02

“Naak!”

Husna menghentikan ucapan uminya, “Aku tahu apa yang akan umi katakan. Aku tahu. Maafkan aku umi yang tidak bisa menjadi putri yang kalian banggakan. Aku selalu menentang keputusan kalian. Tapi apa aku salah menolak pernikahan di usiaku yang baru 21 tahun. Aku masih muda Mi. Masih banyak cita-cita yang ingin aku gapai.” Ujar Husna.

“Nak, jika memang itu alasanmu menunda pernikahan karena kau ingin meraih cita-citamu maka itu bukan menjadi alasan nak. Banyak kok yang di luaran sana walaupun sudah menikah tetap saja meraih mimpi mereka. Tetap kuliah. Kami bisa memberikan syarat kepada calon suamimu nanti bahwa kau masih ingin kuliah setelah menikah. Tidak ada yang melarangmu untuk menghentikan kuliah atau pun menghentikan mimpimu. Kami bangga dengan semua pencapaianmu selama ini. Kami bangga putri yang kami miliki sangat hebat. Tapi nak umur abi dan umi sudah sepuh. Yah bisa di katakan begitu. Kami sudah 60 lebih dan hanya kau satu-satunya anak yang kami miliki. Kami tidak ingin saat kami pergi di panggil Allah masih meninggalkan kau sendiri tanpa penjaga.” Umi Balqis mengelus tangan putrinya itu lembut.

“Umii, jangan mengatakan itu. Aku berdoa setiap malam bahwa abi dan umi akan berumur panjang. Aku mohon umi jangan paksa aku untuk menikah. Pernikahan adalah hal yang sakral. Aku takut jika aku terburu-buru menikah maka aku akan mengecewakan kalian. Sungguh umi aku belum siap jika harus menikah secepat ini. Aku mohon umi tolong jelaskan kepad abi. Aku sangat menyayangi kalian. Hanya kalian yang aku punya. Tapi maaf jika harus menikah secepat ini.” ujar Husna merebahkan kepalanya di pangkuan uminya itu.

Umi Balqis pun mengusap lembut kepala putrinya yang di tutupi hijab lebar itu, “Umi mengerti kekhawatiranmu nak. Tapi umi dan abi yakin kau sudah siap untuk menikah. Nak, umi tahu ini berat untukmu tapi kami juga sudah tidak sanggup menolak lamaran untukmu lagi nak. Mereka sudah memilihmu jadi istri putra mereka yang baru saja kembali dari Mesir. Kau pikirkanlah dengan baik. Umi mau menemani abimu dulu.” Ujar Umi Balqis berdiri.

Husna pun menarik nafas kasar melihat punggung uminya itu yang menghilang di balik pintu. Husna segera berdiri dan meninggalkan ruang keluarga itu. Dia segera naik menuju lantai dua di mana kamarnya berada.

Dia segera membuka kamarnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya. Kamarnya ini adalah ruangan ternyamannya. Kamarnya adalah saksi semua keluh kesahnya. Dia menangis dan tertawa kamarnya ini adalah saksinya. Jika kamarnya dan seisinya itu bisa bicara mungkin mereka akan melaporkan apa yang dia lakukan di kamarnya itu kepada orang lain karena sudah tidak sanggup memori mereka menyimpan terlalu banyak rahasianya.

“Huh, Aku masih muda. Kenapa harus menikah secepat itu. Aku tahu abi dan umi melakukan ini demi kebaikanku. Mereka khawatir dan tidak ingin aku di tinggalkan sendiri. Tapi sungguh aku baik-baik saja. Aku menyayangi mereka. Tapi kenapa harus memaksaku menikah di usia ini.” ujar Husna frutasi.

Setiap dia kembali ke rumah pasti selalu saja pembahasan lamaran itu selalu menjadi topiknya. Lamaran itu mulai datang sejak usianya menginjak 19 tahun dan hingga kini. Lamaran itu selalu bergantian setiap bulannya. Jika lamaran satu di tolak maka akan datang lagi lamaran lainnya. Tidak pernah membuatnya tenang.

“Ya Allah ingin rasanya aku mengeluh padamu. Aku tidak sanggup dengan semua ini. Aku ingin berteriak dan mengatakan bahwa aku tidak sanggup. Aku ingin menyerah saja. Tapi aku sadar bahwa ini adalah ujian dan takdirmu padaku. Aku lahir menjadi putri abi dan umi sebagai pengobat kerinduan mereka. Aku juga tahu apa tanggung jawabku sebagai putri tunggal mereka. Aku akan bertanggung jawab atas takdirku. Namun kenapa ujian menikah ini datang secepat ini. Aku belum menginginkannya. Setidaknya datangkan setelah aku lulus. Mungkin aku akan mempertimbangkannya yaa Allah. Walaupun aku ingin kuliah S2.”

“Husna, apa yang kau lakukan. Kau mencoba tawar menawar dengan penciptamu. Dasar bodoh!” ucap Husna memukul keningnya.

Husna pun bangkit dari ranjangnya dan menuju meja belajarnya lalu mengambil sebuah album dari laci mejanya itu dan mulai menuliskan keluh kesahnya di sana. Yah buku harian adalah temannya.

Husna, bukan tidak ingin berteman atau bersosialisasi dengan teman-temannya hanya saja menurutnya hal itu akan menguras tenaganya yang bisa dia luangkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Husna dia selalu mengisi waktu luangnya menjadi penulis novel. Banyak novelnya yang sudah di terbitkan dan laku terjual. Banyak peminat untuk tulisannya itu. Dia mendapatkan pundi-pundi uang dari hasil menulisnya. Dia menabung hasil kerjanya itu karena semua kebutuhannya di penuhi oleh umi dan abinya. Bahkan apa yang di berikan oleh abi dan uminya itu sangat berlebihan untuknya dan selalu tersisa banyak.

Namun kenapa dia masih tetap menjalani hobinya sebagai penulis novel. Bukan karena tidak punya uang tapi karena di sana dia bisa menemukan dunianya sendiri. Dia bisa menjadi sutradara bagi tokoh novelnya. Dia bisa berteman dengan teman-teman pembacanya dan berinteraksi dengan mereka tanpa harus terlihat perfect. Dia bisa menjadi dirinya sendiri walaupun dengan identitas sebagai penulis. Husna merahasiakan dirinya dan memiliki nama pena sendiri.

“Terima kasih untuk hari ini temanku. Terima kasih sudah mendengarkan keluh kesahku hari ini. Aku menyayangimu.” Ujar Husna menyudahi tulisan di buku hariannya itu.

Setelah itu Husna melihat jam dan masih setengah jam lagi waktu sholat. Dia pun meraih laptopnya dan mulai menulis novelnya ke 12-nya yang bercerita seorang pengagum rahasia.

***

Di sisi lain, di sebuah kediaman yang berlantai satu. Ada seorang gadis yang saat ini bercerita dengan abangnya.

“Bang, penulis novel favoritku akan merilis buku barunya bulan depan. Aku harus mendapatkannya.” Ujar Zahra pada kakak laki-lakinya saat ini sibuk menata buku-bukunya.

“Apa novel karna Langit Senja lagi?” tanya Azzam tanpa menatap adiknya itu.

Zahra mengangguk, “Yah, dia adalah penulis favoritku. Aku ingin bertemu dengannya. Dia pasti sangat cantik.” Azzam segera memandang adiknya itu.

“Emang dia seorang gadis?” tanya Azzam.

Zahra mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu, “Zahra tak tahu tapi Zahra yakin dia pasti seorang perempuan. Pasti dia sangat cantik. Zahra akan meminta kepada Allah agar mempertemukan Zahra dengannya.” ucap Zahra.

“Apakah tidak ada yang tahu dia gadis atau pria?” tanya Azzam.

Zahra menggeleng, “Yah penulis favoritku itu sangat misterius. Aku sudah tergabung dalam grupnya tapi tidak ada yang tahu dia itu gadis atau pria. Tapi sekali lagi Zahra katakan dia pasti seorang gadis yang sangat cantik karena tulisannya itu sangat indah. Sudah ahh Zahra ke kamar dulu mau ikutan PO bukunya. Jangan lupa ya bang bulan depan.” Ucap Zahra segera berlari ke kamarnya.

Azzam pun diam lalu memandang sebuah buku, “Langit Senja? Siapa dia?”

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

😘😘😘

2023-08-24

0

Putri Minwa

Putri Minwa

mantap

2023-04-20

2

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 44
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 180
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 197
Episodes

Updated 197 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
44
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
197

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!