnya. Tapi selalu kehabisan. Bagaimana kau bisa mendapatkannya. Eeh tunggu dulu bagaimana juga kau tahu judul buku ini?" tanya Gentala.
Andita tersenyum dan memeluk Husna, "Lihat hadiahmu mereka sukai. Ayo jawab pertanyaan Gilang dan Gentala." bisik Andita di telinga Husna karena Husna hanya diam saja.
Husna pun tersadar dan segera menatap Gilang dan Gentala yang menatapnya menunggu jawabannya, "Itu tadi aku pas berangkat ke sini gak tahu mau bawa hadiah apa dan aku dengar bahwa Gilang mencari buku teknik robotika yang saat ini sedang di incar banyak orang. Jadi aku iseng saja ke toko buku tadi dan aku mendapatkannya. Untuk judulnya sendiri aku hanya menebak saja. Kebetulan juga buku itu tinggal satu-satunya." jawab Husna.
Gilang pun tersenyum mendengar jawaban Husna itu, "Terima kasih sekali lagi Husna. Hadiahmu yang terbaik hari ini." ujar Gilang berterima kasih sekali lagi. Tanpa dia tahu bahwa hal itu akan menjadi Boomerang bagi Husna karena di sana ada tiga pasang mata yang menatapnya kesal penuh dendam.
Husna pun mengangguk, "Syukurlah jika kau menyukainya. Aku harap itu bisa menyelesaikan penelitianmu." ujar Husna.
"Gilang, aku pamit pulang yaa. Mamiku sudah menghubungi memintaku pulang." ujar Kirana sudah sangat malas dia berada di pesta itu karena dia merasa di permalukan hari ini. Dia yang sudah memikirkan hadiah terbaik dan mahal untuk Gilang justru kalah dengan sebuah buku pemberian Husna.
Gilang pun mengangguk mengiyakan saja. Tidak lupa dia juga mengucapkan terima kasih.
Setelah kepergian Kirana, Kania dan Ratna pun pamit pulang juga. Bahkan Kania sampai menolak di antar oleh Gentala yang akhirnya Gentala pun menyetujui saja dan kembali bergabung dengan Gilang hingga membuat Kania semakin kesal karena Gentala tidak membujuknya dan justru menyetujui saja dengan cepat penolakannya.
"Terima kasih aku ucapkan kepada kalian dan juga kepada semua hadiah serta doa yang sudah kalian berikan kepadaku. Aku sangat menghargainya." Ujar Gilang mengucapkan terima kasihnya kepada semua teman-temannya itu.
"Gilang, aku juga pamit pulang. Selamat ulang tahun sekali lagi aku ucapkan untukmu. Aku pamit." ucap Husna kemudian.
"Husna, tunggu sebentar." larang Gilang.
Husna pun berhenti dan menatap Gilang. Gilang mendekati Husna dan segera memasangkan gelang di tangan Husna yang membuat Husna dan semua teman kelas di sana yang belum pulang terkejut.
"Ini apa?" tanya Husna.
"Itu hadiah untukmu karena kau sudah hadir di hari ulang tahunku. Itu hadiah juga untukmu karena kau sudah membelikan aku buku yang sangat ku inginkan." ujar Gilang.
"Aku ikhlas memberikan hadiah itu untukmu. Aku gak bisa menerima gelangmu." Ujar Husna sambil melepas gelang itu dari pergelangan tangannya.
"Please, terima saja Husna. Jangan menolaknya. Aku sangat senang hari ini. Anggap saja kau mengabulkan permintaanku." ucap Gilang.
Husna pun menghela nafas panjang lalu dia mengangguk, "Baiklah, aku terima." ucap Husna pasrah yang langsung di sambut oleh Gilang dengan senyum manis di wajahnya.
"Kalau begitu aku pamit pulang. Teman-teman aku duluan yaa. Dita aku duluan." ujar Husna.
"Aku ikut pulang denganmu. Bisa kan? Maksudku kita turun sama-sama ke bawah." Ucap Andita.
Husna pun mengangguk, "Baiklah. Ayo!" ucap Husna lalu segera mengambil tasnya begitu juga dengan Andita.
"Husna, kau pulang naik apa?" tanya Gilang saat Husna hendak pergi.
"Aku bisa mengantarmu pulang." lanjut Gilang.
Husna tersenyum, "Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Aku sudah memesan taxi online kok. Sudah di bawah menunggu. Aku pulang yaa. Assalamualaikum!" pamit Husna untuk yang ke sekian kalinya.
"Ayo Dita kita kembali." ajak Husna segera menggandeng Andita yang membuat gadis itu tersenyum. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka berteman Husna menggandengnya. Andita pun menurut dan segera mengikuti Husna keluar.
Sementara di sudut lain, ketiga orang yang memang mengintip setelah pamitan tadi kini segera bergerak mengikuti Husna dan Andita yang sudah masuk lift lebih dulu.
"Kita harus mengikutinya. Aku penasaran bagaimana bisa dia membeli buku yang limited edition begitu. Sedangkan Gilang sendiri tidak bisa mendapatkannya. Jangan sampai dia mencuri lagi." ujar Kirana.
"Yah, kau benar. Kita harus mengikutinya. Aku juga tidak rela Gentala memujinya tadi. Dia terlihat polos tapi aku yakin dia tak sepolos yang terlihat." Timpal Kania.
"Kau gak kesal Ra padanya?" tanya Kirana setelah mereka masuk lift
"Untuk apa aku kesal padanya." Ucap Ratna.
"Ya itulah hadiahmu kepada Gilang bahkan tidak di lihat. Sedangkan hewan peliharaan mu itu sudah jadi pengikutnya." ujar Kirana dengan nada menghasut.
Ratna tersenyum mendengar ucapan Kirana itu tersenyum, "Tenang saja. Tidak perlu khawatirkan aku karena aku yakin hewan peliharaan ku itu akan kembali padaku nanti dan untuk hadiahku yang tidak di lihat oleh Gilang gak masalah. Aku sudah biasa kok dengan hal itu. Lagian juga bukan hanya hadiahku saja yang tidak di lihat. Punya kalian juga gak kan. Jadi untuk apa aku memusingkannya." ucap Ratna terdengar santai walaupun dia menyimpan amarah di dalam hatinya itu. Amarah yang sangat besar.
"Lalu kenapa kau ikut kami mengintip tadi?" tanya Kania.
"Yah, aku hanya ingin ikut saja. Menemani kalian." jawab Ratna enteng.
Kania dan Kirana pun mengangguk saja dan mereka segera memfokuskan diri mencari-cari Husna dan Andita yang entah menghilang di mana. Mereka juga larut dengan pikiran mereka masing-masing dengan segudang rencana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Happyy
😎😎
2023-08-25
0